Mengapa Sepak Mula Liga Champions Ada yang Lebih Cepat?

17 September 2018 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah laga Liga Champions. (Foto: Wikipedia Italia)
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah laga Liga Champions. (Foto: Wikipedia Italia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelaran Liga Champions musim 2018/19 tinggal menunggu waktu. Namun, ada satu perubahan yang tampak di gelaran Liga Champions kali ini, yaitu soal perubahan jadwal.
ADVERTISEMENT
Per musim 2018/19, UEFA menetapkan aturan baru soal sepak mula fase grup Liga Champions. Jika lazimnya sepak mula fase grup dilaksanakan dalam waktu yang sama, pada musim ini, beberapa laga akan dilaksanakan dalam waktu yang berbeda. Jadi, akan ada dua kali sepak mula dalam satu hari pertandingan Liga Champions.
Lalu, bagaimana teknisnya dan mengapa perubahan jadwal ini dilaksanakan? Berikut adalah penjelasannya, dilansir Goal.
Soal teknis, fase grup Liga Champions menyajikan 16 pertandingan dalam setiap matchday-nya. Ke-16 pertandingan tersebut menggelar sepak mula dalam waktu yang sama, yakni dini hari WIB (kisaran pukul 02.00-pukul 03.00 WIB). Pengecualian terjadi untuk pertandingan yang digelar di Rusia, karena geografis yang sedikit berbeda dibanding negara Eropa lain.
ADVERTISEMENT
Namun, pada musim 2018/19 ini, UEFA menerapkan aturan baru soal sepak mula fase grup Liga Champions. Dari 16 pertandingan yang digelar, empat di antaranya digelar di waktu yang lebih cepat. Jadi, total 12 pertandingan akan ditayangkan pada kisaran pukul 02.00 dini hari WIB, sedangkan 4 pertandingan lainnya akan ditayangkan pada pukul 23.55 WIB. Metode penyiaran ini mirip dengan metode penyiaran Liga Europa.
Empat pertandingan yang akan digelar pada pukul 23.55 tersebut adalah laga Barcelona vs PSV, Inter Milan vs Tottenham Hotspur, Ajax vs AEK Athena, dan Shakhtar Donetsk vs TSG 1899 Hoffenheim. Rencananya, aturan ini akan diterapkan sampai musim 2020/21 mendatang. Setelah itu, UEFA akan meninjau efektivitas dari aturan ini, sebelum akhirnya aturan tersebut akan diteruskan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Lalu, kenapa aturan baru ini dirumuskan?
Pelaksanaan aturan baru soal jam sepak mula ini, dilakukan UEFA dengan mempertimbangkan banyak hal. Tapi, salah satu alasan yang utama adalah untuk meningkatkan pendapatan dari hak siar. Dengan adanya beda waktu sepak mula, maka akan lebih banyak pertandingan disiarkan di televisi. Makin banyak pertandingan disiarkan, makin banyak pendapatan yang didapat dari hak siar.
Bukan hanya itu saja, banyaknya pertandingan yang disiarkan juga akan meningkatkan rating dari siaran Liga Champions itu sendiri. Akan semakin sedikit persentase laga-laga besar bertabrakan jadwal. Penonton juga memiliki banyak pilihan perihal laga mana yang ingin mereka saksikan.
Modric mengangkat gelar Liga Champions ke-13 milik Madrid. (Foto: BENJAMIN CREMEL / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Modric mengangkat gelar Liga Champions ke-13 milik Madrid. (Foto: BENJAMIN CREMEL / AFP)
Selain soal pendapatan dari hak siar dan rating, penayangan pada pukul 23.55 WIB ini juga bertujuan agar Liga Champions dapat menggaet pasar Asia dan Australia. Dengan adanya siaran yang lebih awal, maka penonton Asia dan Australia bisa menyaksikan Liga Champions tanpa harus menunggu sampai larut malam. Siaran juga akan jadi bersambung dan tidak tertumpuk di satu waktu bagi penonton Asia dan Australia.
ADVERTISEMENT
Tapi, soal pemindahan waktu tayang ini tetap memiliki sisi negatif, salah satunya bagi suporter Eropa itu sendiri. Dengan jam yang dimajukan, maka akan sulit bagi suporter Eropa untuk menonton atau datang ke stadion, karena pada pukul 23.55 WIB (pukul 6 malam di waktu Eropa), para penonton masih dalam perjalanan pulang kerja.
Meski begitu, jika memang perubahan jadwal sepak mula Liga Champions ini dapat menggaet pasar global yang lebih luas, seperti pasar Asia dan Australia, tampaknya apa yang dilakukan UEFA ini sudah tepat.