Mengapresiasi Jorginho, si Penyeimbang Permainan Chelsea

3 Mei 2019 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jorginho tetap tampil trengginas walau alami cedera kepala. Foto: REUTERS/Ralph Orlowski
zoom-in-whitePerbesar
Jorginho tetap tampil trengginas walau alami cedera kepala. Foto: REUTERS/Ralph Orlowski
ADVERTISEMENT
Kata orang, heroisme tidak lagi punya tempat di dunia ini. Jorginho, rupanya, tak sepakat dengan keputusan ini. Baginya, jika pertandingan bisa dihayati dengan heroik, buat apa berlaga sebagai pecundang?
ADVERTISEMENT
Leg pertama semifinal Liga Europa 2018/19 antara Eintracht Frankfurt dan Chelsea menjadi arena yang membuktikan bahwa setiap pemain punya kesempatan untuk bertanding sampai batas terjauh yang mungkin bisa ia capai. Duel memang berakhir imbang 1-1. Tapi bagi Chelsea, pertandingan ini tak sekadar kisah berbagi angka.
Lima menit setelah babak kedua dimulai, ada insiden yang cukup mengkhawatirkan: benturan antara Jorginho dan Sebastian Rode di lini tengah ketika keduanya berupaya merebut bola dengan sundulan.
Jorginho menjadi pihak yang dirugikan karena insiden ini membuatnya cedera. Pelipisnya berdarah hingga laga dihentikan beberapa menit untuk prosedur pertolongan pertama.
Benturan antara Sebastian Rode dan Jorginho. Foto: Reuters/Lee Smith
Tak masalah jika Jorginho menepi, menghentikan laganya bersama Chelsea dan fokus pada cedera. Toh, itu bukan perkara tabu. Kemenangan memang penting, membela tim jadi kewajiban, tapi keselamatan pribadi adalah segalanya.
ADVERTISEMENT
Hanya, Jorginho peduli setan dengan dirinya sendiri. Selama pertolongan pertama sudah didapat dan ia merasa baik-baik saja, ia tak bakal mau menghentikan langkah berlaga bersama 'The Blues'.
Keputusan Jorghinho pada akhirnya melahirkan apresiasi dari kawan-kawannya sendiri. Bukan cuma karena kegigihannya untuk bertanding setelah insiden tadi, tapi juga karena performa vitalnya sebagai penyeimbang tim.
"Jorginho mendikte permainan. Ia seperti mengisap pemain-pemain lawan kepadanya sehingga saya memiliki ruang untuk berlari dan melepaskan serangan," seperti itu kata Ruben Loftus-Cheek soal performa Jorginho, dilansir Goal International.
Sekilas, catatan statistik Jorginho di laga ini--atau mungkin duel-duel lain--tak mengesankan. Tak ada upaya tembakan, tak ada assist, apalagi gol. Tapi, mencetak gol bukan tugas Jorginho. Di laga ini, ia berperan sebagai gelandang yang bertugas untuk menyeimbangkan permainan tim.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Loftus-Cheek mendeskripsikan keberadaan Jorginho sebagai sosok yang 'mengisap' pemain lawan sebenarnya cukup menarik. Ini penggambaran paling sederhana yang bisa kita gunakan untuk memahami seperti apa tugas Jorginho bersama Chelsea asuhan Maurizio Sarri.
Ketika bangunan serangan ada di fase awal, Jorginho punya tugas untuk melepaskan operan dan pergerakan tanpa bola. Fungsinya agar lawan fokus memusatkan tekanan pada satu titik saja. Ia seperti umpan yang mengalihkan fokus lawan. Dengan demikian, pemain lain macam Loftus-Cheek punya ruang yang cukup.
Selanjutnya, Jorginho mesti melancarkan operan ke titik lainnya supaya bola bisa mengalir ke area middle-third. Bila sudah ada dalam fase ini, tugas Jorginho bertambah. Ia harus bisa mengumpan ke gelandang yang posisinya lebih maju.
ADVERTISEMENT
Jorginho membantu pemain Frankfurt, Mijat Gacinovic, yang mengalami kram. Foto: Reuters/Lee Smith
Di sinilah ia juga menandai batas permainan kedua tim. Puncaknya, umpan yang mungkin saja dimanfaatkan rekannya untuk membuat assist bisa dilepaskan ketika serangan sudah tiba di sepertiga akhir.
Krusialnya peran Jorginho ditunjukkan dalam statistik berkaitan. Coba tengok catatan Whoscored yang menyebut bahwa Jorginho menjadi pemain di antara kedua tim yang paling banyak melepaskan umpan sukses, 64 umpan. Catatan ini dipegangnya bersama bek tengah Chelsea, Andreas Christensen. Satu umpan kunci juga dibuatnya di duel ini.
Fungsi gelandang bertahan di era Sarri memang menarik. Pemain di posisi ini tidak cuma bertugas memutus aliran serangan lawan, tapi juga menjadi elemen vital pada alur serangan Chelsea.
Pentingnya peran Jorginho juga diakui sang bek sayap, Cesar Azpilicueta. Bagi pemain berkebangsaan Spanyol ini, Jorginho acap menjadi sosok yang diandalkan saat tim berusaha mengendalikan pertandingan.
ADVERTISEMENT
"Saat tertinggal 0-1, kami mengalami sedikit masalah. Tapi, kami bisa mengakhiri babak pertama dengan baik. Bahkan di paruh kedua, kami berhasil membuat peluang yang lebih banyak daripada lawan. Kami sadar, kami tidak memulai laga dengan baik. Kami tidak mampu meredam tekanan mereka," jelas Azpilicueta, dilansir Goal International.
"Kami mencetak gol di saat yang tepat, yang mana begitu penting. Jorginho sangat penting bagi kami untuk tetap dapat mengontrol jalannya laga," jelas Azpilicueta.
Pertandingan semifinal Liga Europa antara Chelsea dan Eintracht Frankfurt. Foto: Reuters/Lee Smith
Laga leg kedua menjadi pertaruhan besar bagi Chelsea. Skor imbang 1-1 yang direngkuh di putaran pertama membuat kemenangan mutlak didapat di Stamford Bridge. Entah apa yang akan dilakukan Jorginho di pertandingan tersebut.
Yang pasti, seluruh penghuni Stamford Bridge berharap nyala Jorginho tak padam. Mereka ingin melihatnya turun lapangan, mengusahakan kemenangan bersama kawan-kawannya di atas panggung yang acap menjadi penebusan bagi mereka yang tak bisa berlaga di pentas terelite.
ADVERTISEMENT