Menggeledah Kebobrokan Pertahanan Manchester United

17 Oktober 2019 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manchester United telan kekalahan 0-2 dari West Ham United. Foto: REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Manchester United telan kekalahan 0-2 dari West Ham United. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
Total 132 juga poundsterling sudah dikeluarkan Manchester United demi memperkuat departemen pertahanan. 87 juta untuk Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka seharga 55 juta.
ADVERTISEMENT
Overrated? Enggak juga, sih. Wan-Bissaka masih aktif melancarkan tekel seperti di musim sebelumnya. Menurut data WhoScored, torehannya mencapai 5,2 per laga dan jadi yang tertinggi di Premier League.
Maguire, sementara itu, memang masih berada di bawah harapan. Namun, setidaknya ia menjadi yang terbaik di antara bek tengah United lainnya.
Eks pemain Leicester City itu paling aktif dalam memenangi duel udara dengan rata-rata 4,4 per laga --unggul jauh dari Victor Lindeloef di urutan kedua dengan 3,1. Pun demikian dengan rata-rata sapuan yang menyentuh 3,9.
Lantas, mengapa gerombolan Ole Gunnar Solskjaer itu begitu buruk dalam membendung serangan lawan?
Para pemain Manchester United di Piala Liga Inggris. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Sebenarnya, pertahanan United tak buruk-buruk juga. Mereka hanya kebobolan 8 gol sejauh ini, atau sebiji gol per laga bila dirata-rata --terbaik ketiga setelah Liverpool dan Sheffield United.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang kami bahas dalam artikel sebelumnya, bahwa lini tengah jadi masalah United hingga saat ini. Mereka lemah dalam mengontrol permainan, baik itu soal menyerang maupun bertahan. Selain miskin composure, mereka juga tidak memberikan proteksi kepada lini belakang.
Begini, Paul Pogba memang bisa meng-cover ketiadaan gelandang serang mumpuni dalam skuat United. Namun, mendorong pemain berdarah Guinea itu terlalu ofensif justru malah menimbulkan masalah baru: Celah di lini tengah.
Kian sulit karena gelandang macam Jesse Lingard, Juan Mata, dan Daniel James juga tak cukup aktif dalam melancarkan aksi bertahan. Terhitung cuma Andreas Pereira yang lumayan, karena mengemas rata-rata 1,7 tekel per laga.
Harry Maguire, Daniel James, dan Paul Pogba. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Dengan pemosisian Pogba yang intens berada di area lawan, artinya hanya tinggal satu pemain saja yang berperan sebagai gelandang bertahan. Ini terbukti menimbulkan masalah, khususnya bila lawan melancarkan serangan balik.
ADVERTISEMENT
Sialnya lagi, Pogba adalah pemain yang paling sering jadi sasaran para penggawa lawan. Sudah 14 kali ia kehilangan penguasaan bola di Premier League musim ini --tertinggi di antara rekan-rekan setimnya.
Gol Patrick van Aanholt di pekan ketiga lalu juga diawali dari kecerdikan para pemain Crystal Palace mencuri bola dari Pogba. Skema serangan balik itu kemudian membuat United takluk untuk pertama kalinya dari The Eagles di Premier League.
Sama halnya dengan gol teraktual ke gawang David De Gea yang dicetak Newcastle United. Diawali dari serangan balik lalu diakhiri dengan tendangan Matthew Longstaff dari luar kotak penalti.
Ini merepresentasikan rendahnya intensitas para pemain United untuk melakukan pressing serta pengorganisasian yang buruk.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja, Longstaff bisa leluasa melepaskan tembakan. Sementara tujuh orang pemain United menumpuk di kotak penalti. Problem transisi mungkin sudah sedikit teratasi, tapi belum untuk organisasi pertahanan.
Pertandingan antara Newcastle United melawan Manchester United di St James 'Park, Newcastle, Inggris, Minggu (6/10/2019). Foto: Reuters/Lee Smith
Bila merujuk titik lemah, sisi kiri pertahanan United adalah yang paling rawan. Solksjaer tak punya serep sepadan untuk Luke Shaw yang cedera.
Oke, Ashley Young memang cukup aktif dalam menyisir tepi lapangan. Namun, pemain yang pernah berseragam Aston Villa itu tak cukup ampuh dalam urusan bertahan. Rata-rata tekel dan intersepnya per laga tak genap menyentuh angka 1.
Perlu digarisbawahi, 3 dari 5 gol terakhir United di Premier League lahir dari sektor yang dihuni Young tersebut.
ADVERTISEMENT
Ashley Young dan Ole Gunnar Solskjaer usai laga melawan Chelsea. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Sialnya, langkah Solskjaer untuk menurunkan Axel Tuanzebe sebagai full-back kiri juga berakhir zonk --saat melawan Arsenal. Pressing yang dilakukan Nicolas Pepe sukses membuat pemain berusia 21 tahun itu melakukan blunder.
Umpan Tuanzebe justru mengarah ke Bukayo Saka--yang kemudian sukses mengirimkan umpan yang dikonversi dengan sempurna oleh Pierre-Emerick Aubameyang.
Satu lagi problem United, mereka masih belum bisa menangkal penyakit lemah set-piece. Terhitung sudah tiga kali gawang 'Iblis Merah' kebobolan lewat skema bola mati. Jumlah ini hanya kalah dari Everton dan Watford.
Pemain United dan Arsenal berduel. Foto: REUTERS/Andrew Yates
United akan meladeni laga berat pada Premier League pekan delapan, Minggu (20/10/2019). Adalah Liverpool yang jadi lawan mereka, pemimpin klasemen sekaligus satu-satunya tim dengan catatan kemenangan 100% di lima liga top Eropa.
ADVERTISEMENT
Nah, ini yang berbahaya. Liverpool punya nyaris seluruh fitur yang bisa melemahkan United. Dari konversi set-piece misalnya, The Reds adalah yang terbaik di Premier League musim lalu dengan total 20 gol.
Soal intensitas pressing dan serangan balik, kredibilitas pasukan Juergen Klopp itu tak perlu diragukan lagi. Ia punya sprinter macam Mohamed Salah dan Sadio Mane di garda terdepan, belum lagi dengan Georginio Wijnaldum dari lini kedua. Pemain yang diboyong dari Newcastle itu tengah on-fire karena sukses mengemas 3 gol dari 6 laga terakhirnya.
Pemain-pemain Liverpool usai merayakan gol Trent Alexander-Arnold. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
Oh, ya, tentu saja Liverpool bisa mengeksploitasi sisi kiri pertahanan United. Bukan cuma via Salah, tetapi juga melalui agresivitas Trent Alexander-Arnold dari sektor full-back.
ADVERTISEMENT
Pemain yang disebut belakangan itu berada di tempat nomor wahid soal penciptaan peluang. Rata-rata umpan kuncinya per laga menyentuh angka 3,5, Maka cukup logis andai Alexander-Arnold sudah mengemas 3 assist di lintas ajang musim ini.