Menguji Taji Ronaldo dan Cavani di 'Final Kepagian' Liga Champions

13 Februari 2018 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani. (Foto: Gabriel Bouys/AFP dan Reuters/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani. (Foto: Gabriel Bouys/AFP dan Reuters/Gonzalo Fuentes)
ADVERTISEMENT
Real Madrid dan Paris Saint Germain akan bertanding di laga bertajuk 'final kepagian', Kamis (15/2/18) dini hari WIB. Dikatakan demikian karena keduanya merupakan kandidat kuat peraih trofi Liga Champions, akan tetapi justru harus bertanding lebih dini pada babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Tentu saja bukan cuma kedua tim yang akan menjadi lakon utama pada laga yang bakal dihelat di Santiago Bernabeu itu, tapi juga panglima lini depan yang akan mendapatkan sorotan lampu di sana.
Los Blancos dengan Cristiano Ronaldo-nya, sedangkan Edinson Cavani jadi ujung tombak PSG. Keduanya menempati daftar teratas pencetak gol terbanyak di pentas Liga Champions. Ronaldo memimpin dengan 9 gol, 3 gol lebih banyak dari Cavani di peringkat kedua.
Lantas, siapa yang akan berpeluang menambah koleksi golnya di laga tengah pekan ini?
Ronaldo
Sebelum menakar peluang Ronaldo, akan lebih bijak untuk menimbang perannya terlebih dulu. Dari musim ke musim di Bernabeu, pemain yang mengawali kariernya bersama Sporting CP itu memang diutus untuk menjadi mesin gol Madrid --tak terkecuali musim ini.
ADVERTISEMENT
Total 11 gol sudah dihasilkan Ronaldo di ajang La Liga. Bisa ditebak, torehan tersebut menjadi yang terbanyak dibanding rekan-rekan setimnya. Bahkan raihan itu setara dengan jumlah gol Gareth Bale dan Isco jika dikalkulasi.
Itu baru di ajang La Liga, kontribusi Ronaldo pada panggung Liga Champions lebih dominan lagi. Dengan 17 gol yang diciptakan Madrid selama fase grup, artinya dia telah menyumbang lebih dari setengah total gol yang dicetak El Real.
Hal itu makin diperkuat dengan sumbangsihnya sebanyak 7 dari 18 gol yang dilesakkan Madrid dalam empat laga termutakhir di La Liga. Sampai di sini terlihat jika Zinedine Zidane amat mengandalkan Ronaldo sebagai pendulang gol dalam skuatnya.
Ronaldo merayakan golnya untuk Madrid. (Foto: Heino Kalis/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo merayakan golnya untuk Madrid. (Foto: Heino Kalis/Reuters)
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana tentang peluangnya menjebol gawang PSG?
Tak ada pemain PSG yang masuk dalam daftar absen. Artinya, Unai Emery akan menurunkan skuat terbaiknya ada laga tersebut, termasuk lini belakang.
Kuartet Dani Alves, Marquinhos, Thiago Silva, dan Layvin Kurzawa akan berbaris melindungi Alphonse Areola. Lima kali nama mereka masuk dalam starting line-up di ajang Liga Champions, tiga kali sudah PSG berhasil mengukir clean sheet, termasuk saat mereka menjinakkan dengan Bayern Muenchen di leg pertama. Jadi, bisa dibayangkan betapa kokohnya konstelasi pertahanan PSG.
Tapi bukan berarti klub yang bermarkas di Parc des Princes itu tanpa celah. Ketiadaan sosok gelandang bertahan murni akan membuka ruang bagi Ronaldo untuk membongkar pertahanan mereka. Kini Emery rutin menurunkan Giovani Lo Celso sebagai alternatif pengganti Thiago Motta --bahkan ketika eks pemain Barcelona tersebut sudah pulih dari cedera.
ADVERTISEMENT
Well, Lo Celso memang lebih aktif karena sukses mencetak dua gol dalam laga terakhir yang dilakoninya. Cukup logis, sebab pemain asal Argentina itu memang berposisi alami sebagai gelandang serang. Namun, justru itu yang bakal jadi bumerang kala berhadapan dengan tim seagresif Madrid.
Jadi, asa Ronaldo untuk mencetak gol akan makin besar andai Emery masih menurunkan Le Celso di laga sepenting ini, bukan Motta yang merupakan gelandang bertahan murni.
Cavani
Jika Ronaldo adalah harapan terbesar timnya sebagai pembobol gawang lawan, lain hal dengan Cavani. Bukan rahasia lagi jika posisinya sebagai juru gedor tak lagi tunggal setelah kehadiran Neymar.
Oke, Cavani memang masih menjadi topskorer tim dengan 21 gol, akan tetapi torehannya hanya unggul tipis dari Neymar yang sudah mengemas 18 gol. Bahkan, pemain termahal di dunia itu juga menyamai jumlah gol Cavani di ajang Liga Champions. Belum lagi dengan sosok Kylian Mbappe yang juga jadi andalan tim dengan 4 golnya di ajang yang sama.
ADVERTISEMENT
Suka tak suka, kehadiran dua pemain tersebut memengaruhi produktivitas Cavani. Buktinya, rasio gol Cavani mengalami penurunan jika dibandingkan musim lalu. Jika di Ligue 1 edisi 2016/2017 --mantan pemain Palermo itu membutuhkan 85 menit untuk mencetak satu gol-- di musim ini dia butuh waktu lima menit lebih banyak.
Kontribusi dalam empat laga terakhirnya bersama PSG bisa dijadikan acuan. Cavani hanya mencetak 2 gol dari total 15 gol yang dihasilkan PSG dalam dalam rentang waktu tersebut.
Selebrasi unik Edinson Cavani. (Foto: AFP/Franck Fife)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi unik Edinson Cavani. (Foto: AFP/Franck Fife)
Terlepas dari kenyataan bahwa Cavani bukanlah satu-satunya andalan PSG, peluangnya untuk mencetak gol makin terbuka lebar di laga nanti. Absennya Dani Carvajal karena larangan tampil jadi alasannya.
Dengan begitu lini kanan yang kemungkinan bakal diisi Nacho Fernandez atau Achraf Hakimi akan jadi mangsa yang empuk bagi Neymar. Ya, PSG memang cenderung intens mengarahkan serangannya dari sisi kiri yang dihuni pemain berusia 26 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Skema itulah yang jadi rahasia Emery saat mencukur Bayern tiga gol tanpa balas akhir September lalu. Neymar mencetak masing-masing satu gol dan assist. Sementara Cavani menyumbang sebiji gol.
Tak dapat dimungkiri Neymar lebih berpeluang mencatatkan namanya di papan skor Bernabeu ketimbang Cavani. Apalagi dengan sisi favorit Neymar yang juga jadi celah dalam lini pertahanan Madrid.