Menilik Kelemahan Timnas U-19 di Fase Grup Piala AFF

15 Agustus 2019 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizky Ridho dan beberapa pemain Timnas U-19 Indonesia lain berselebrasi usai mencetak gol penyama kedudukan pada laga melawan Myanmar. Foto: Angga Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rizky Ridho dan beberapa pemain Timnas U-19 Indonesia lain berselebrasi usai mencetak gol penyama kedudukan pada laga melawan Myanmar. Foto: Angga Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 Indonesia berhasil melaju ke babak semifinal Piala AFF U-18 2019. Anak-anak asuh Fakhri Husaini lolos sebagai juara grup bersama Myanmar sebagai runner up.
ADVERTISEMENT
Penampilan 'Garuda Nusantara' di babak grup cukup mengesankan. Dalam lima pertandingan yang dijalani, David Maulana dan kolega berhasil meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang. Catatan gol Timnas U-19 juga produktif dengan mengemas 20 gol dan hanya kebobolan empat kali.
Hanya karena merengkuh rangkaian hasil baik, bukan berarti Timnas U-19 kalis dari kelemahan. kumparanBOLA mencatat ada tiga hal yang perlu dibenahi oleh Fakhri menjelang pertandingan semifinal yang akan berlangsung pada 17 Agustus 2019.
Efektivitas Peluang
Timnas U-19 memang mencetak banyak gol di fase grup. Tapi, bukan berarti lini depan mereka tak mengalami masalah.
Gol-gol yang diciptakan oleh Bagus Kahfi dan kolega menurun tiap pertandingannya. Meski subur ketika bersua Filipina dan Brunei Darussalam, mereka kesulitan ketika berjumpa Laos dan Myanmar.
ADVERTISEMENT
Penyelesaian akhir memang menjadi kendala bagi tim didikan Fakhri. Kala melawan Laos, 'Garuda Nusantara' membuat sembilan upaya tembakan, tapi hanya berhasil mencetak dua gol.
Pesepakbola Indonesia Bagus Kahfi (tengah) mendapat ucapan selamat dari rekannya Sutan Zeco (kanan) dan Salman Arfarid, usai memasukkan bola ke gawang lawan saat bertanding melawan Laos pada penyisihan Grup A Piala AFF U-18 2019 di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh, Vietnam, Senin (12/8). Foto: ANTARA FOTO/Yusran Uccang
Catatan tak impresif juga diperlihatkan saat berjumpa Myanmar di pertandingan terakhir fase grup. Hanya satu dari lima tendangan mengarah gawang yang berhasil dikonversi menjadi gol.
"Anak-anak banyak kehilangan bola serta penyelesaian akhir masih lemah,” ujar Fakhri.
Masalah mencetak gol memang harus jadi perhatian bagi tim pelatih. Sebab, Timnas U-19 sudah cukup kaya akan variasi serangan. Mereka tak melulu menyerang lewat kedua sisi, tapi juga bisa melakukan kombinasi melalui Beckham Putra dan David Maulana yang bermain di tengah.
Koordinasi di Lini Belakang
Timnas U-19 memang cuma kebobolan empat kali selama fase grup. Namun, keempat gol yang bersarang murni karena kesalahan dari koordinasi lini belakang 'Garuda Nusantara'.
ADVERTISEMENT
Melawan Filipina, Alimar Ambong berhasil membobol gawang Ernando Ari karena lolos dari jebakan offside. Salman Alfarid yang berada di sisi kiri terlambat untuk maju sehingga Ambong tak masuk dalam perangkap.
Kejadian serupa juga terjadi ketika berjumpa Brunei. Rizky Ridho dan Muhammad Fadhil yang bermain sebagai bek tengah gagal melakukan perangkap kepada Muhammad Hakeme Yazid. Alhasil, penyerang bernomor punggung 10 itu langsung berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang dan mudah sekali menceploskan bola.
Koordinasi yang buruk juga terlihat di laga menghadapi Myanmar. Kali ini masalahnya ada di komunikasi antara Salman Alfarid dan Fajar Fathur Rahman. Keduanya yang berada di sisi kiri luput untuk menjaga Hein That Aung.
Dengan mudahnya That Aung meneruskan umpan silang dan membawa Myanmar unggul. Nah, kesalahan-kesalahan di lini belakang itu harus segera diantisipasi oleh Timnas U-19 karena di babak semifinal nanti mereka bisa saja bersua lawan berat seperti Malaysia, Australia, atau Vietnam.
ADVERTISEMENT
Faktor Kebugaran yang Pengaruhi Gaya Main
Bicara kelemahan Timnas U-19, tidak bisa tidak menyinggung sorotan Fakhri pada kebugaran.
"Yang menjadi catatan adalah faktor fisik karena jadwal piala AFF ini terlalu padat. Saya rasa Myanmar mengalami hal serupa," ucap Fakhri pada Rabu (14/8/2019).
Kondisi fisik ini juga yang mempengaruhi gaya main dari Timnas U-19. Ambil contoh dalam pertandingan pertama menghadapi Filipina. Di babak pertama, Timnas U-19 tampil ngebut dengan melepaskan pressing dalam intensitas tinggi.
Penampilan itu membuahkan lima gol ke gawang Filipina. Namun, permainan Timnas U-19 mengendur di babak kedua. Tak ada lagi pressing-pressing intensif seperti di paruh pertama.
Pelatih Timnas U-19, Fakhri Husaini. Foto: Alan Kusuma/kumparan
Akibatnya tak main-main. Lawan bisa menguasai permainan dan mengancam gawang Timnas U-19 yang dikawal Ernando Ari Sutaryadi dengan bebas. Winger Filipina, Bungas Pucholo, beberapa kali mengancam lewat kecepatannya.
ADVERTISEMENT
Hilangnya fokus ini juga yang membuat gawang Ernando kebobolan. Tendangan bebas Jacob Maniti berhasil diteruskan oleh Alimar Ambong ke dalam gawang. Dalam prosesnya, Alimar Ambong berdiri tanpa kawalan sehingga dengan mudah membobol gawang Timnas U-19.
***
Timnas U-19 seharusnya tak berpuas diri dengan catatan tak terkalahkan di fase grup. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus mereka perbaiki untuk bisa jadi yang terbaik di turnamen antarnegara se-Asia Tenggara ini.