Menimbang Lampard sebagai Arsitek Ideal Chelsea

17 Juni 2019 6:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Frank Lampard memimpin Derby County di laga melawan Norwich City. Foto: Getty Images/Nathan Stirk
zoom-in-whitePerbesar
Frank Lampard memimpin Derby County di laga melawan Norwich City. Foto: Getty Images/Nathan Stirk
ADVERTISEMENT
Chelsea telah resmi melepas Maurizio Sarri ke Juventus. Dengan kata lain, The Blues telah mengalami vacum of power alias belum memiliki nakhoda tim.
ADVERTISEMENT
Well, bisa dibilang Frank Lampard adalah kandidat nomor wahid untuk mengisi posisi tersebut. Menurut laporan The Times, Roman Abramovich selaku pemilik Chelsea telah menghubungi Lampard secara pribadi pada pekan lalu. Singkatnya, Lampard bakal diberikan kepercayaan sebagai pelatih selama dua musim.
Setidaknya ada dua alasan mengapa Lampard layak untuk mengemban tugas tersebut. Pertama, ia merupakan salah satu legenda hidup Chelsea. Nilai plus lainnya, ya, karena kecemerlangannya menangani Derby County. Ia berhasil mengantar The Rams finis di posisi keenam pada klasemen Divisi Championship musim lalu dan mengikuti play-off promosi ke Premier League. Yah, meski akhirnya Derby mesti gigit jari lantaran keok dari Aston Villa di partai pemungkas.
Frank Lampard yang tak henti-hentinya bersuara dari pinggir lapangan. Foto: Action Images via Reuters/Craig Brough
Oke, bisa dimengerti bahwa kualitas Divisi Championship berada jauh di bawah Premier League dan impresifnya Lampard sebagai arsitek Derby tak bisa menjadi tolok ukur tunggal.
ADVERTISEMENT
Namun, ada satu hal spesial yang Lampard miliki. Sesuatu yang bahkan tak dimiliki oleh Sarri maupun pelatih lainnya, yakni kedekatan. Kurang bagaimana coba, Lampard sudah mengabdi selama 13 tahun sebagai pemain Chelsea --angka yang sama dengan sumbangsih gelarnya. Hebatnya lagi, Lampard menjadi pemain yang paling banyak mencetak gol untuk klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut dengan 211 gol.
Jose Mourinho (kiri) dan Frank Lampard (kanan) ketika masih membela Chelsea. Foto: MICHAL CIZEK / AFP
Masalahnya, misi Lampard nanti tidaklah mudah. Chelsea diganjar larangan transfer oleh FIFA dalam dua periode bursa transfer --pada musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Belum lagi dengan kepergian pemain andalan mereka, Eden Hazard.
Dalam perspektif lainnya, larangan transfer itu bisa jadi nilai plus bagi Lampard. Beban untuk mendatangkan pemain bintang menjadi berkurang. Ya, sebagaimana beban moral yang dialami oleh juru taktik klub-klub raksasa lainnya.
ADVERTISEMENT
Khusus Chelsea, salah satu masalah laten mereka adalah bagaimana meredam ego para pemain. Kebiasaan menggonta-ganti pelatih dengan cepat menimbulkan efek samping tersendiri. Suka tak suka, pengaruh para juru taktik mereka seakan lemah di mata pemain.
Insiden Kepa Arrizabalaga pada babak adu penalti versus Manchester City di final Piala Liga jadi yang paling kentara. Bagimana kiper asal Spanyol itu tak acuh atas instruksi yang diberikan Sarri. Chelsea pun kalah dan gagal meraih trofi domestik tersebut.
Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, menolak digantikan. Foto: REUTERS/David Klein
Harry Redknapp, mantan pelatih Tottenham Hotspur yang juga paman Lampard, mengatakan bahwa keponakannya itu bakal menjawab kebutuhan Chelsea tersebut. Terkhusus soal meredam ego pemain dan menciptakan atmosfer positif di kamar ganti.
ADVERTISEMENT
"Dia akan memiliki otoritas nyata --dia tidak akan tahan omong kosong. Tidak ada dari mereka (pemain Chelsea) yang bisa memandang Frank dan berpikir 'Saya adalah pemain yang lebih besar, lebih baik darinya'," kata Redknapp kepada The Sun.
Lampard kala memperkuat Chelsea. Foto: Clive Brunskill/Getty Images
Oh, iya, jangan lupakan juga bila Lampard adalah salah satu pemain tercerdas di muka bumi. Nyatanya, nilai IQ pria berusia 40 tahun itu mencapai angka 150. Apabila Lampard sanggup melakukan hal-hal brilian di atas lapangan, itu seharusnya tidak mengejutkan. Toh, ia juga telah membuktikannya selama berkarier sebagai pemain.
Memang, ini kepandaian tak bisa menjadi garansi pokok untuk kesuksesan. Akan tetapi, bila Lampard mampu melakukan menuangkan kecerdasannya di lapangan, bukan tak mungkin ia akan melakukan hal-hal cerdas lainnya di pinggir lapangan bersama Chelsea nanti.
ADVERTISEMENT