news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menimbang Lima Gelandang Bidikan Manchester United

23 Mei 2019 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rakitic bertahan hingga 2021. Foto: Albert Gea/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Rakitic bertahan hingga 2021. Foto: Albert Gea/Reuters
ADVERTISEMENT
Manchester United mengalami musim yang sergut (lagi). Bukan cuma nirgelar, mereka juga gagal lolos ke Liga Champions musim depan.
ADVERTISEMENT
Masalah makin pelik karena 'Iblis Merah' kehilangan pilar vitalnya di lini tengah, Ander Herrera. Kontrak Herrera tak diperpanjang dan ia bisa bebas pergi klub mana pun musim panas ini.
Itu baru Herrera. Gelandang penting United lainnya, Paul Pogba, juga punya kemungkinan hengkang. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah laporan menyebut bahwa Pogba masuk dalam radar Real Madrid.
Padahal, lini tengah tergolong vital untuk menggerakkan tim mana pun. Kalau tidak punya dinamo seperti Herrera atau gelandang skillful yang jago mengkreasikan peluang macam Pogba, mau jadi apa United?
Well, United sendiri paham akan masalah mereka. Makanya, dalam beberapa pekan terakhir, mereka juga dikabarkan bergerak untuk mendatangkan gelandang anyar di bursa transfer musim panas ini. Siapa saja mereka? Bagaimana kecocokannya dengan United?kumparanBOLA telah menimbangnya untuk Anda.
ADVERTISEMENT
Ander Herrera (kanan) berbicara dengan Ole Gunnar Solskjaer setelah laga Manchester United vs Chelsea. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
Ivan Rakitic
Ivan Rakitic nyaris memenuhi seluruh kriteria gelandang yang dibutuhkan United saat ini. Kemampuan build-up serangan, transisi posisi yang rapi, dan piawai memanfaatkan peluang dari lini kedua jadi nilai jualnya.
Itu baru segi kemampuan, belum ditambah dengan pengalamannya mentas bersama pemain elite macam Lionel Messi, Luis Suarez, Neymar, Xavi Hernandez, dan juga Andres Iniesta.
Total 13 gelar didapatnya bersama Barcelona, termasuk 4 titel La Liga dan satu trofi Liga Champions. Oh, ya, Rakitic juga jadi pilar penting kesuksesan Kroasia finis sebagai runner-up Piala Dunia 2018.
Pemain FC Barcelona Ivan Rakitic mengangkat tropy La Liga Spanyol di stadion Camp Nou, Barcelona, Spayol. Foto: AFP/LLUIS GENE
Akan tetapi, bukan berarti United tanpa risiko saat mendatangkan Rakitic. Usianya sudah menyentuh 30 tahun dan ia juga belum pernah mencicipi atmosfer Premier League sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Lagipula, Barcelona dikabarkan mematok harga mantan penggawa Schalke 04 itu dengan banderol 55 juta poundsterling. Harga yang relatif mahal untuk ukuran pemain seusianya.
Adrien Rabiot
Bersama Marco Verratti dan Thiago Motta, Adrien Rabiot merupakan bagian dari komposisi terbaik lini tengah Paris Saint-Germain. Rabiot menjadi pemain nomor enam dan bisa berubah sesuai kebutuhan.
Kemampuan distribusi bola jadi nilai plusnya, meski ia tak buruk-buruk amat soal aksi defensif karena mencatat rata-rata 1,8 tekel dan 1 intersep per pada tiap laga Ligue 1 musim lalu. Tak ketinggalan 5 assist yang dibuatnya, terbanyak di antara gelandang tengah PSG lainnya.
Rabiot di laga vs Real Madrid. Foto: REUTERS/Paul Hanna
Sayangnya fakta di atas hanya tertuang di musim lalu, tidak untuk musim 2018/19. Rabiot tak lagi diturunkan PSG sejak Desember silam lantaran ogah memperpanjang masa baktinya di sana.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dipicu aksi Veronique Rabiot, ibu sekaligus agennya, yang terlalu aktif soal urusan kontrak anaknya.
Kevin Strootman
Ini menarik, sebab Kevin Strootman pernah jadi buruan United di era David Moyes dan Louis van Gaal. Spesialisasinya soal distribusi bola membuatnya masuk sebagai daftar ideal pengganti Michael Carrick.
Saking jagonya meredam serangan dan mengonversikannya dengan serangan balik lewat umpan-umpannya, Srootman sampai dijuluki La Lavatrice (mesin cuci).
Tak dimungkiri bahwa United masih membutuhkan gelandang box-to-box semacam ini. Pemain yang bisa menyeimbangkan lini tengah, kuat dalam bertahan dan aktif membantu serangan.
Gelandang AS Roma Kevin Strootman Foto: Gregorio Borgia/AP Photo
Akan tetapi, Strootman tak bisa difungsikan sebagai proyek jangka panjang. Usianya sudah menginjak 29 tahun, belum ditambah dengan cedera yang intens dialaminya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, bukan berarti mendaratkan Strootman bakal 100% mubazir. United masih bisa memfungsikannya sebagai tutor gelandang muda macam Scott McTominay.
Thomas Partey
Digadang-gadang lebih jago dari Paul Pogba, Thomas Partey mulai jadi salah satu bidikan United jelang musim 2019/20. Terlebih, klausul pelepasan gelandang Atletico Madrid itu terhitung murah, "cuma" 50 juta euro.
Secara karakteristik, Partey memang lebih baik ketimbang Pogba untuk urusan bertahan. Fisik yang kekar plus kecerdasan dalam membaca permainan lawan jadi kombinasinya. Di La Liga musim ini, Partey rata-rata berhasil mengukir 1,5 intersep per laga, terbanyak ketiga di timnya.
Kontribusinya dalam menyerang juga tak bisa dipandang enteng. Sudah 3 gol 4 assist dibuatnya di La Liga musim ini--terbanyak kedua setelah Griezmann. Angka-angka yang cukup merepresentasikan kualitasnya sebagai gelandang bertahan modern.
ADVERTISEMENT
Terlebih, urgensi United untuk menggaet gelandang tipikal petarung semakin tinggi usai kepergian Herrera. Demi melengkapi peran gelandang distributor macam Nemanja Matic, Fred, dan Scott McTominay.
Sean Longstaff
Bisa dimaklumi bila Sean Longstaff menjadi yang paling asing di antara kandidat lainnya. Ia baru saja memulai debutnya bersama Newcastle United Desember lalu.
Pengalaman seumur jagung tak lantas membuat Longstaff minim kontribusi. Bahkan, Rafael Benitez mulai rutin menurunkannya sebagai gelandang inti, dalam pakem dasar 5-4-1.
Kejelian melepaskan umpan panjang dan aksi tekel jadi dasar pertimbangan Benitez memfungsikan Longstaff. Sedikit berbeda dengan Isaac Hayden, yang diutus bergerak ofensif, ia diplot bermain lebih dalam. Untuk aksi menyerang, Longstaff mengakomodir Salomon Rondon dan Ayoze Pérez di lini depan via skema umpan lambung.
ADVERTISEMENT
Eric Dier diadang Sean Longstaff. Foto: Reuters/Dylan Martinez
Lalu, efektifkah Longstaff di United nanti?
Kemungkinan besar, iya. Apalagi, United juga belum sepenuhnya meninggalkan skema longball yang rutin diterapkan Jose Mourinho sebelumnya.
Belum lagi dengan faktor ekonomis, karena harganya yang berkisar antara 20 juta poundsterling dan tak butuh waktu lebih untuk beradaptasi--mengingat ia merupakan lulusan akademi Newcastle dan berasal dari Inggris.
Betul bahwa pembelian Longstaff adalah salah satu bentuk mengamankan bakat terbaik Inggris. Namun, perlu digarisbawahi bahwa United butuh lebih dari sekadar pemain berbakat saat ini, melainkan berpengalaman yang mampu mendongkrak performa tim.