Menimbang-nimbang Berbagai Opsi untuk Olivier Giroud

13 Juli 2017 14:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mau ke mana, Giroud? (Foto: Reuters/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Mau ke mana, Giroud? (Foto: Reuters/Charles Platiau)
ADVERTISEMENT
Tak terasa sudah lima tahun Olivier Giroud berkostum Arsenal. Well, lima tahun. Sudah selama itu memang penyerang Prancis itu mencoba peruntungan di London Utara. Namun, meski tak jarang menyelamatkan Arsenal dari lubang jarum, kontribusi Giroud tetap dianggap kurang.
ADVERTISEMENT
Sebelum bicara panjang lebar, mari kita mulai tulisan ini dengan statistik terlebih dahulu. Sejak diangkut dari Montpellier pada musim 2012/13 silam, Giroud sudah memperkuat Arsenal sebanyak 193 kali di Premier League dan Liga Champions. Dari sana, dia mampu mencetak 81 gol dan membukukan 29 assist.
Statistik itu memang sulit untuk dibilang buruk. Dibilang baik juga tidak bisa, tetapi jelas tidak buruk. Lumayan. Hanya sebatas itu.
Namun, ada satu hal yang kerap terlupakan. Dari 193 penampilan itu, 54 di antaranya dia lakoni sebagai pemain pengganti.
Awalnya, Giroud adalah penyerang utama Arsenal karena ketika itu hanya Giroud-lah penyerang mumpuni yang mereka miliki. Puncaknya adalah pada musim 2013/14 di mana dia selalu menjadi starter di 43 laga.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Giroud justru mampu berkontribusi lebih baik ketika dia sudah tergusur ke bangku cadangan seiring kedatangan Alexis Sanchez dan mencuatnya Alex Iwobi ke tim utama. Pada musim lalu, ketika dia hanya menjadi starter 11 kali, dia justru mampu mencetak 12 gol. Ini tentunya merupakan kontribusi yang tak bisa dinafikan begitu saja.
Nah, pada bursa transfer musim panas 2017 ini, Arsenal akhirnya mendatangkan penyerang baru dalam diri Alexandre Lacazette. Tak main-main memang kedatangan Lacazette ini karena Arsenal harus memecahkan rekor transfer mereka sendiri dengan mentransfer uang sejumlah 53 juta euro ke rekening Olympique Lyonnais.
Kedatangan sang kompatriot ini membuat Giroud waswas. Pemain yang pernah menjadi pencetak gol terbanyak Ligue 1 ini mengaku bahwa dia merasakan tekanan dengan hadirnya Lacazette. Pria 30 tahun ini, seperti dilansir ESPNFC, berkata bahwa dia bisa saja hengkang musim panas ini.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya sekarang ada dua. Pertama, apakah hengkang bakal menjadi keputusan terbaik untuk dirinya? Kedua, jika hengkang nanti, klub-klub manakah yang kira-kira bakal cocok untuk dirinya?
Usia Giroud sudah tidak muda lagi. Bulan September nanti, dia akan berulang tahun yang ke-31. Untuk seorang pesepak bola, usia demikian adalah lampu kuning bahwa karier profesionalnya, setidaknya di level tertinggi, tak lama lagi akan berakhir. Jika tak ada aral melintang, Giroud paling-paling hanya tinggal memiliki waktu lima sampai enam tahun lagi sebagai pemain profesional.
Kedatangan Lacazette mengancam Giroud. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kedatangan Lacazette mengancam Giroud. (Foto: Reuters)
Situasi yang dihadapi Giroud di Arsenal pun sudah jelas. Sejak musim lalu, khususnya, dia bukan lagi pemain utama. Terlepas dari segala kontribusinya yang masih krusial, Giroud adalah sosok tergantikan. Terlebih, Arsenal pun masih punya penyerang cadangan bernama Lucas Perez.
ADVERTISEMENT
Namun, pemain seperti Giroud tidaklah punya banyak peminat. Setidaknya, tidak banyak klub sekelas Arsenal yang membutuhkan atau menginginkan penyerang macam dirinya. Chelsea, misalnya, masih membutuhkan seorang penyerang utama, tetapi target mereka adalah Alvaro Morata dan Andrea Belotti yang lebih muda dan fleksibel.
Sebenarnya, Giroud bukanlah target man klasik yang hanya bisa ngendon di kotak penalti. Meski tak sebaik Romelu Lukaku, misalnya, kemampuan menahan bola dan melepas umpan milik Giroud sebenarnya terhitung bagus. Akan tetapi, Giroud tidaklah sefleksibel Lukaku yang lebih nyaman bergerak menyamping untuk membuka ruang.
Hasilnya, dengan memainkan Giroud sebagai penyerang, opsi sebuah tim dalam melancarkan serangan menjadi lebih terbatas. Inilah yang kemudian membuat Giroud tersingkir dan lebih kerap diturunkan untuk menjadi opsi di saat-saat genting. Namun, Giroud tentunya tidak puas dengan hal itu karena dia masih memiliki ambisi di tim nasional.
ADVERTISEMENT
Celakanya, Lacazette yang datang ke Arsenal ini juga merupakan penggawa Les Bleus. Ditambah penyerang-penyerang mapan seperti Karim Benzema (jika ada pelatih yang mau memanggil) dan Antoine Griezmann plus kemunculan Kylian Mbappe, posisi Giroud pun terancam jika gagal mendapatkan menit bermain yang cukup.
Giroud dengan tendangan kalajengkingnya. (Foto: Shaun Botterill/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Giroud dengan tendangan kalajengkingnya. (Foto: Shaun Botterill/Getty Images)
Di saat yang bersamaan, Arsenal sebenarnya masih membutuhkan Giroud sebagai pelapis. Apa yang diperbuat Giroud musim lalu adalah bukti bahwa satu opsi saja terkadang tidak cukup untuk meraih poin.
Namun, pilihan akhirnya bakal ada di tangan Giroud. Selain itu, Arsenal sendiri sudah memberi isyarat bahwa sang pemain boleh hengkang dengan menawarinya untuk tidak ikut tur pramusim sekalian. Giroud sendiri akhirnya memilih untuk tetap ikut di tur pramusim karena ingin tetap bersikap profesional.
ADVERTISEMENT
Lalu, apabila Giroud hengkang, klub mana yang kira-kira bisa jadi tambatan berikutnya?
Borussia Dortmund bisa menjadi opsi yang cukup prospektif bagi Giroud pribadi. Dengan rumor kepindahan Pierre-Emerick Aubameyang yang semakin kencang, besar kemungkinan bahwa Dortmund akan membutuhkan satu penyerang top musim panas ini. Namun, melihat bahwa pelatih Dortmund kini adalah Peter Bosz, rasanya agak muskil melihat Giroud berlabuh ke Westfalenstadion.
Opsi kedua, Tottenham Hotspur. Nah, ini menarik karena siapa, sih, yang tidak tahu kalau Spurs adalah rival abadi Arsenal? Tetapi begini. Situasinya adalah, Spurs sedang membutuhkan penyerang pelapis untuk Harry Kane karena Vincent Janssen yang didatangkan musim lalu ternyata melempem.
Kane, biar bagaimana pun, butuh pelapis sepadan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Kane, biar bagaimana pun, butuh pelapis sepadan. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Spurs yang akan berlaga di Liga Champions tentunya akan membutuhkan skuat yang cukup dalam dan Kane pun sesekali butuh dirotasi. Namun, lagi-lagi jika Giroud memilih opsi ini, dia harus mengalami nasib yang sama dengan apa yang kini dialaminya di Arsenal.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada pula Lyon. Ya, mengapa tidak? Sepeninggal Lacazette, Lyon kini belum lagi memiliki penyerang top yang bisa diandalkan. Dengan formasi 4-2-3-1, Giroud bakal menjadi opsi utama di tim asuhan Bruno Genesio tersebut. Akan tetapi, jika Giroud memilih Lyon, misalnya, dia harus rela tidak bermain di Liga Champions.
Walau begitu, kans Giroud untuk bersinar di Lyon sangatlah besar. Selain karena bakal jadi pilihan pertama, dia juga sudah pernah menaklukkan Ligue 1 sebelumnya. Jadi, opsi ini sebenarnya merupakan salah satu opsi terbaik yang bisa diambil pemain bertinggi 194 cm ini.
Nah, kira-kira begitulah gambaran masa depan Olivier Giroud saat ini. Dia bisa saja tinggal di Arsenal sembari berharap Lacazette bakal jadi pembelian gagal. Namun, tentunya opsi itu bakal penuh ketidakpastian. Kalaupun hengkang, Giroud bakal harus sangat berhati-hati dalam memilih pelabuhan selanjutnya. Salah-salah, nasibnya bisa jadi lebih buruk ketimbang saat ini.
ADVERTISEMENT