Menpora: Penghentian Kompetisi Sepak Bola Bukan Bentuk Intervensi

26 September 2018 6:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora RI, Imam Nahrawi di Raker Komisi X DPR RI dengan Kemenpora RI, Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (06/09/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menpora RI, Imam Nahrawi di Raker Komisi X DPR RI dengan Kemenpora RI, Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (06/09/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menegaskan bahwa keputusan untuk menghentikan kompetisi sepak bola Tanah Air selama dua minggu yang ditetapkan pada Selasa (25/9/2018), bukanlah bentuk intervensi pemerintah kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
ADVERTISEMENT
Penghentian sementara ini berangkat dari kasus tewasnya Haringga Sirla yang merupakan anggota Jakmania --kelompok suporter Persija-- akibat pengeroyokan di area parkiran Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9). Kala itu, ia hendak menyaksikan pertandingan Liga 1 antara tim kesayangannya dengan Persib.
Pemerintah melalui Menpora, Imam Nahrawi, mengutuk aksi kekerasan suporter yang kembali merenggut nyawa ini. Menurut data Lembaga Save Our Soccer (SOS)--sebuah lembaga swadaya yang memantau isu sepak bola nasional, Haringga adalah suporter ke-70 yang kehilangan nyawa akibat sepak bola.
Oleh karena itu, Imam menyebut kejadian ini bukan lagi sekadar persoalan sepak bola, melainkan telah menjadi peristiwa kemanusiaan bangsa. Karenanya, Imam menegaskan bahwa sudah tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mengurusi olahraga Indonesia yang tengah mengalami masalah agar bisa kembali kepada kaprahnya.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah menjadi tragedi nasional, maka saya sebagai penganggung jawab olahraga tidak akan diam. Ini bukan intervensi, tapi undang-undang memberikan mandat kepada saya untuk bertanggung jawab terhadap sistem keolahragaan nasional," ujar Imam di kantor Kemenpora.
"Selama dua minggu ke depan kami akan melakukan evaluasi mengenai upaya-upaya konkrit dan langkah-langkah yang dilakukan oleh PSSI. Pemerintah sebagai penanggung jawab olahraga sudah memutuskan untuk menghentikan liga."
Haringga Sirla. (Foto: Twitter/@alvinReparo)
zoom-in-whitePerbesar
Haringga Sirla. (Foto: Twitter/@alvinReparo)
"Seperti yang disebutkan tadi, dua minggu ke depan akan menjadi momentum untuk melihat, apakah ada perubahan mendasar supaya kejadian ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang," ujarnya menambahkan.
Intervensi pemerintah--khususnya di era Imam--bukanlah sesuatu yang asing. Pada 2015, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mencabut keanggotaan Indonesia sementara karena Kemenpora membekukan PSSI yang mengakibatkan tidak adanya kompetisi sepak bola.
ADVERTISEMENT
FIFA menilai bahwa pemerintah Indonesia sudah melakukan pelanggaran dengan mengintervensi federasi sepak bola yang tidak sesuai dengan Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA. Setahun berselang, FIFA kemudian mencabut sanksi setelah pembekuan PSSI dihentikan pemerintah.
Kendati pernah mengalami kondisi tersebut, Imam menegaskan langkah penghentian kompetisi sepak bola Indonesia selama dua minggu usai kasus tewasnya suporter terulang adalah keputusan terbaik. Harapannya, ada evaluasi menyeluruh dari pengelola liga dan federasi.
Koreografi Persib vs Persija di Stadion GBLA oleh Viking.  (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koreografi Persib vs Persija di Stadion GBLA oleh Viking. (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
"Apa yang terjadi pada suporter mungkin saja ada yang perlu dibenahi di federasi atau di klub. Sehingga saling menjaga dan bertanggung jawab. Pemerintah masih menggarisbawahi tagline PSSI yang berbunyi profesional dan bermartabat. Jika hukum ditegakan, regulasi dijalankan secara konsekuen dan komitmen, saya kira kita punya harapan lebih besar untuk masa depan sepak bola Tanah Air," tegas Imam.
ADVERTISEMENT
PSSI sendiri berada di jalur yang sama dalam menyikapi tragedi ini. Melalui jumpa pers yang digelar pada Selasa sore, Ketua Umum Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa kompetisi Liga 1 disetop sementara sampai menemukan solusi konkret agar kasus serupa tak terulang.