Menyakitkannya Pemecatan Ranieri

24 Februari 2017 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ekspresi manajer Leicester City, Claudio Ranieri, dalam sebuah pertandingan Premier League melawan Bournemouth. (Foto: Dan Mullan)
Setelah membawa Leicester City menjuarai Premier League musim lalu, Claudio Ranieri menemui nasib nahas: dipecat.
ADVERTISEMENT
Buruk, memang. Tapi, begitulah sepak bola modern, tidak punya banyak kesabaran untuk menolerir hasil buruk.
Pada musim 2014/2015, Jose Mourinho sukses membawa Chelsea menjuarai Premier League. Semusim berikutnya, Chelsea-nya Mourinho terjun bebas dan The Special One pun didepak sebelum musim berakhir.
Ranieri terbilang lebih “mendingan” karena masih bisa bertahan selama sembilan bulan, meskipun Leicester sendiri sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan sejak awal musim.
Dalam 10 pekan pertama Premier League musim ini, Leicester hanya mampu meraih tiga kemenangan. Buruknya, mereka menelan empat kekalahan pada 10 pekan perdana itu.
Sebagai pembanding, ketika The Foxes menjuarai Premier League musim lalu, mereka hanya kalah tiga kali sepanjang musim. Konsistensi seperti itu tidak mereka miliki lagi di 2016/2017.
ADVERTISEMENT
Di Liga Champions, Leicester memang tampil lebih baik. Mereka mampu memuncaki fase grup dengan mengangkangi tim yang lebih berpengalaman, FC Porto.
Namun, kekalahan 1-2 di leg I babak 16 besar dari Sevilla —kendatipun dengan satu gol tandang, kans Leicester belum habis— menjadi paku terakhir di peti mati Ranieri. Pria asal Italia itu didepak pada Jumat (24/2/2017) pagi WIB.
Leicester sendiri kini berada di posisi 17 klasemen sementara dengan koleksi nilai 21. Mereka hanya unggul satu poin di atas zona degradasi.
Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri. (Foto: Reuters)
Sebuah catatan memalukan untuk tim yang berstatus sebagai juara bertahan. Pemecatan Ranieri pun, sebenarnya, bisa dibenarkan.
Namun, beberapa pihak menganggapnya kelewatan. Dua pesohor di sepak bola Inggris, Gary Lineker (eks-striker Leicester dan Tim Nasional Inggris yang kini jadi presenter) dan Harry Redknapp (mantan manajer West Ham United), memberikan pendapat mereka.
ADVERTISEMENT
Leicester berjuang lepas dari degradasi. (Foto: Michael Regan/Getty Images)
Gary Lineker:
“Setelah melihat apa yang dilakukan Claudio Ranieri untuk Leicester City, memecatnya sekarang amat tak bisa dipercaya, tidak bisa dimaafkan, dan betul-betul menyakitkan.”
Harry Redknapp:
“Saya tidak terkejut. Tapi, saya kecewa.”
“Dia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Ketika timnya sedang terpuruk seperti sekarang, di mana semuanya dipertaruhkan, si pemilik panik dan membuat perubahan seperti itu.”
“Saya sedih melihatnya. Tapi, dia bisa pergi dengan kepala tegak.”