news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyambut 'Kepulangan' Solskjaer ke Old Trafford

25 Desember 2018 12:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ole Gunnar Solskjaer bersama maskot Manchester United (Foto: REUTERS/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer bersama maskot Manchester United (Foto: REUTERS/Darren Staples)
ADVERTISEMENT
Pada waktu-waktu paling sakral, saat kisah Natal sedang khidmat-khidmatnya diperdengarkan, sepak bola hadir dalam bentuknya yang lain, barangkali, dalam rupanya yang paling garang dalam perjalanan Ole Gunnar Solskjaer: Boxing Day di Old Trafford.
ADVERTISEMENT
Pemecatan Jose Mourinho membukakan pintu kepulangan bagi Solskjaer. Untuk sementara, ialah yang mengisi kekosongan di jabatan pelatih United. Berpredikat sebagai pelatih interim, Solskjaer mempersembahkan kemenangan 5-1 untuk United di laga pekan ke-16 Premier League 2018/19 melawan Cardiff City.
Seharusnya ini bukan kemenangan yang spesial-spesial amat karena di atas kertas seharusnya United memang jauh lebih unggul ketimbang Cardiff. Tapi, kata 'seharusnya' acap tak berlaku untuk 'Setan Merah' belakangan ini. Kekalahan tak terduga dan permainan buruk melawan tim-tim kecil menjadi makanan tak sedap yang mesti disantap skuat. Kesabaran manajemen sudah mencapai batasnya. Usai menelan kekalahan 1-3 dari Liverpool, Mourinho tersingkir dari Old Trafford.
Oke, Liverpool memang bukan tim lemah di sepanjang musim ini. Terlebih, mereka menjadi satu-satunya tim di Premier League 2018/19 yang belum bersinggungan dengan kekalahan. Namun, semua tahu setinggi apa gengsi laga yang mempertemukan Liverpool dan United. Kalaupun United tidak dapat menang, seharusnya mereka tidak bermain buruk.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Manchester United merayakan gol Solskjaer di laga final Liga Champions 1998/99 vs Bayern Muenchen. (Foto:  Action Images via Reuters / File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester United merayakan gol Solskjaer di laga final Liga Champions 1998/99 vs Bayern Muenchen. (Foto: Action Images via Reuters / File Photo)
Berangkat dari buruknya permainan United belakangan, kemenangan atas Cardiff menjadi pencapaian spesial. Harapan untuk melihat United kembali menjadi United yang disegani itu pun meninggi kembali.
Maka, keberhasilan Solskjaer menuntaskan tugas pertamanya dengan berkelas diikuti dengan harapan sejuta umat Old Trafford untuk kembali menutup laga Boxing Day dengan kemenangan. Apalagi, pertemuan dengan Huddersfield Town pada Rabu (26/12/2018) menjadi 'kepulangan' pertama Solskjaer ke Old Trafford sebagai manajer interim United.
"Tentu saja kami berusaha menjaga emosi, apalagi saya datang ke sana (Old Trafford) dengan mengemban sebuah tugas. Saya harus fokus. Pertandingan ini tidak akan berjalan dengan mudah, tapi saya berusaha mencari solusi yang terbaik untuk melakoni laga di Old Trafford ini," jelas Solskjaer kepada Skysport.
ADVERTISEMENT
Belum menjejak ke Old Trafford saja, sambutan meriah sudah diberikan kepada suporter United di laga melawan Cardiff. Bahkan, 'pesta' penyambutan serupa sudah dirancang untuk kembali muncul di tribune barat Old Trafford, Stretford End. Tidak ada yang menjamin apakah laga ini akan berakhir sebagai kemenangan atau kekalahan kandang pertama untuk Solskjaer. Yang jelas, terlepas apa pun hasilnya nanti, dukungan suporter ini diakui Solskjaer sebagai amunisi yang begitu membantunya saat memimpin United.
Terlebih, walaupun berstatus sebagai mantan penggawa United yang notabene memiliki pengenalan mendalam akan klubnya ini, keraguan tak lantas menjauh begitu saja. Bahkan, komentar yang cenderung meragukan kapasitasnya ini justru datang dari Gary Neville yang juga berpredikat sebagai mantan rekan setimnya. Dalam wawancaranya, Neville menilai bahwa usia kepelatihan Solskjaer di United tidak akan berlangsung lama.
ADVERTISEMENT
Manchester United merayakan kemenangan 5-1 atas Cardiff City. (Foto:  REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester United merayakan kemenangan 5-1 atas Cardiff City. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Alih-alih meresponsnya dengan kelewat serius, Solskjaer lebih suka untuk menanggapinya dengan santai. Toh, hingga sekarang, ia memang berpredikat sebagai pelatih interim. Lagipula, di balik segala omongan 'tajamnya' itu, Neville tetaplah Neville yang Solskjaer kenal.
"Kami memiliki suporter terbaik di dunia. Tentu saja saya menyadari bahwa saya memiliki sejarah bersama klub ini--tapi spanduk itu memang membuat semuanya terasa spesial. Saya hanya berharap dalam lima bulan ke depan bisa tetap memberikan yang terbaik untuk klub ini sehingga mereka tetap mau menyanyikan nama saya walaupun ada orang lain yang datang ke sini," ucap Solskjaer
"Soal Gary (Neville) saya tidak khawatir. Dulu selama 11 tahun saya selalu duduk di sebelahnya di ruang ganti. Kita semua tahu siapa Garry. Sekarang ia dibayar untuk memberikan opininya dan memang itulah yang seharusnya ia lakukan. Saya tidak berbeda dibandingkan dengan siapa pun atau manajer mana pun. Saat kamu memimpin tim di suatu pertandingan, ada tanggung jawab yang harus kamu selesaikan dengan baik. Namun, tugas saya sekarang adalah untuk membawa para pemain menikmati permainannya sendiri," jelas Solskjaer.
ADVERTISEMENT