news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyelisik Bongkar Pasang Pemain Asing Persija

26 Februari 2019 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jahongir Abdumuminov, pemain baru Persija Jakarta. Foto: Dok. Media Persija
zoom-in-whitePerbesar
Jahongir Abdumuminov, pemain baru Persija Jakarta. Foto: Dok. Media Persija
ADVERTISEMENT
Kontrak pemain di sepak bola Indonesia masih menjadi hal yang penuh polemik. Pemutusan tiba-tiba hingga misteri bernama prakontrak menjadi hal lumrah untuk mengakali kontrak atau menghindari kerugian.
ADVERTISEMENT
Banyak klub memutar otak di awal 2019. Karena saat Piala Indonesia masih bergulir, Liga 1 justru sudah kelar. Padahal, ikatan kontrak cuma berlangsung sampai akhir kompetisi liga atau Desember 2018 lalu.
Alhasil, sistem prakontrak pun dijalankan dengan dalih menyeleksi pemain sebelum kompetisi, tapi sekaligus bisa menggunakan sang pemain tampil di Piala Indonesia.
Baru-baru ini kontrak dua pemain asing Persija pun tampak misterius. Pada 11 Januari lalu, 'Macan Kemayoran' dengan bangga meresmikan kedatangan Jahongir Abdumuminov (Uzbekistan). Seminggu berselang giliran Vinicius Lopes alias Neguete diperkenalkan.
Dua nama itu kemudian tampil di pergelaran Piala Presiden. Namun, seiring berjalannya waktu pelatih Ivan Kolev menganggap performa mereka tak memuaskan.
Jahongir dan Neguete pun resmi didepak beberapa hari lalu. Penggantinya, manajemen mendatangkan Rohit Chand dan Steven Paulle. Perihal pemutusan kontrak Jahongir dan Neguete pun dibenarkan Ferry Paulus selaku Presiden Persija.
ADVERTISEMENT
Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus. Foto: Dok: Persija
“Iya kami putus. Sampai hari ini komunikasi untuk dilepas sudah oke. Menurut pelatih dan jajarannya secara kualitas kurang,” kata Ferry, Senin (25/2/2019).
Menariknya, pemutusan hubungan itu menurut Ferry tak menyalahi aturan. Tak ada klausul lepas yang mesti dibayar Persija terkait hal tersebut.
Ya, kabar itu tentu memunculkan tanda tanya. Pasalnya, kedua pemain tadi sudah meneken kontrak selama satu musim pada awal kedatangannya ke Persija.
Jadi, bagaimana mekanisme Persija dalam menceraikan kedua pemain asing tersebut? Berapa pula kompensasi yang disetor ke rekening mereka?
“(Ada klausul untuk) pemain yang menit bermainnya dalam kompetisi kurang dari 10 persen. Si pemain punya izin diberhentikan dan kompensasinya kalau tidak salah dua kali gaji. Namun, ini ‘kan belum masuk agenda resmi, baru turnamen saja. Jadi, ada ruang untuk negosiasi,” ujar Ferry.
ADVERTISEMENT
Keanehan tak berhenti di situ. Ternyata, Persija masih berharap Neguete dan Jahongir bisa dimainkan di Piala Indonesia atau Piala Presiden meski sudah memutus kontrak.
“Banyak ajang beruntun sebelum kompetisi, seperti Piala Presiden, Piala Indonesia, dan Piala AFC. Harapannya, kedua pemain masih bisa kami pakai di Piala Indonesia. Skuat jadi lebih banyak. Soalnya agenda sangat padat dan mepet. Kalau jadwal Piala Indonesia rilis dalam waktu dekat, kami mau bernegosiasi dengan yang bersangkutan supaya bisa pakai lagi,” tutur Ferry.
Pemain Persija Jakarta, Jahongir Abdumuminov. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Rasanya kasus semacam Persija ini mesti disikapi serius oleh PSSI. Memang kompetisi baru akan bergulir pada awal Mei. Jendela transfer berikut pendaftaran pemain untuk liga pun baru dibuka pada 15 Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Namun, perlindungan terhadap pemain harus dilakukan. Memutuskan kontrak sebelum kompetisi menjadi hal lumrah dan dibenarkan. Padahal, jika menilik kasus Persija, si pemain sudah teken kontrak satu musim. Toh, kalau demikian, si pemain sendiri yang disibukkan mencari klub baru dengan waktu mepet.
Semuanya memang masih tanda tanya, apakah si pemain yang tidak membaca klausul, atau memang ini akal-akalan klub supaya tak merugi.