Menyoal Kinerja Wasit di Indonesia di Mata Bayu Gatra

5 Juni 2018 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wasit (Foto: taniadimas)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wasit (Foto: taniadimas)
ADVERTISEMENT
Persoalan kinerja wasit di kancah sepak bola Indonesia memang selalu punya cerita yang tak pernah habis untuk dikupas. Hingga pekan ke-12 penyelenggaraan kompetisi Go-Jek Liga 1, persoalan klasik menyoal ketidakpuasan pelaku sepak bola masih saja menjadi topik hangat.
ADVERTISEMENT
Masih segar betul dalam ingatan bagaimana Annas Apriliandi yang mengesahkan gol handball Diego Assis kala Persela Lamongan berjumpa Persija Jakarta pada 20 Mei lalu. Padahal, dalam tayangan ulang, asisten wasit sudah mengangkat bendera tanda pelanggaran, tetapi wasit asal Jawa Barat tetap dengan putusannya mengesahkan gol tersebut.
Persija kadung geram. Laporan terhadap kinerja sang pengadil segera diajukan kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) karena dianggap merugikan Persija. Tetapi, hingga detik ini, protes tak kunjung mendapat respons dan tenggelam seketika.
Serupa tetapi tak sama, kejadian seperti ini juga sempat dialami oleh salah satu penggawa Madura United, Bayu Gatra, ketika menjalani beberapa pertandingan.
"Waduh susah, ya, kalau mengomentari wasit ini," ujar Bayu ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).
ADVERTISEMENT
"Kadang ada momen seharusnya offside, tetapi malah tidak offside. Dari hal sederhana itu saja sudah kelihatan bagaimana wasit kita bekerja," katanya menuturkan.
Persoalan lain yang pernah dialami oleh penggawa asal Jember, Jawa Timur, ini ketika pertandingan tidak ditayangkan secara langsung di televisi. Bayu berkisah bahwa ia sempat mengalami kejadian kurang menyenangkan ketika melakoni laga tandang di salah satu klub di Kalimantan.
"Parah sekali kalau sudah away ke sana. Apalagi kalau nggak siaran langsung, ada kejadian yang seharusnya penalti, tapi dia diam saja, cuek-cuek saja. Kan ini sudah parah."
"Mungkin itu juga yang harus disikapi oleh semua elemen sepak bola, termasuk saya sebagai pemain, yakni menjunjung azas fairplay. Ketika pemain salah, dihukum sama Komdis (Komisi Disiplin). Tetapi, kalau wasit salah ambil keputusan, bagaimana? Ada hukuman?" ujar eks penggawa Mitra Kukar ini.
ADVERTISEMENT
Madura United vs Perseru Serui (Foto: M Risyal Hidayat/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Madura United vs Perseru Serui (Foto: M Risyal Hidayat/Antara)
Dampak yang dimunculkan oleh putusan-putusan wasit yang terkadang menyulut kontroversi, lanjut Bayu, tak pelak memengaruhi hasil laga tandang bagi tim tamu.
"Ya, gimana nggak? Ketika wasit bisa ditekan tim tuan rumah untuk bisa memberikan kemenangan, pasti akan terjadi saat tim itu melakoni laga away: Oh, jadi kami dicurangi di laga away, nih. Oke, lihat nanti pas main di kandang kami, ya, kami balas."
"Dan begitu terus. Ya, kapan sepak bola kita maju? Kapan bisa bersaing dengan negara-negara tetanggalah istilahnya? Jadi, saya rasa perlu adanya pembenahan," kata dia menjelaskan.
Pada putaran kedua musim kompetisi musim 2017 lalu. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sempat mendatangkan wasit asing untuk memimpin laga Liga 1. Hasilnya memang belum memenuhi harapan publik sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
Paling nyata adalah aksi wasit Shaun Evans kala memimpin laga Persija melawan Persib, 3 November 2017 lalu. Bagaimana mungkin, saat laga masih menyisakan tujuh menit jelang bubar, pengadil asal Australia itu menghentikan laga?
Shaun Robert Evans, wasit Australia di Liga 1 (Foto: @ALeague)
zoom-in-whitePerbesar
Shaun Robert Evans, wasit Australia di Liga 1 (Foto: @ALeague)
"Nah, kan sama saja, kan? Mau lokal maupun asing? Sekarang saatnya kita belajar sama-sama, karena di kompetisi kita ini, kinerja wasitnya masih belum setara dengan wasit-wasit luar."
"Begini saja contohnya. Ketika dalam situasi sepak pojok, ketika pemain tim tuan rumah memeluk pemain tim tamu, kemudian terlibat aksi dorong, bagi sebagian wasit luar itu sudah dianggap pelanggaran. Tetapi pada wasit kita, apa yang dilakukannya?"
"Jadi kalau mau maju, ayo perbaiki lagi pelan-pelan. Sebenarnya, perangkat pertandingan kita sudah bagus-bagus, kok," kata Bayu menutup.
ADVERTISEMENT