news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyoal Merosotnya Kompetisi Indonesia di Peringkat AFC

20 Desember 2017 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sriwijaya FC di Liga Champions Asia. (Foto: JUNG YEON-JE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya FC di Liga Champions Asia. (Foto: JUNG YEON-JE / AFP)
ADVERTISEMENT
Perdebatan terkait kompetisi mana yang paling baik di Asia nampaknya berakhir di situs resmi Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) karena dalam situs resminya, AFC mengumumkan peringkat kompetisi Asia.
ADVERTISEMENT
Kompetisi Uni Emirat Arab menempati peringkat pertama di Asia dengan poin 95,94. Disusul oleh Korea Selatan (87,48), China (86,671), Arab Saudi (84,269), dan Jepang diperingkat kelima dengan poin 83,464.
Lalu bagaimana dengan kompetisi Indonesia ?
Kompetisi Indonesia sendiri berada di peringkat ke-24 Asia dengan poin 16,871. Bila disandingkan dengan kompetisi di Asia Tenggara, Indonesia hanya berada di peringkat keenam. Hanya unggul atas Myanmar, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.
Sedangkan diperingkat pertama ada kompetisi Thailand dengan poin 42,827. Di bawahnya bertengger kompetisi Malaysia (30,233), Vietnam (27,434), Filipina (20,894), dan Singapura (17,132).
Well, data di atas sudah menggambarkan bahwa kompetisi Indonesia sebenarnya tak lebih baik dari kompetisi negara sebelah. Yang tentunya akan mengakhiri debat kusir terkait kompetisi mana yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tahun sebelumnya, kompetisi Indonesia berada di peringkat ke-21, dan tentunya lebih baik dari kompetisi Singapura. Turunnya peringkat Indonesia ini kemudian akan berdampak pada jatah klub di kompetisi Asia.
Turun tiga peringkat, Indonesia tetap mendapat jatah satu slot di babak pertama kualifikasi Liga Champions Asia. Namun, di ajang AFC Cup, Indonesia hanya memastikan satu klub saja yang langsung masuk ke fase grup, sedangkan satu klub lagi harus memulainya di babak kualifikasi. Hitung-hitungan terkait jatah klub di kompetisi Asia ini akan diterapkan pada 2019 nanti.
Nah, yang menjadi pertanyaan besar ialah indikator apa saja yang menjadi pertimbangan AFC dalam memberikan poin untuk setiap kompetisi. Berdasarkan tabel lengkap dari AFC, ada dua indikator yang dapat menjadi poin bagi setiap kompetisi.
ADVERTISEMENT
Poin pertama berasal dari hasil klub dari kompetisi bersangkutan yang berpartisipasi dalam empat tahun terakhir di ajang Liga Champions Asia maupun AFC Cup. Poin yang dihasilkan dari setiap klub ini mendapat presentase 90% dari total poin. Lalu, 10% total poin berasal dari peringkat negara bersangkutan di tabel FIFA.
Merosotnya kompetisi Indonesia tak lepas dari tidak ikut sertanya klub di kompetisi Asia. Dalam dua terakhir, klub Indonesia tidak meyumbangkan satu poin pun. Sedangkan poin terbesar disumbangkan oleh Persipura Jayapura yang mendapatkan 1,348 poin ketika menjadi semifinalis AFC Cup pada 2014 lalu.
Aksi Persipura di AFC Cup 2014. (Foto: YASSER AL-ZAYYAT / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Persipura di AFC Cup 2014. (Foto: YASSER AL-ZAYYAT / AFP)
Bila mengukur prestasi klub di kompetisi Asia, tentunya Indonesia tidak dapat berbicara banyak, khususnya di Liga Champions Asia. Terlepas dari sumbangan poin dan prestasi klub, sebenarnya kompetisi Indonesia tidak dapat disandingan dengan kompetisi Korea Selatan, Jepang, Australia maupun Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kompetisi Indonesia masih berkecimpung dalam kubangan masalah gaji pemain dan juga insfrastruktur. Masalah seperti ini memang pernah melanda kompetisi Jepang, namun itu terjadi pada 1999. Kala itu, banyak klub Jepang yang mengalami masalah keuangan dan hampir dibubarkan.
Federasi Sepakbola Jepang (JFA) memutuskan untuk menciptakan divisi dua. Setelah J1, Jepang juga menciptakan J2 --dan kini ada J3. Dengan tidak ketatnya persyaratan, banyak klub yang masih dapat berkompetisi. Keputusan ini diterapkan dengan ketat oleh federasi sehingga tidak ada klub yang berlaga di kompetisi teratas mengalami masalah keuangan.
Hasil dari ketegasan ini sudah dapat disaksikan bersama-sama, banyak klub Jepang yang menjadi raksasa Asia, sebut saja Urawa Red Diamonds yang saat ini bertengger di peringkat sembilan klub terbaik AFC.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Indonesia, masih banyak toleransi yang diberikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) agar klub dapat terus berlaga di kompetisi. Dan ini masih terjadi hingga saat ini. Pertanyaannya, mau sampai kapan?