Menyoal PES, eSport yang Siap Berlaga di Asian Games 2018

25 Juni 2018 14:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bermain Video Game (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bermain Video Game (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Sebagian orang menganggap game tak begitu penting. Hanya sekadar pelepas penat dari rutinitas yang ada. Dilakukan dengan santai pada saat jam lengang. Tidak perlu banyak tenaga yang dibutuhkan untuk bermain game toh hanya untuk main-main saja. Tidak ada keseriusan yang berlebih saat bermain game.
ADVERTISEMENT
Tapi, anggapan itu sebaiknya cepat-cepat ditinggalkan. Karena saat ini, game sudah menjadi komoditi penting dalam kehidupan. Game sudah masuk cabang olahraga dewasa ini. Elektronik Sport (eSport) sebutan untuk cabang olahraga elektronik yang sudah diakui dunia. Untuk di Indonesia, Kemenpora, KONI, dan KOI sudah mengakui adanya eSport.
eSport sejatinya sama dengan cabang olahraga khususnya dari segi struktur dan tingkatan pertandingan. Namun, atlet-atlet eSport tidak bertanding secara fisik tapi mereka bertanding strategi. Menentukan pemenang lewat kecerdasan. Para atlet pun tak perlu bertatap muka untuk bertanding. Tinggal berada di depan PC/Laptop maka pertandingan bisa dilaksanakan.
Indonesia sendiri sudah mempunyai lembaga yang mewadahi eSport ini. IeSPA namananya singkatan dari Indonesia eSport Association, terbentuk karena terinspirasi dari berkembangnya eSport di tahun 2000. Awal berdirinya IeSPA diprakasai oleh komunitas gaming dari beberapa kalangan, baik dari provider game, forum game, dan beberapa klan gaming di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kini, IeSPA sudah memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia. Jaringan yang mereka miliki sudah sangat luas.
IeSPA juga telah menjadi anggota federasi eSport International (IeSF). Setiap ada event dan pertemuan yang diadakan oleh IeSF, IeSPA akan diikutsertakan dan bisa berpartisipasi dengan mengirimkan delegasi untuk mengikuti cabang-cabang eSports yang dipertandingkan secara internasional.
Perkembangan olahraga elektronik di dunia memang sudah sangat pesat. Wacana bila eSport akan masuk ke Olimpiade tahun 2024 pun mencuat.
Tidak menganggetkan memang karena eSport sudah menjadi cabang olahraga. Dan pada Asian Games 2018 ini, eSport akan dipertandingkan.
Memang, eSport masih akan cabang eksebisi. Juara 1,2, dan 3 akan mendapatkan medali tetapi tak dihitung ke dalam klasemen. eSport sendiri baru pertama kali dimainkan di Asian Games 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Philippe Coutinho di game PES 2019. (Foto: Konami)
zoom-in-whitePerbesar
Philippe Coutinho di game PES 2019. (Foto: Konami)
Ada enam game yang akan dimainkan di Asian Games 2018. Game-game tersebut ialah Arena of Valor (AOV), Pro Evolution Soccer (PES), League of Legends, Clash Royale, Hearthstone, dan Starcraft 2.
Untuk game PES, ada delapan negara yang akan bertanding di Asian Games 2018 ini yakni Malaysia, Jepang, Iran, Hongkong, India, Vietnam, Kazakhstan, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Setiap negara akan diwakili oleh dua atlet.
Sistem kompetisi PES cukup sederhana. Nantinya, para peserta akan dibagi ke dalam dua grup dalam format round-robin. Satu pertandingan akan memainkan tiga gim yakni 1 lawan 1, 2 lawan 2, dan 1 lawan 1. Dua tim paling atas di masing-masing grup akan langsung bermain di laga final.
ADVERTISEMENT
Nah, dalam pertandingan final peraturan sedikit berbeda. Bila pada babak penyisikan ada tiga gim yang dimainkan, kalau di final kedua tim akan bermain sebanyak lima kali.
Layaknya turnamen bulutangkis beregu, bila sudah ada tim yang unggul tiga gim maka dinyatakan sebagai pemenangnya.
Menarik melihat kiprah eSport di ajang olahraga multievent ini. Tentu, Asian Games 2018 bisa menjadi batu loncatan yang baik untuk eSport mendunia dan tak dipandang sebelah mata.