Menyoal Rapor Merah Timnas U-19: Finishing Touch

11 Oktober 2018 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas U-19, Witan Sulaeman, melewati adangan pemain-pemain Timnas China U-19. (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A.)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas U-19, Witan Sulaeman, melewati adangan pemain-pemain Timnas China U-19. (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A.)
ADVERTISEMENT
Tak ada penyelamatan gemilang, yang ada adalah penyelesaian akhir yang buruk. Itulah pernyataan legenda Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, yang cocok untuk menggambarkan rapor merah Timnas U-19 Indonesia usai keok 1-2 dari Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Wibawa Mukti, Rabu (10/10/2018) itu, atensi Timnas U-19 menyoal ruang menganga di pertahanan lawan. Itu tercermin dari keputusan tim besutan Indra Sjafri untuk menerapkan umpan panjang.
Jika pada laga-laga sebelumnya Timnas U-19 fokus membangun serangan lewat bola-bola pendek, pada laga ini Nurhidayat cs. berupaya mengancam pertahanan lawan dengan operan panjang maupun daerah. Skema tersebut dipakai untuk mengekspos ruang yang tercipta karena Arab menerapkan garis pertahanan tinggi.
Pada beberapa situasi, empat bek Arab kerap naik sampai tengah lapangan untuk memangkas jarak dengan gelandang, meredam serangan Timnas U-19, dan melakukan penguasaan bola. Sementara, striker dan gelandang Arab berupaya menutup area umpan dan membatasi ruang gerak pemain tengah Timnas U-19 yang tengah menguasai bola.
ADVERTISEMENT
Namun, gelandang Timnas U-19 mampu mengatasi situasi tersebut. M. Lutfhi, Syahrian Abimanyu, dan Resky (Todd Rivaldo Ferre masuk pertengahan babak pertama) punya ketenangan ketika hendak membangun serangan. Ketiga pemain tersebut tak pernah gugup saat memegang bola.
Efeknya, keputusan yang mereka ambil selalu tepat. Apa itu melakukan gerakan menipu, menyodorkan umpan ke bek, atau mengalirkan bola ke depan. Opsi yang disebut terakhir menjadi pilihan utama untuk meneror pertahanan Arab terutama di babak pertama.
Memang, tak ada presentase yang bisa membuktikan akurasi umpan panjang gelandang Timnas U-19 dalam menyuplai bola ke lini depan. Namun, dalam beberapa situasi, Lutfhi, Syahrian, dan Resky bisa mendaratkan bola dengan baik ke kaki-kaki pemain depan atau bek sayap Timnas U-19 yang ikut andil mengancam Arab dari tepi lapangan.
ADVERTISEMENT
Ketenangan yang dimiliki gelandang dan skema umpan panjang membuat Timnas U-19 tampil dominan. Dominasinya terlihat dari penguasaan bola yang menyetuh 53% dan 10 upaya tembakan dengan 7 di antaranya mengarah ke gawang (berbanding 8 upaya milik Arab).
Lalu, yang menjadi pertanyaan, apa faktor penyebab kekalahan Timnas U-19 dari Arab Saudi?
Penyelesaian Akhir yang Buruk
Pada babak pertama, alur distribusi lini tengah Timnas U-19 cenderung diarahkan ke sisi kanan (yang ditempati Saddil Ramdani dan Asnawi Mangkualam) dan kiri (Witan Sulaeman dan Firza Andika). Distrbusi intens tersebut membuat keempat pemain itu mendapatkan banyak kans untuk melakukan penetrasi.
Sepanjang 45 menit pertama, misalnya, Saddil berkali-kali menari-nari di sisi kiri dan bahkan kerap mendapatkan ruang tembak berkat keahliannya melakukan cut inside. Gol pertama Timnas U-19 bisa menjadi bukti. Namun, Saddil maupun tiga pemain yang berada di tepi lapangan lainnya kerap berjuang sendiri. Tak ada kombinasi antara full-back dan winger.
ADVERTISEMENT
Begitu pula melihat koneksi pemain sayap dan Hanis Sagara yang diutus sebagai target man. Hanis memang kerap bergerak melebar, tetapi pergerakan pemain Bali United itu tak efektif. Praktis, di luar gol Saddil, serangan Timnas U-19 melalui sayap selalu diakhiri dengan umpan silang yang kebanyakan bisa diredam pertahanan Arab.
Kebuntuan Timnas U-19 coba diperbaiki pada babak kedua dengan menginstruksikan Valdo --demikian Todd disapa-- untuk aktif menekan dari jalur tengah. Beberapa kali, Valdo mampu menciptakan situasi yang menguntungkan dan melakukan percobaan.
Sejumlah pemain Timnas Arab Saudi U19 melakukan sujud syukur usai mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U19 dalam pertandingan persahabatan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/10).  (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pemain Timnas Arab Saudi U19 melakukan sujud syukur usai mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U19 dalam pertandingan persahabatan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (10/10). (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Seperti yang terjadi pada menit ke-81. Valdo dapat masuk ke dalam kotak penalti melalui olah bola yang baik. Pemain Persipura Jayapura itu melakukan beberapa gerakan menipu demi membuka ruang tembak. Namun, sepakan Valdo masih lemah dan bisa dijangkau penjaga gawang.
ADVERTISEMENT
Tekanan dari jalur tengah, seperti yang dilakukan Valdo, membuat serangan Timnas U-19 semakin bervarian. Dampaknya, kiper Arab sibuk melakukan penyelamatan-penyelamatan. Total, tujuh penyelamatan dilakukan penjaga gawang Arab.
Jika mengacu pada ucapan Solskjear, maka yang jadi problematika Timnas U-19 adalah penyelesaian akhir yang buruk, bukan banjir save kiper Arab. Karena Rafli Mursalim yang masuk di pertengahan babak kedua pun tak mampu menyepak bola dengan sempurna demi menggetarkan jala gawang.
***
Kekalahan dari Arab memang memperpanjang catatan tak pernah menang Timnas U-19 dalam tiga laga teraktual. Kendati begitu, masih ada waktu bagi skuat asuhan Indra untuk berbenah sebelum menatap Piala Asia U-19 2018 yang bakal digelar pada 18 Oktober - 4 November. Tentu saja, agar target merebut tiket Piala Dunia U-20 2019 bisa terlaksana.
ADVERTISEMENT
Di Piala Asia U-19, Timnas U-19 sendiri tergabung dalam Grup A bersama Uni Emirat Arab, Qatar, dan Taiwan. Sebelum menjajal tiga tim tersebut, Timnas U-19 bakal memainkan uji tanding lawan Yordania pada Sabtu (13/10).