Merayakan Kehadiran Coutinho dan Menerka Posisi Idealnya

25 Januari 2018 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho saat sesi perkenalan. (Foto: Reuters/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Sepertinya, orang-orang kreatif akan selalu punya tempat di dunia ini. Termasuk di dunia sepak bola. Di tubuh Barcelona, ada sosok Andres Iniesta yang telah terkenal dengan kepiawaiannya dalam menjadi pemain “nomor 8”.
ADVERTISEMENT
Lihat gerakan kakinya kala menipu satu-dua bek. Lihat bagaimana cerdiknya ia memberikan umpan yang tidak diduga-duga. Lihat pula bagaimana ia mengatur tempo selayaknya seorang maestro. Ia tak terprediksi dan yang lebih menakjubkan, ia juga berhasil membangun ilusi bahwa aksinya yang sukar itu menjadi begitu mudah.
Lalu, ada juga Lionel Messi. Boleh saja dalam taktik, ia terkadang dipasang sebagai sayap kanan atau striker. Namun, jika menghakimi Messi dari posisinya semata, Anda akan kehilangan momen spesial.
Philippe Coutinho, yang baru diberikan nomor punggung 14 oleh Barcelona, bisa punya potensi untuk mengikuti jejak dua orang tersebut di Blaugrana. Selama di Liverpool, Coutinho juga punya reputasi bagus perihal kreativitasnya.
Namun, ini yang membuat kasus Coutinho begitu rumit; tidak seperti Messi yang memang terlahir sebagai pemain depan atau Iniesta yang jago sebagai gelandang sejak awal kariernya, Coutinho bisa dimainkan di dua posisi. Entah itu gelandang “nomor 8” atau pemain sayap.
ADVERTISEMENT
Ini, membuat Valverde harus bereksperimen terlebih dahulu.
Menakar Potensi Coutinho Sebagai Pemain “Nomor 8”
“Dia adalah versi lebih ofensif-nya Iniesta,” ujar Michaal Laudrup kepada FourFourTwo International tak lama setelah Coutinho merampungkan kepindahannya ke Barcelona. Tidak salah jika Laudrup memiliki opini seperti itu.
Musim ini, selama berkostum Liverpool, Coutinho lebih sering dipasang sebagai pemain “nomor 8” dan Coutinho tampak tak bisa berdiam diri saja kala dipasang sebagai gelandang. Terkadang, ia berada di posisi gelandang, terkadang dia berada di posisi sayap, dan terkadang ia maju sehingga berada di belakang Roberto Firmino yang menjadi false nine.
Adapun, ini berimplikasi dengan jumlah gol eks-pemain Inter Milan terhadap golnya pada musim ini. Musim ini, ada delapan gol yang berhasil diciptakan Coutinho dalam 11 laga sebagai gelandang.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, modal menjadi gelandang “nomor 8” tak hanya sekadar apakah ia berhasil terlibat langsung dalam gol saja. Akurasi operan untuk mengalirkan bola di lini tengah dan depan juga penting. Namun, secara akurasi operan Coutinho memang tak lebih baik dengan gelandang-gelandang yang dimiliki El Barca saat ini.
Philippe Coutinho (Foto: AFP/ JOSEP LAGO)
zoom-in-whitePerbesar
Philippe Coutinho (Foto: AFP/ JOSEP LAGO)
Rata-rata operan per laganya hanya 47,6 kali dengan akurasi sebesar 80,7% saja. Angka ini jelas kalah mentereng jika dibandingkan dengan Iniesta (55,1 kali per laga, 90% akurasi operan), Ivan Rakitic (68; 90,7%), dan Paulinho (44,2; 87,3%). Namun, jika kita berkaca pada jumlah umpan kunci dan torehan assist-nya, kita akan mampu mengapresiasi pemain berdarah Brasil ini.
Ia punya rata-rata 2,6 umpan kunci per laga pada musim ini. Angka ini lebih baik dari Iniesta (0,8 umpan kunci per laga), Rakitic (1,1), dan Paulinho (1,2). Selain itu, Coutinho juga telah menciptakan tiga assist kala bermain sebagai gelandang. Cukup bersaing dengan Paulinho dan Rakitic yang sama-sama telah menciptakan empat assist.
ADVERTISEMENT
Sehingga, kontribusinya dalam serangan ini akan memudahkan Luis Suarez dan Messi yang berada di depan, andaikata dipasang sebagai gelandang kiri atau kanan dalam formasi 4-4-2 atau sebagai salah satu dari trio di lini tengah dalam skema 4-4-3 khas Barcelona.
Menakar Potensi Coutinho Bermain Bersama Lionel Messi dan Luis Suarez
Mungkin, mencoba Coutinho sebagai pemain sayap adalah opsi yang lebih realistis daripada gelandang. Saat ini Ousmane Dembele cedera dan diprediksi baru akan kembali dalam tiga atau empat minggu lagi. Kalau hendak kembali ke formasi 4-3-3, Coutinho bisa dipasang sebagai pemain sayap sebelah kiri.
Meski lebih banyak bermain sebagai gelandang pada musim ini, sama seperti musim-musim sebelumnya, Juergen Klopp sempat beberapa kali menggunakan Coutinho sebagai pemain sayap. Ada enam laga di mana ia bermain sebagai sayap kiri. Di enam laga itu, ia telah mencetak empat gol dan lima assist. Sebuah catatan yang impresif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia begitu suka melakukan dribel. Musim ini, ia punya rata-rata 2,9 kali dribel per laga. Dengan Messi dan Suarez, yang sama-sama suka dribel, ini akan menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan.
Serta, ada kemampuan lain yang bisa membuat Coutinho cocok dalam posisi ini.
Sama seperti kala menjadi gelandang, ia juga tak bisa diam kala bermain sebagai striker. Dengan Messi atau Suarez yang kerapkali bertukar posisi, Coutinho bisa turut serta dalam menciptakan skema serangan yang tak terprediksi. Jelas, ini mimpi buruk bagi lini belakang lawan.