Mereka yang Menjejak ke 16 Besar Liga Champions 2018/19

13 Desember 2018 9:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laga Manchester City vs Hoffenheim. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Laga Manchester City vs Hoffenheim. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Tim-tim besar takluk, mereka yang tersisih menutup perjalanan dengan sorak-sorai dan penghormatan. Seperti itulah gambaran matchday keenam hari kedua Liga Champions 2018/19. Laga hari ini, Kamis (13/12/2018), menjadi pamungkas bagi sebagian tim di empat grup tersisa.
ADVERTISEMENT
Sewajarnya, matchday keenam menjadi penentuan untuk memperebutkan tempat di babak 16 besar. Tapi, tak semua tim melakoninya dengan demikian karena bahkan sebelum matchday keenam hari pertama digelar saja, sudah ada 12 tim yang merengkuh tiket babak 16 besar.
Usai hari pertama tuntas, kompetisi sudah menelurkan 15 tim yang akan bertanding di fase pertama babak gugur. Di hari kedua hanya ada satu pertandingan tersisa yang menggelar laga penentuan tempat di 16 besar. Sementara bagi beberapa tim, pertandingan ini menjadi penentuan apakah mereka punya tempat untuk berlaga di kompetisi Eropa lainnya atau tidak. Siapa-siapa yang menutup babak grup di tempat ketiga masih berhak untuk bertanding di Liga Europa. Maka yang tersisih adalah yang mereka menempati posisi paling buncit.
ADVERTISEMENT
Atletico Madrid, Borussia Dortmund, Barcelona, Tottenham Hotspur, Paris Saint-Germain, Liverpool, FC Porto, Schalke 04, Bayern Muenchen, Ajax Amsterdam, Manchester City, Olympique Lyonnais, Real Madrid, AS Roma, Juventus, dan Manchester United adalah tim-tim yang akan baku hantam di babak 16 besar.
Tapi, untuk mengetahui siapa melawan siapa, tentu ada prosesnya. Pengundian babak 16 besar akan digelar di Nyon, Swiss, pada 17 Desember 2018. Maka, laga leg pertama babak 16 besar akan berlangsung pada 12-13 Februari 2019 dan 19–20 Februari 2019. Sementara, leg kedua akan dihelat pada 5-6 Maret 2019 dan 12-13 Maret 2019. Ya, begitulah. Jalan ke-16 tim ini masih panjang dan pertarungannya masih kelewat berat.
Walau sarat dengan kepastian, matchday keenam hari kedua masih menyisakan ruang bagi kejutan. Sepak bola belum kehilangan selera humornya, sepak bola masih berhasrat untuk berbagi tawa dengan mereka yang terjungkal dihajar kehebatan tim raksasa. Inilah hal paling menyenangkan yang bisa lahir di ranah sepak bola.
ADVERTISEMENT
Grup E adalah gudangnya laga sengit. Pertandingan antara Ajax dan Bayern di Johan Cruiyff Arena adalah salah satunya. Kejar-mengejar gol, balas-membalas penalti, dan kartu merah untuk kedua menjadi bukti paling sederhana untuk membuktikan bahwa laga ini pantas buat disebut partai sengit.
Bayern boleh pongah di awal-awal laga lewat gol lesakan Robert Lewandowski di menit 13. Tapi, keunggulan itu tak berumur terlalu panjang. Ajax bukan cuma mampu menyamakan kedudukan via gol Dusan Tadic di menit 61, tapi juga membalikkan kedudukan di menit 82 lewat sepakan penalti orang yang sama.
Keunggulan di jelang berakhirnya waktu normal ini didapat bahkan setelah Ajax kehilangan satu pemainnya, Maximilian Woeber, di menit 67. Tapi, bukan Ajax saja yang bermain dengan 10 pemain. Bayern pun demikian karena pada menit 75 wasit mengusir si penafsir ruang, Thomas Mueller.
ADVERTISEMENT
Tapi, keunggulan Ajax itu juga bukan keunggulan yang awet karena hanya berlangsung lima menit. Bayern menambah angka via lesakan gol Lewandowski yang lucunya, juga diraih dari sepakan titik putih. Bayern larut dalam pesta setelah Kingsley Coman membukukan gol pembalik keunggulan di injury time.
Laga thriller Ajax vs Bayern. (Foto: REUTERS/Piroschka van de Wouw)
zoom-in-whitePerbesar
Laga thriller Ajax vs Bayern. (Foto: REUTERS/Piroschka van de Wouw)
Salah besar jika berpikir pertarungan sudah tuntas. Di menit kelima babak perpanjangan waktu, giliran Nicolas Tagliafico yang mempersembahkan gol bagi Ajax. Skor imbang 3-3 menjadi penutup laga thriller. Bayern dan Ajax berbagi angka dan penghormatan di akhir pertandingan.
Laga lain di Grup E mempertemukan Benfica dan AEK Athens. Benfica menutup laga babak grup dengan pintu Liga Europa yang menganga lebar. Sementara, AEK kampung tanpa cerita tentang satu kemenangan pun. Gol Alex Grimaldo di menit 88 itu menjadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Manchester City melangkah ke babak 16 besar sebagai juara Grup F. Predikat ini didapat usai menutup laga di Etihad Stadium dengan kemenangan 2-1 atas Hoffenheim. Tim tamu unggul lebih dulu berkat sepakan penalti Andrej Kramaric pada menit 16. Sementara, Leroy Sane menjadi alasan mengapa kemenangan itu berpihak pada City. Ya, dua gol Sane pada menit 45 dan 61 mengganjar City dengan kemenangan.
Laga antara Shakhtar dan Lyon menjadi satu-satunya pertandigan penentuan babak 16 besar. Lyon memang mengawali laga sebagai runner up. Tapi, mereka hanya berselisih satu poin dengan Shakhtar. Bukan cuma tiket 16 besar, Lyon pun punya kemungkinan untuk menggeser City dari puncak klasemen. Asa Shakhtar untuk lolos dari lubang jarum meninggi usai gol Junior Moraes di menit 22.
ADVERTISEMENT
Namun pada akhirnya, asa tinggal asa karena di babak kedua Nabil Fekir mempersembahkan gol bagi si wakil Prancis. Tambahan satu poin sudah cukup hebat untuk memberikan panggung 16 besar kepada Lyon. Artinya, tak akan ada lagi cerita tentang pelatih berkostum Zorro di konferensi pers usai laga.
Pemain Real Madrid tak bisa menyembunyikan kekecewaan seusai keok 0-3 dari CSKA Moscow di Stadion Santiago Bernabeu. (Foto: JAVIER SORIANO/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Real Madrid tak bisa menyembunyikan kekecewaan seusai keok 0-3 dari CSKA Moscow di Stadion Santiago Bernabeu. (Foto: JAVIER SORIANO/AFP)
Madrid menanggung malu tak terperi di hadapan pendukungnya sendiri di laga pamungkas Grup G. Adalah CSKA Moskva yang mengalahkan mereka dengan skor 3-0 di Santiago Bernabeu lewat gol Fedor Chalov, Georgi Shchennikov, dan Arnor Sigurdsson. Santiago Solari menyalahkan diri sendiri, menyebut diri sebagai biang kerok kekalahan timnya karena terlalu nekat bereskperimen dengan pemain-pemain pelapis.
Kemenangan ini tak mengubah apa pun tentang CSKA. Mereka tetap kehilangan tempat di kompetisi Eropa, termasuk Liga Europa karena menutup babak grup sebagai juru kunci. Tiga kekalahan, satu hasil imbang, dan dua kemenangan menjadi alasannya. CSKA keluar dari arena kompetisi Eropa dengan membawa cerita kemenangan dari pemegang 13 gelar juara Liga Champions. Ah, touché.
ADVERTISEMENT
Hal gila lainnya terjadi di pertandingan antara Viktoria Plzen dan Roma. Plzen yang harus menyingkir ke Liga Europa karena ada di peringkat ketiga sukses membungkam Serigala Kota Roma. Jan Kovarik dan Tomas Chory menjadi pahlawan bagi Plzen di rumah sendiri.
Sementara, Roma hanya sanggup membalas lewat gol tunggal Cengiz Uender. Roma boleh menyalak galak sambil memanggul predikat runner up Grup G. Tapi, mereka tersungkur juga di hadapan permainan Plzen. Kemenangan yang menjadi bukti bahwa orang tersisih tak selamanya bergelimang duka.
Pemain-pemain Viktoria Plzen rayakan gol Jan Kovarik ke gawang AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Viktoria Plzen rayakan gol Jan Kovarik ke gawang AS Roma. (Foto: REUTERS/David W Cerny)
Kejutan beranak cucu di Grup H. Kemenangan 2-1 memang menjadi akhir dari kedua laga. Tapi, dua kemenangan itu bukan untuk mereka yang lolos ke babak 16 besar, United dan Juventus. Entah omelan apa yang akan digelontorkan Jose Mourinho di ruang ganti, entah semasam apa mukanya di hadapan para pemain United. Valencia bahkan menjadi tim yang membuka keunggulan di menit 17 berkat gol Carlos Soler.
ADVERTISEMENT
Keadaan semakin suram untuk United karena Phil Jones menceploskan gol bunuh diri dua menit setelah turun minum. Beruntung di pengujung babak kedua, Marcus Rashford, mencetak gol yang memperkecil ketertinggalan. Ya, Rashford yang itu. Rashford yang disebut Mourinho sebagai pemain muda yang kurang dewasa dan kurang bernyali.
Laga Young Boys adalah tentang kegembiraan. Suporter yang datang ke Stade de Suisse Wankdorf pun sudah paham bahwa mereka tak akan menjejak ke kompetisi Eropa mana pun. Tapi, kegembiraan tetap ada di sana. Entah berapa ribu orang yang mengenakan jas hujan kuning lengkap dengan hoodie-nya berseru girang di tribune-tribune penonton.
Sukacita macam inilah yang agaknya membikin Young Boys bermain tanpa beban. Tak ada rasa bersalah kepada para suporter, tak ada kekecewaan kepada para pemain. Untuk hari ini saja, sepak bola menjadi permainan--bukan pertandingan--yang menyenangkan bagi siapa pun yang berdiri bersama Young Boys.
ADVERTISEMENT
Para pemain Young Boys memberikan penghormatan dan terima kasih kepada suporter. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Young Boys memberikan penghormatan dan terima kasih kepada suporter. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)
Juventus boleh tampil megah dengan keberadaan Cristiano Ronaldo dan Mario Mandzukic. Mereka boleh terlihat beringas dengan Leonardo Bonucci yang mengomandoi pertahanan. Tapi, dua kali juga Wojciech Szczesny memungut bola dari gawangnya sendiri karena ulah Guillaume Hoarau. Juventus boleh bernapas sedikit lega karena pemain pengganti mereka, Paulo Dybala, memperkecil jarak menjadi 1-2.
Seusai laga, di hadapan para suporternya Young Boys berdiri. Di atas lapangan rumput sintetis itu mereka membentangkan spanduk raksasa bertuliskan 'MERCI FURE MEISTERLECH SUPPORT!' yang bila diterjemahkan akan menjadi "TERIMA KASIH UNTUK DUKUNGANNYA!" Langkah Young Boys memang tak panjang, tapi kegembiraan mereka adalah kegembiraan yang awet--kegembiraan yang muncul karena menerima kekalahan dengan cara yang paling asyik.
ADVERTISEMENT
Yak, selesai sudah babak grup Liga Champions 2018/19. Ia sudah menuntaskan tugasnya menelurkan mereka yang akan berlaga di 16 besar, Liga Europa, dan pulang ke kampung halaman. Jadi, sampai bertemu di fase gugur!