Metronom Timnas U-19 Itu Bernama Luthfi Kamal dan Syahrian Abimanyu

26 Oktober 2018 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama Timnas Indonesia U-19. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Timnas Indonesia U-19. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jalan Timnas U-19 Indonesia menuju ke Piala Dunia U-20 2019 di Polandia akan menemui jalan terjal. Ada Jepang U-19 yang sudah siap mengadang mereka.
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 akan bersua Jepang dalam babak perempat final Piala Asia U-19 di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (28/10/2018) pukul 19:00 WIB. Jika mampu memenangi laga ini, Timnas U-19 akan melaju ke semifinal sekaligus menggaransi tiket tampil di putaran final Piala Dunia U-20.
Namun, melaju ke semifinal bukanlah perkara mudah. Setelah melewati lawan-lawan di fase grup macam Qatar, Uni Emirat Arab, dan Taiwan, Timnas U-19 langsung diadang oleh lawan berat: Jepang. Berstatus sebagai juara Grup B, Jepang lolos dengan catatan menawan. Mereka tiga kali menang, memasukkan 13 kali, dan hanya kemasukan 3 kali saja.
Segala catatan positif Jepang ini harus menjadi perhatian Timnas U-19. Namun, Timnas U-19 tidak perlu khawatir. Jepang, di balik segala kedigdayaan yang mereka tunjukkan, masih memiliki kelemahan yang bisa dieksploitasi oleh skuat 'Garuda Nusantara'.
ADVERTISEMENT
Syaratnya, ada dua pemain yang harus memberikan kontribusi maksimalnya dalam laga nanti. Mereka adalah Muhammad Luthfi Kamal dan Syahrian Abimanyu. Kenapa mereka?
***
Selama tiga laga di fase grup, Timnas U-19 kerap menghadirkan sebuah ciri khas dalam permainan mereka. Ciri khas itu hadir dalam bentuk permainan yang bertumpu pada kecepatan para pemain di sayap, dipadukan dengan cut inside ke dalam kotak penalti yang acap dilakukan ketika ada kesempatan.
Model serangan seperti ini memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Jika menghadapi tim-tim dengan pertahanan yang rapat dan ketat, maka model serangan ini akan mudah dihentikan, karena para pemain akan menemukan kesulitan ketika harus menembus kotak penalti.
Namun, jika sebuah tim menerapkan skema serangan balik, model serangan seperti ini bisa jadi menakutkan. Apalagi jika sebuah tim memiliki pemain sayap yang cepat, serta memiliki penyerang dengan kemampuan membuka ruang yang ciamik, maka hal itu akan menjadi hantu tersendiri bagi lini pertahanan lawan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, serangan dari sayap yang dihiasi oleh cut inside ini juga akan bisa diinisiasi dengan baik jika sebuah tim memiliki pengumpan andal. Di Timnas U-19 sendiri, ada dua sosok pengumpan yang biasa menjadi penyuplai para pemain depan. Mereka adalah Luthfi Kamal dan Syahrian Abimanyu.
Syahrian Abimanyu berupaya melewati pemain Thailand dalam partai pertama PSSI Anniversary Cup. (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Syahrian Abimanyu berupaya melewati pemain Thailand dalam partai pertama PSSI Anniversary Cup. (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Dalam tiga laga di fase grup, kedua pemain ini merupakan pemain yang menorehkan rataan percobaan umpan tertinggi di Timnas U-19. Luthfi mencatatkan total umpan sebanyak 136 kali, sedangkan Syahrian mencatatkan total umpan sebanyak 164 kali. Catatan ini menunjukkan bahwa merekalah metronom permainan Timnas U-19 sejauh ini.
Lebih menariknya lagi, dalam tiga laga tersebut, beberapa umpan Luthfi dan Syahrian acap dilepaskan ke sayap. Witan Sulaeman dan Saddil Ramdani adalah tujuan dari umpan mereka, selain tentunya ada nama Egy Maulana Vikri dan Todd Ferre--yang selalu masuk di babak kedua. Rinciannya, 33 umpan untuk Witan, 33 umpan untuk Saddil, dan 25 umpan untuk Egy.
ADVERTISEMENT
Namun, tiga laga di fase grup ini juga mencerminkan bahwa masih ada yang mesti dibenahi dari permainan Luthfi dan Syahrian ini. Dalam upaya mereka mengalirkan bola, terkadang mereka terlalu lama menahan bola. Atau, mereka terkadang meninggalkan jauh pos mereka di tengah sehingga kerap ada ruang kosong yang bisa dimanfaatkan lawan.
Dalam laga melawan Jepang nanti, baik Syahrian maupun Luthfi harus lebih cepat dalam mengalirkan bola. Terlalu banyak merendam bola di kaki sendiri akan membuat bola lebih mudah direbut oleh lawan. Apalagi, jika nanti Timnas U-19 akan menerapkan skema serangan balik, distribusi bola yang cepat akan menjadi kunci.
Tidak hanya cepat, akurasi dari umpan Syahrian dan Luthfi menuju ke lini serang juga perlu ditingkatkan. Sayap-sayap Indonesia akan semakin hidup jika kualitas umpan dari Luthfi dan Syahrian juga apik. Saddil, Witan, Egy, atau Rivaldo tidak akan perlu kesulitan mengolah bola jika bola dialirkan dengan apik.
ADVERTISEMENT
Screenshot arah umpan Syahrian vs Qatar. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Screenshot arah umpan Syahrian vs Qatar. (Foto: Dok. AFC)
***
Lini tengah adalah posisi yang sentral. Dari sana, permainan diatur dan dijalankan. Meski kadang para pemain tengah hanya terlihat berlarian dan memberikan umpan pendek saja, namun, di balik itu, ada sebuah ritme permainan yang mereka atur. Maka, tak heran ada adagium bahwa jika ingin memenangi laga, maka kuasai lini tengah.
Hal itu pula yang mesti diterapkan oleh Timnas U-19 dalam laga melawan Jepang nanti. Menguasai lini tengah dapat membuat mereka menghidupkan segala jenis permainan, salah satunya adalah permainan yang mungkin sudah disiapkan Timnas U-19 untuk menundukkan Jepang.
Maka, di sinilah harapan tertumpu pada Luthfi Kamal dan Syahrian Abimanyu. Harapan Timnas U-19, juga harapan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT