Michael Oliver Ditunjuk sebagai Wasit di Laga Final Piala FA

24 April 2018 23:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Michael Oliver sebelum memimpin pertandingan. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Michael Oliver sebelum memimpin pertandingan. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Inggris (FA) telah mengumumkan siapa yang bakal jadi pengadil lapangan di laga final Piala FA. Adalah wasit Michael Oliver, yang didaulat untuk memimpin pertandingan yang mempertemukan Chelsea dan Manchester United, pada 19 Mei 2018 di Wembley Stadium.
ADVERTISEMENT
Di ranah sepak bola, Oliver memang terkenal dengan keputusan-keputusannya yang berulang kali menuai kontroversi. Terbaru, tentu keputusannya di pertandingan leg kedua babak perempat final Liga Champions 2017/2018 antara Real Madrid dan Juventus.
Di detik-detik akhir babak kedua, Madrid mendapat hadiah tendangan penalti akibat pelanggaran bek Juventus, Medhi Benatia, terhadap Lucaz Vazquez. Prosesnya bermula ketika bola hasil umpan tandukan Cristiano Ronaldo diterima Vazquez di mulut gawang, tetapi belum sempat mengeksekusi, tiba-tiba Benatia menerjangnya dari belakang.
Tanpa ampun, Oliver menunjuk titik putih. Protes tak karuan dilancarkan penggawa Juventus, termasuk sang kapten Gianluigi Buffon yang akhirnya diusir dari lapangan. Hingga laga berakhir, kontroversi terkait tepat atau tidaknya penalti tersebut pun terus bergulir.
ADVERTISEMENT
Menerima tugas memimpin pertandingan puncak di gelaran kompetisi sepak bola tertua di dunia menjadi kehormatan bagi wasit berusia 33 tahun ini. Di mata para wasit sepertinya, kesempatan seperti ini adalah perkara langka, bahkan bukannya tak mungkin tak akan terulang lagi.
“Saya sangat bangga untuk menerima tugas ini. Diperhitungkan untuk memimpin laga final Piala FA adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.”
“Ketika karier Anda berkembang, target tinggi juga akan menjadi hal yang realistis. Tapi, keputusannya bukan di Anda, makanya saya merasa tugas ini luar biasa. Peluang seperti ini hanya terjadi sekali dalam karier seorang wasit,” ungkap Oliver dilansir Skysport.
Rekam jejak kepemimpinan Oliver yang karib dengan kontroversi justru menjadi hal menggelitik. Pasalnya, kedua finalis Piala FA musim ini pun sama-sama pernah mencicipi rasanya dihukum Oliver.
ADVERTISEMENT
Bagi manajer United, Jose Mourinho, bertemu dengan Oliver di final Piala FA sama dengan memutar ulang memori tak menyenangkan. Di babak perempat final Piala FA 2016/2017 yang juga mempertemukan United dan Chelsea, keputusan kontroversial itu muncul.
Tepat di menit 35, United harus kehilangan Ander Herrera yang diganjar kartu merah. Oliver menilai, pemain asal Spanyol itu melanggar Eden Hazzard. Laga itu pun ditutup dengan kemenangan 1-0 untuk Chelsea. Kebanyakan, para pengamat dan penonton menilai bahwa Hazard-lah yang layak dihadiahi kartu karena melakukan diving.
Semusim sebelumnya, giliran Chelsea yang merasakan keputusan kontroversial Oliver. Kala itu, Chelsea bertanding di babak keenam Piala FA 2015/2016 melawan Everton. Beberapa menit menjelang waktu normal pertandingan berakhir, Diego Costa diusir dari lapangan.
Keputusan kontroversial Michael Oliver. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
zoom-in-whitePerbesar
Keputusan kontroversial Michael Oliver. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
Prosesnya dimulai pada menit 11. Costa dihadiahi kartu kuning karena dinilai melanggar dagu Gareth Barry. Pelanggaran kedua dilakukannya menjelang akhir pertandingan ketika The Blues telah tertinggal 0-2 dari Everton.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari segala kontroversinya, sebagai wasit, karier Oliver tidak bisa dipandang sebelah mata. Disitat laman resmi Liga Inggris, Oliver memegang rekor sebagai wasit termuda dalam sejarah Premier League.
Rekor ini didapatnya kala memimpin laga Birmingham City melawan Blackburn Rovers pada Agustus 2010. Tugas itu dilakoninya saat berusia 25 tahun.
Dua tahun setelahnya, nama Oliver resmi masuk daftar wasit FIFA. Kariernya pun mencapai level internasional. Tahun 2015, ia memimpin laga final Piala Dunia U-17 yang mempertemukan Mali dan Nigeria.
Menyoal kompetisi di Liga Inggris, final Piala FA tahun ini bukan partai puncak pertama yang dipimpinnya. Musim 2014/2015, ia menjadi pengadil lapangan di pertandingan final Community Shield yang mempertemukan Arsenal dengan Manchester City.
ADVERTISEMENT
Kiprahnya di laga final berlanjut di musim 2015/2016. Kali ini, ia bertugas di pertandingan Liverpool melawan Manchester City yang merupakan partai pamungkas Piala Liga Inggris.