Milan vs Inter: Karena Roda Telah Berputar

15 Maret 2019 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang Inter, Matias Vecino (kiri), berebut bola dengan bek Milan, Ricardo Rodriguez. Foto: AFP/Marco Bertorello
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Inter, Matias Vecino (kiri), berebut bola dengan bek Milan, Ricardo Rodriguez. Foto: AFP/Marco Bertorello
ADVERTISEMENT
Tujuh belas pekan. Selama itulah Internazionale sempat duduk nyaman di posisi dua dan tiga klasemen Serie A musim 2018/19. Mereka memang mengawali musim dengan kekalahan dan menelan pil pahit lagi pada pekan keempat. Namun, tiga kemenangan beruntun akhirnya membawa Inter ke posisi yang menyenangkan tadi.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk menggambarkan perjalanan sang tetangga, Milan. Meskipun memenangi dua dari tiga laga perdananya, Milan kemudian terjangkit masalah klasik bernama inkonsistensi. Alhasil, anak-anak asuh Gennaro Gattuso ini pun kesulitan menembus serta mempertahankan posisi di empat besar.
Akan tetapi, itu semua sudah berlalu. Kini, keadaan berbalik. Di saat Milan akhirnya mampu menjaga konsistensi lewat catatan tak terkalahkan di Serie A dan Coppa Italia sejak akhir 2018, Inter justru tengah rapuh. Sejak dua pekan lalu, posisi tiga klasemen yang sempat diduduki Inter dalam 13 giornata beruntun menjadi milik Milan.
Situasi makin memburuk bagi Inter manakala mereka harus menelan kekalahan 0-1 dari Eintracht Frankfurt di leg II babak 16 besar Liga Europa, Jumat (15/3/2019), dini hari WIB. Kekalahan itu membuat mereka tersingkir dari kejuaraan antarklub Eropa kelas dua tersebut. Kekalahan itu juga menjadi modal Inter untuk menghadapi Milan di Derby della Madonnina, Senin (18/3), dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Pada Derby della Madonnina pertama musim ini, Inter keluar sebagai pemenang. Milan sebetulnya mampu menahan imbang tetangganya itu tanpa gol hampir sepanjang pertandingan. Akan tetapi, kesalahan Gianluigi Donnarumma dalam mengantisipasi umpan silang membuat Mauro Icardi mendapat ruang untuk mencetak gol kemenangan di tambahan waktu babak kedua.
Kekalahan Milan itu terjadi pada Oktober 2018, ketika mereka masih terjebak dalam inkonsistensi tadi. Namun, seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, situasi Milan dan Inter kini telah berbalik. Maka, Milan yang pada derbi edisi kedua ini bertindak sebagai tuan rumah di atas kertas akan lebih diunggulkan. Apalagi, kemungkinan besar Inter tidak akan diperkuat Icardi.
Ketiadaan Icardi ini memang menjadi masalah tersendiri bagi Inter. Meskipun tanpa Icardi mereka tetap bisa mencetak 12 gol dalam 8 laga, striker 26 tahun itu tetap dirindukan karena dia adalah figur penting di ruang ganti.
ADVERTISEMENT
Icardi sudah tidak bermain dalam delapan pertandingan Inter di Serie A serta Liga Europa. Ban kapten yang telah melingkar di lengannya sejak 2015 itu pun telah dicopot. Mandeknya negosiasi perpanjangan kontrak, ditambah sikap agen sekaligus istrinya, Wanda Nara, di media massa, membuat Icardi dibekukan oleh manajemen klub.
Mengingat Icardi adalah penentu kemenangan Inter dalam dua Derby della Madonnina terakhir —satu derbi lain terjadi pada musim 2017/18— tak berlebihan untuk memprediksi bahwa Inter akan kesulitan membobol gawang Milan. Apalagi, sejak rentetan tak terkalahkan itu dimulai, Alessio Romagnoli dkk. cuma kemasukan tiga gol dalam 10 pertandingan.
Kapten Milan, Alessio Romagnoli. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Kokohnya pertahanan bukanlah modal Milan satu-satunya. Jika pada paruh pertama lalu Rossoneri harus bertumpu pada Gonzalo Higuain yang ketajamannya mulai memudar, kali ini mereka memiliki striker yang tengah panas-panasnya, Krzysztof Piatek.
ADVERTISEMENT
Sejak tiba ke Genoa awal musim ini, Piatek langsung menjadi sensasi dengan rentetan gol yang dia lesakkan. Saat ini, berkat keberhasilannya mencetak enam gol untuk Milan dalam tujuh pertandingan, Piatek pun masih berada di jalur perburuan gelar Capocannoniere dengan torehan 19 gol —sama dengan Cristano Ronaldo, tertinggal satu dari Fabio Quagliarella. Keberadaan Piatek ini patut diwaspadai pertahanan Inter yang telah kemasukan 5 gol dalam 5 laga termutakhir.
Selain Piatek, Milan saat ini juga punya andalan baru di lini tengah bernama Lucas Paqueta. Kemampuan Paqueta, terutama dalam menggiring bola, membuat lini tengah 'Iblis Merah' menjadi lebih tajam dan dinamis.
Paqueta, menurut WhoScored, mampu membuat 1,3 dribel berhasil per laga. Hal ini, dikombinasikan dengan 0,9 tembakan dan 0,8 umpan kunci di tiap pertandingan, membuat Paqueta jadi aset berharga Milan untuk mendobrak pertahanan Inter.
ADVERTISEMENT
Milan sendiri, menurut laporan La Gazzetta dello Sport, akan tetap bertahan dengan pakem 4-3-3 di Derby della Madonnina nanti. Piatek akan menjadi ujung tombak dengan diapit Hakan Calhanoglu dan Suso. Di tengah, Paqueta bersama Franck Kessie bakal jadi pendamping Tiemoue Bakayoko. Sementara, untuk melindungi Donnarumma, Gattuso kemungkinan masih akan mengandalkan Davide Calabria, Mateo Musacchio, Alessio Romagnoli, dan Ricardo Rodriguez.
Inter juga akan bertahan dengan pakem kesayangan Luciano Spalletti, 4-2-3-1. Sebagai ujung tombak, Lautaro Martinez sudah dipersiapkan. Pemain asal Argentina tersebut bakal disokong trio Ivan Perisic, Joao Mario, dan Matteo Politano.
Sebagai poros, Marcelo Brozovic dan Matias Vecino akan berjaga di depan kuartet Danilo D'Ambrosio, Milan Skriniar, Stefan de Vrij, dan Kwadwo Asamoah. Di bawah mistar, kapten Samir Handanovic bakal jadi palang pintu terakhir.
ADVERTISEMENT
Dari sini terlihat bahwa hampir semua pemain terbaik kedua kesebelasan, minus Icardi, akan bermain. Inter sendiri telah mengistirahatkan beberapa pemain intinya seperti Asamoah, Joao Mario, dan Brozovic pada laga melawan Eintracht. Tiga pemain ini merupakan kunci dari dinamisnya pergerakan Inter lewat kemampuan mengalirkan bola maupun bergerak tanpa bola. Bugarnya kondisi mereka akan sangat membantu Inter.
Khusus Asamoah dan Brozovic, keberadaan mereka tak cuma difungsikan untuk melancarkan serangan, tetapi juga untuk bertahan. Kembalinya dua pemain ini akan sangat krusial karena mereka sama-sama beroperasi di area kiri. Di situ mereka akan bentrok dengan Suso yang merupakan kreator utama Milan.
Suso yang telah mencatatkan 5 gol dan 8 assist di Serie A itu biasanya berkolaborasi dengan Kessie yang merupakan gelandang box-to-box alias mezzala. Sementara, Calabria sebagai bek kanan lebih difokuskan untuk bertahan.
ADVERTISEMENT
Walau didominasi dua orang, sisi kanan Milan ini begitu aktif dalam melancarkan tekanan. Menurut WhoScored, 42% serangan Milan datang dari sisi ini. Maka, kembalinya Brozovic dan Asamoah yang punya catatan 9,9 aksi defensif per laga itu akan sangat berpengaruh positif.
Marcelo Brozovic berduel dengan Marco Parolo. Foto: Reuters/Tony Gentile
Inter tentu mau tak mau bakal mengandalkan Lautaro untuk mencetak gol. Pemain yang diangkut dari Racing Club ini bakal mendapat sokongan dari duo sayap, Politano dan Perisic. Lautaro sendiri belum sepenuhnya bisa mengemban peran yang biasa dilakukan Icardi. Sejak Icardi dibekukan, Lautaro telah turun di 5 laga tetapi baru bisa mencetak 1 gol.
Itulah mengapa, dukungan sebesar-besarnya wajib diberikan pemain Inter lain, khususnya Politano yang telah mengemas 3 gol sejak Icardi menghilang. Perisic yang punya sumbangsih 2 gol juga dilarang melempem saat bersua Milan nanti.
ADVERTISEMENT
Jadi, demikianlah situasi Milan dan Inter jelang Derby della Madonnina. Tren, tentu saja, memihak Milan. Akan tetapi, laga derbi adalah laga derbi di mana apa saja bisa terjadi.
Inter yang baru saja keok di Liga Europa tentu ingin menjadikan laga itu sebagai momentum untuk bangkit. Apalagi, jika sampai kalah, Inter bisa terlempar dari empat besar apabila di pertandingan lain Roma sukses mengalahkan SPAL. Maka dari itu, Milan tetap harus tampil seratus persen kalau tidak mau rentetan tak terkalahkan mereka terhenti.