Mourinho dan Catatan Buruk yang (Mungkin) Belum Akan Usai

6 Oktober 2018 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jose Mourinho di laga Manchester United vs Valencia. (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho di laga Manchester United vs Valencia. (Foto: Reuters/Lee Smith)
ADVERTISEMENT
Untuk Jose Mourinho dan Manchester United saat ini, siapa pun yang menjadi lawan akan selalu menjadi ancaman. Tak peduli di peringkat berapa pun sang lawan, beberapa pertandingan belakangan justru menunjukkan bahwa United bukan tim yang diunggulkan.
ADVERTISEMENT
Melawan West Ham United pada laga pekan ketujuh Premier League 2018/19, misalnya. Alih-alih menuai kemenangan, United justru menelan kekalahan 1-3. Berhadapan dengan Valencia di Liga Champions, United hanya sanggup menutup laga dengan hasil imbang tanpa gol.
Di Piala Liga Inggris, United juga harus menanggung kekalahan 7-8 di babak adu penalti melawan tim Championship, Derby County. Di waktu normal, laga itu berakhir dengan skor 2-2. Bahkan, belum satu pun kemenangan pun berhasil dipetik United di empat laga kandang terakhir. Bila dirinci, hasilnya menjadi dua kekalahan dan dua hasil imbang.
Mourinho tak punya jawaban pasti tentang apa yang sebenarnya sedang menimpa tim asuhannya. Dalam wawancara jelang laga melawan Newcastle United pun, Mourinho cenderung pelit bicara. Konferensi pers yang biasanya identik dengan kalimat nyeleneh ala Mourinho, kali ini hanya diisi dengan omongan-omongan normatif.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancaranya itu pula Mourinho mengisyaratkan bahwa segala hal yang terjadi di United bukan semata-mata kesalahannya. Kalau memang harus ada yang dikambinghitamkan, ia tak mau menjadi kambing hitam satu-satunya.
"Karena terkadang ada hal-hal yang terjadi di luar kendali manajer," seperti itu jawaban Mourinho ketika ditanya mengapa timnya tampil begitu menyedihkan belakangan ini, dikutip dari The Guardian.
Segala hal yang terlihat dari tren minor United di awal musim 2018/19 menimbulkan keraguan tentang kemampuan Setan Merah untuk tetap diperhitungkan sebagai tim papan atas. Tarik mundur, United menuntaskan Premier League 2017/18 dengan raihan runner up dan keberhasilan mencapai final Piala FA.
Walau demikian, sejumlah pihak juga menilai bahwa musim lalu United menjadi tim yang serba tanggung. Menjadi runner up Premier League, tetapi berselisih 19 poin dari Manchester City yang menjadi pemuncak. Sampai ke final Piala FA, tapi menutup pertai puncak dengan kekalahan dari Chelsea.
ADVERTISEMENT
Nah, soal anggapan ini, Mourinho punya jawaban berbeda. Ia tak peduli-peduli amat dengan selisih poin. Sebagai pelatih, Mourinho yakin bahwa menaklukkan tantangan musim lalu jauh lebih sulit ketimbang memberikan komentar soal hasil akhir.
"Yang saya tahu, musim lalu adalah periode yang fantastis untuk kami. Dan bila kalian ingin mendengar omongan saya yang lain, maka saya juga harus mengakui bahwa musim lalu pun United mengalami banyak kesulitan."
"Dengan segala hormat, dan saya harap orang-orang ini tidak berburuk sangka kepada saya, jika kami berkompetisi di liga seperti tim-tim Liga Swiss dan kami gagal menjadi juara, maka musim itu layak buat disebut sebagai periode yang buruk. Tapi, musim lalu kami bermain dengan mengerahkan segala potensi dan sebaliknya, lawan kami juga bertanding dengan potensi yang begitu besar, bahkan lebih besar daripada kami. Tapi, walau potensi mereka lebih besar, tetap saja kami yang menjadi runner-up. Itulah yang membuat musim 2017/18 menjadi begitu fenomenal bagi United," jelas Mourinho.
ADVERTISEMENT
Manchester United gagal menang lagi. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester United gagal menang lagi. (Foto: Reuters/Andrew Yates)
Tak peduli sebaik atau seburuk apa pun penampilan mereka di musim lalu, United butuh segera bangkit di musim 2018/19 di setiap kompetisi yang mereka ikuti. Pasalnya, performa buruk tim bukan hanya menimbulkan ancaman bagi karier Mourinho, tapi juga mencoreng nama besar United di ranah sepak bola Inggris.
Masalahnya kalau gagal merengkuh kemenangan atas Newcastle, United akan menutup lima laga berturut-turut tanpa kemenangan. Sejak 1999, tren buruk macam ini cuma pernah terjadi sekali pada oeriode November-Desember 2015/16, saat United ada di bawah kepelatihan Louis van Gaal.
Tapi, itu baru satu ancaman tren buruk saja. Ancaman kedua, seandainya mereka gagal meraih kemenangan atas tim asuhan Rafael Benitez, maka artinya United akan menutup lima laga kandang berturut-turut tanpa kemenangan. Ini menjadi yang pertama kali sejak 1990.
ADVERTISEMENT
"Ya, saya paham. Kami dapat menang atas Newcastle, tapi saya tahu ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Kami dapat menang, kami juga memiliki asa untuk menang. Kalau bicara soal usaha, tim sudah menunjukkannya di laga melawan tim hebat seperti Valencia. Dan bila kami melakukannya lagi saat melawan Newcastle, apalagi bila ditambah dengan keberuntungan, mungkin, kami dapat keluar sebagai pemenang," ucap mantan manajer Chelsea itu.
"Kami memiliki kemungkinan untuk memenangi laga, tapi saya menolak untuk berkata bahwa tiga poin itu sudah kami kantongi. Kami harus menghormati lawan, kami harus menghormati manajer (Benitez) yang pernah meraih trofi gelar juara yang ceritanya diketahui oleh hampir semua orang. Prinsip inilah yang saya bawa dalam hidup dan sepak bola: menghormati," pungkas Mourinho.
ADVERTISEMENT
***
Laga pekan kedelapan Premier League 2018/19 yang mempertemukan Manchester United dan Newcastle United akan digelar di Old Trafford pada Sabtu (6/10/2018) pukul 22:30 WIB.