"Mungkin Membela Negara Terasa Berat buat Pemain Timnas Inggris"

11 Juni 2018 4:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Inggris merayakan kemenangan. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Inggris merayakan kemenangan. (Foto: Reuters/John Sibley)
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang meragukan isi skuat dari Tim Nasional (Timnas) Inggris. Namun, setiap kali berkompetisi di sebuah ajang besar macam Piala Dunia maupun Piala Eropa, mereka kerap menorehkan hasil minor. William Gallas mengutarakan pendapatnya soal hal ini.
ADVERTISEMENT
Gallas adalah pemain yang pernah mencicipi bermain di Premier League, kompetisi level tertinggi sepak bola Inggris, bersama Arsenal dan Chelsea. Di Chelsea, dia sukses meraih dua gelar juara liga, ketika The Blues ditangani oleh Jose Mourinho dari 2004 sampai 2007 silam.
Bersama Timnas Prancis, Gallas juga mencatatkan beberapa rekor gemilang. Ditemani Thierry Henry, David Trezeguet, Nicolas Anelka, Mikael Silvestre, dan Willy Sagnol, Gallas pernah bermain di ajang Piala Dunia U-20 pada 1997 silam. Dia juga pernah menjadi bagian dari Timnas Prancis U-18 yang memenangi gelar Piala Eropa U-18 pada 1996 lalu.
Ketika bersama Timnas Prancis di level senior, Gallas juga menorehkan beberapa rekor apik. Salah satunya adalah ketika dia sukses mengantarkan Prancis menjadi runner-up di Piala Dunia 2006 silam. Dia juga pernah menghadapi Timnas Inggris pada 2004 silam dalam ajang Piala Eropa, dan dari sinilah dia tahu kekurangan Inggris ketika tampil di ajang internasional.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa, mereka tidak memiliki mental yang kuat. Itu menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Saya ingat ketika kami (Timnas Prancis) menghadapi mereka di ajang Piala Eropa pada 2004 silam. Skuat mereka ketika itu sangat kuat, dan mereka memimpin 1-0 sampai laga tersisa tiga menit," ujar Gallas seperti dilansir oleh Squawka.
"Pada akhir laga kami sukses membalikkan kedudukan jadi 2-1. Ketika saya melihat deretan pemainnya saat itu, saya berpikir, 'Ya, Tuhan. Ada nama Rio Ferdinand, John Terry, Ledley King, Steven Gerrard, mereka semua adalah nama besar.' Pada akhirnya, mereka gagal lolos ke semifinal," katanya menambahkan.
Di ajang Piala Eropa 2004 silam, Inggris dan Prancis bersua di pertandingan pertama babak Grup B. Ketika itu, Prancis mampu membalikkan kedudukan menjadi 2-1 lewat dua gol dari Zinedine Zidane pada masa injury time. Namun, kedua tim pada akhirnya mampu lolos ke fase gugur, sebelum akhirnya Inggris dikalahkan Portugal di babak delapan besar.
ADVERTISEMENT
Soal mental inilah, menurut Gallas, yang akan menjadi faktor penting bagi Inggris di ajang Piala Dunia 2018 kelak. Kelemahan mental ini yang kerap, menurut Gallas, menjadi pangkal sulitnya Inggris bersaing dengan negara-negara lain, terutama ketika pertandingan dibumbui tensi tinggi.
"Di Piala Dunia nanti, hal yang sama bisa saja terulang kembali. Inggris kerap mengalami masalah yang sama. Mereka tidak terlalu kuat secara mental. Mungkin saja membela negara terasa berat bagi mereka," ujar Gallas.
"Selain itu, bisa juga karena skuat Inggris terlalu muda, sehingga kurang pengalaman. Saya juga tidak tahu pasti kenapa sulit bagi para pemain Inggris main untuk negaranya sendiri. Mungkin ada sesuatu yang salah di diri pemain, atau juga pelatih mereka yang salah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di babak Kualifikasi Piala Dunia 2018, Inggris tampil cemerlang dengan menorehkan 8 kemenangan dan 2 hasil imbang dalam 10 laga kualifikasi (tanpa kalah). Namun, seperti yang Gallas prediksi, akankah masalah mental menjadi batu sandungan Inggris untuk tampil apik di Rusia?