Napoli Bisa Jadi Tim Musafir di Liga Champions

12 September 2018 7:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Napoli di laga vs Torino. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Napoli di laga vs Torino. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
ADVERTISEMENT
Sudah sejak 1959, Napoli bermarkas di Stadion San Paolo. Namun, atas dasar gengsi, Presiden Aurelio De Laurentiis membuka wacana untuk menggelar pertandingan kandang I Partenopei di venue yang lebih layak.
ADVERTISEMENT
San Paolo sebetulnya tengah direnovasi oleh pemerintah setempat demi menghelat Summer Universiade atau kejuaraan olahraga internasional di tingkat mahasiswa pada Juli 2019. Pembangunan ini seharusnya menjadi kabar baik untuk Napoli karena di mata UEFA, San Paolo tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan pertandingan Liga Champions.
Faktanya, renovasi San Paolo tak kunjung rampung sehingga markas Napoli untuk Liga Champions 2018/19 menghadirkan tanda tanya. Dari situ, De Laurentiis kerap mengkritik kinerja Wali Kota Naples, Luigi De Magistris, yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. Saking kesalnya, sang patron sempat menyebut kondisi San Paolo bak toilet.
Rasa kesal De Laurentiis makin menjadi pada musim 2018/19. Pasalnya, Liga Champions segera bergulir pada September, tetapi belum ada kabar baik terkait renovasi San Paolo.
ADVERTISEMENT
De Laurentiis (kiri). (Foto: Alberto Pizzoli/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
De Laurentiis (kiri). (Foto: Alberto Pizzoli/AFP)
Maka itu, De Laurentiis menebar wacana terkait kemungkinan Napoli bermarkas di Stadion San Nicola, Bari, khusus pentas Liga Champions. Kebetulan, dia juga tercatat sebagai pemilik Bari yang mengarungi Serie B atau kompetisi level kedua di Italia.
"Saya harus mengambil rencana cadangan. Sungguh buruk apabila kami bermain di stadion yang tengah direnovasi," tutur De Laurentiis kepada Sky Sport Italia.
"Waktu pengerjaannya tidak pasti. Setiap tahun, San Paolo tidak layak dan baru siap di menit-menit terakhir. Bahkan, saya harus menyiapkan stadion di Palermo sebagai alternatif di Liga Champions.
"Setelah membeli Bari, saya melihat stadion indah yang dibangun oleh Renzo Piano sebelum Piala Dunia 1990. Maka saya berpikir, jika San Paolo tak siap suatu hari nanti, kami ingin meminta restu UEFA untuk bermain di Bari," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Napoli tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Napoli tertunduk lesu. (Foto: Reuters/Ciro De Luca)
Bukan skenario ideal tentunya. Pasalnya, jarak antara Naples dan Bari lebih dari 250 kilometer. Lewat jalur darat, perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam. Kendati begitu, De Laurentiis meminta suporter agar tak merasa khawatir. Seluruh akomodasi bakal disediakan oleh pihak klub.
"Saya akan melindungi suporter. Semua disediakan. Mau berapa, 500 atau 1.000 bus? Suporter tidak perlu khawatir untuk menyaksikan pertandingan Napoli," ucap De Laurentiis.
Menarik untuk menantikan bagaimana realisasi dari ucapan De Laurentiis. Napoli sendiri sudah menggelar laga kandang pertama di Liga Champions dengan menjamu Liverpool, 4 Oktober mendatang.
Diwartakan The Times, UEFA belum menerima proposal resmi dari pihak Napoli sejauh ini. Sementara dari Wali Kota Bari, Antonio Decaro, menyatakan bahwa San Nicola belum memenuhi standar UEFA terkait penerangan.
ADVERTISEMENT