Napoli dan PSG Berbagi Angka di San Paolo

7 November 2018 5:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain PSG merayakan gol Bernat ke gawang Napoli. (Foto: Carlo Hermann / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain PSG merayakan gol Bernat ke gawang Napoli. (Foto: Carlo Hermann / AFP)
ADVERTISEMENT
Tak ada pemenang di matchday keempat Liga Champions 2018/19 yang dihelat di Stadion San Paolo. Laga yang mempertemukan Napoli dengan Paris Saint-Germain (PSG) pada Rabu (7/11/2018) ini berakhir dengan kedudukan imbang 1-1. PSG unggul lebih dulu di menit 45+2' berkat gol Juan Bernat. Lantas, Lorenzo Insigne menyelamatkan muka Napoli di rumah sendiri berkat gol dari titik putih di menit 62.
ADVERTISEMENT
Carlo Ancelotti kembali turun dengan formasi 4-4-2 yang mulai jadi andalannya. Duet Lorenzo Insigne dan Dries Mertens diplot sebagai ujung-ujung tombak serangan. Empat pos gelandang ditopang oleh Fabian Ruiz, Marek Hamsik, Allan, dan Jose Callejon.
Sementara, di kubu tim tamu, Thomas Tuchel turun ke lapangan dengan mengusung skema yang berbeda dengan leg pertama. Bila di matchday ketiga itu PSG turun dengan formasi 4-2-3-1, kali ini mereka mengawali laga dalam skema 3-5-2. Kylian Mbappe dan Neymar ditandemkan sebagai duet di lini serang. Di lini kedua, bersiaga lima orang gelandang: Thomas Meunier, Angel Di Maria, Marco Verratti, Julian Draxler, dan Juan Bernat. Bertandang ke Italia, Gianluigi Buffon tak sekadar menjadi penghangat bangku cadangan karena Tuchel menurunkannya sejak menit pertama.
ADVERTISEMENT
Formasi 3-5-2 yang digunakan Tuchel cukup menarik. Hal ini mengindikasikan bahwa sejak awal laga, Tuchel ingin anak-anak didiknya memenangi positioning. Dua pemain yang biasanya didapuk sebagai bek sayap langsung mengambil tempat sejajar dengan para gelandang, masing-masing ada di posisi paling dekat dengan garis tepi. Penempatan seperti ini bertujuan untuk memperluas area permainan PSG.
Area bermain yang lebih lebar akan memberikan keleluasaan lebih bagi para pemainnya untuk membangun serangan. Di sisi lain, posisi ini akan membingungkan para pemain Napoli. Jika para bek Partenopei memaksakan diri untuk terus mengawal dua pemain ini, maka akan menyisakan lubang yang menganga di area tengah lapangan. Sementara, kalau mereka bermain rapat di tengah, akan memberikan ruang bagi pemain-pemain PSG untuk membangun serangan dari area sayap.
ADVERTISEMENT
Keunggulan penguasaan bola yang mencapai 57,3% menandakan bahwa Tuchel memang ingin membangun serangan lewat umpan-umpan pendek. Mereka berusaha mengurung pergerakan permainan Napoli dengan dominasi penguasan bola yang demikian.
Napoli terkesan trengginas lewat tujuh upaya bangunan serangan mereka. Namun, angka yang demikian hanya ilusi. Sebab, dari tujuh upaya itu, tak ada satupun yang mengarah ke gawang. Misalnya, sepakan Mertens di menit 24 yang melebar ke kiri gawang ataupun tembakan Mario Rui di menit 40 yang mengarah ke tepi kanan gawang.
Dibandingkan dengan leg pertama, PSG memang tampil lebih sabar. Mereka tidak menyerang secara cepat dengan mengandalkan kemampuan individu para penyerangnya. Alhasil, di laga kali ini, aksi-aksi dribel Neymar maupun Mbappe tidak kentara. Kesabaran PSG dalam membangun serangan akhirnya memberi bukti di menit 45+1.
ADVERTISEMENT
Keputusan Tuchel untuk menempatkan Meunier dan Bernat sejajar gelandang menunjukkan tajinya. Di injury time babak pertama ini, pemain-pemain Napoli terpancing untuk bermain rapat di tengah, terutama setelah beberapa kali terjadi kemelut di area kotak penalti Napoli.
Alhasil, situasi ini memberikan ruang yang cukup bagi Bernat untuk merangsek masuk dari sisi tepi hingga menyentuh area tengah kotak penalti. Begitu sampai di area strategis ini, ia sudah siap menerima umpan silang yang dikirimkan oleh Mbappe yang mesti melewati kepungan tiga pemain Napoli sekaligus. Dengan gol tunggal ini, laga babak pertama usai dengan keunggulan 0-1 untuk PSG.
Pemain PSG dan Napoli berbagi apresiasi usai laga. (Foto:  REUTERS/Ciro De Luca)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain PSG dan Napoli berbagi apresiasi usai laga. (Foto: REUTERS/Ciro De Luca)
Memasuki babak kedua, Napoli makin menggila memburu gol penyama kedudukan. Dalam 15 menit pertama setelah turun minum, Napoli mencatakan 11 upaya tembakan dengan tiga di antaranya tepat sasaran. Permainan ofensif Napoli bergantung pada agresivitas Mertens.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 15 menit awal babak kedua ini, tiga tembakan tepat sasaran itu diciptakan oleh Mertens. Yang pertama pada menit 51 dengan memanfaatkan umpan Nikola Maksimovic. Percobaan kedua muncul berselang semenit kemudian, kali ini mengandalkan umpan via sundulan Ruiz. Lantas, pada menit 58, Mertens melepaskan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti yang kembali diamankan oleh penjaga gawang.
Pada akhirnya, kabar baik untuk Napoli datang di menit 61. Wasit menilai Buffon melakukan pelanggaran lewat tepisannya untuk mengamankan tim dari sepakan Jose Callejon. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Napoli. Insigne yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menuntaskan tugasnya dan menggeser papan skor pada kedudukan 1-1 pada menit 62.
Usai gol penyama kedudukan itu, tempo permainan kedua tim sempat melambat. Keduanya terlihat bermain lebih menunggu sebagai upaya untuk melindungi pertahanan masing-masing. Peluang pertama setelah gol penalti itu baru muncul bagi kubu PSG via Thilo Kehrer yang memanfaatkan umpan Mbappe. Namun, tembakan dari luar kotak penalti ini masih bisa ditepis oleh kiper.
ADVERTISEMENT
Buntunya situasi berlanjut hingga injury time, bangunan serangan baik dari open play maupun situasi bola mati tidak dapat berujung pada gol pembalik keadaan. Alhasil matchday keempat ini ditutup Napoli dan PSG dengan kedudukan imbang 1-1. Dengan hasil ini, Napoli masih ada di puncak klasemen sementara Grup C dengan raihan enam poin. Sementara, PSG belum juga beranjak dari peringkat tiga dengan koleksi lima poin.