Neuer vs Ter Stegen, Siapa Lebih Baik?

10 Oktober 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua kiper Timnas Jerman, Manuel Neuer (kiri) dan Marc-Andre ter Stegen. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Dua kiper Timnas Jerman, Manuel Neuer (kiri) dan Marc-Andre ter Stegen. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
ADVERTISEMENT
Semua bermula dari Piala Dunia 2010. Kala itu Joachim Loew mesti menyisihkan Rene Adler dari skuat Tim Nasional (Timnas) Jerman lantaran cedera. Setahun sebelumnya, kiper kedua Die Mannschaft, Robert Enke, juga telah berpulang.
ADVERTISEMENT
Alhasil, pilihan Loew jatuh kepada kiper muda Schalke 04, Manuel Neuer. Ia menjadi penjaga gawang utama, mengalahkan kiper veteran Bayern Muenchen, Hans-Joerg Butt, serta kiper kekar milik Werder Bremen, Tim Wiese.
Sejak saat itu pula posisi kiper nomor wahid Jerman dipatenkan Neuer --tak peduli itu di pertandingan kualifikasi sekalipun. Eksistensinya makin menjadi saat hengkang ke Bayern di edisi 2011/12.
Neuer selalu jadi palang pintu terakhir Jerman di dua Piala Eropa dan Piala Dunia setelahnya.
Manuel Neuer, kiper Timnas Jerman dengan catatan clean sheet paling banyak. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
Awalnya, monopoli posisi penjaga gawang Jerman itu tak jadi masalah. Wong, Neuer menunaikan tugasnya dengan sempurna.
Neuer memainkan peran penting saat membawa Jerman juara Piala Dunia 2014. Di Piala Eropa 2016, ia juga menahbiskan diri sebagai kiper dengan menit kebobolan terlama di turnamen mayor dengan 557 menit.
ADVERTISEMENT
Belum lagi dengan penghargaan individualnya yang melimpah. Neuer telah menggamit 4 gelar kiper terbaik dunia versi IFFHS. Ia juga dianugerahi titel penjaga gawang terbaik UEFA sama banyaknya.
Namun, pemberontakan mulai terjadi. Adalah Marc-Andre ter Stegen pelakunya. Kiper Barcelona itu mengkritik keputusan Loew yang tak menurunkannya di laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Irlandia Utara.
Ter-Stegen bukan tanpa dasar kuat untuk melakukan demikian. Sebelumnya Loew telah berjanji bakal memberikan jatah bermain untuk kiper-kiper Die Mannschaft. Lagipula, Ter Stegen cukup layak untuk naik pangkat. Secara performa ia juga relatif ajek ketimbang nomine kiper Jerman macam Bernd Leno serta Kevin Trapp.
Alih-alih demikian, Loew justru masih setia dengan Neuer. Bila dikalkulasi sejak memasuki 2019, Ter Stegen baru sekali tampil, itu pun cuma selama 45 menit dalam uji tanding melawan Serbia.
ADVERTISEMENT
Ter Stegen memang telah mengklarifikasi bahwa ia tak punya masalah pribadi dengan Neuer. Namun, itu tak lantas membuat problem kelar. Presiden Bayern Uli Hoeness sampai-sampai turut campur dalam perkara ini.
Ia membuat ancaman tak masuk akal dengan melarang para penggawa Bayern memperkuat Timnas Jerman andai posisi Neuer sebagai kiper utama tergusur.
Marc-Andre ter Stegen usai pertandingan Trofi Jan Kamper. Foto: AFP/Josep Lago
Kepercayaan Loew terhadap Neuer sangat logis. Ia adalah sweeper keeper terbaik di dunia. Ya, karakteristik yang mendukung sistem permainan mantan arsitek pelatih Juergen Klinsmann tersebut.
Namun, di sisi lain, perlu diingat bahwa performa Neuer tak lagi prima. Tepatnya, sejak sembuh dari cedera fraktur metatarsal yang dialaminya di edisi 2017/18.
Durasi absen yang amat panjang dianggap sebagai penyebab tergerusnya insting Neuer sebagai penjaga gawang, khususnya perkara menghentikan tembakan.
ADVERTISEMENT
Menurut data Stats Bomb, Neuer menjadi kiper terburuk kelima di Bundesliga musim lalu soal menghentikan tembakan.
Oke, mari mendedah performa Neuer di Bundesliga 2018/19. Tercatat ia hanya mampu mengukir 11 clean sheet --tertinggi ketiga setelah Peter Gulacsi dan Yann Sommer.
Menurut data Fox Sports, Neuer rata-rata kebobolan 0,88 gol per laga. Soal ini, dia memang bukan yang terburuk walau bukan pula yang terbaik. Dia masih kalah dari Gulacsi (0,81) tetapi unggul jauh atas Sommer (1,23).
Untuk penyelamatan, Neuer kembali jadi yang terendah di antara ketiganya karena cuma melakukan 2,23 saves per laga. Sommer lagi-lagi menjadi yang tertinggi dengan rata-rata 4,76, disusul Gulacsi di angka 3,6.
ADVERTISEMENT
Sekarang bandingkan dengan Ter Stegen. Ia mengukir rata-rata 3,5 penyelamatan per laga. Soal intensitas clean sheet, lulusan akademi Moenchengladbach itu juga unggul dengan torehan 16. Neuer hanya bisa menyamai Ter Stegen soal rasio kebobolan.
Kiper Barcelona, Marc-Andre ter Stegen, tampil gemilang saat melawan Borussia Dortmund di Liga Champions. Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay
Well, beranjak ke musim 2019/20. Performa Neuer sebenarnya tak bisa dibilang buruk. Ia rata-rata kemasukan 1 gol per laga di lintas ajang. Unggul tipis atas Ter Stegen yang mengemas 1,16. Catatan clean sheet-nya juga sudah menyentuh 4. Setara dengan Ter Stegen yang mengemas satu pertandingan lebih banyak.
Rasio penyelamatan Neuer di Bundesliga musim ini juga meningkat, 2,6 per laga. Lebih baik dari Ter Stegen yang cuma menyentuh 2,3 di La Liga. Namun, sedikit berbeda di ajang Liga Champions. Ter Stegen mengemas 3 saves di tiap pertandingan, sedangkan Neuer hanya mencapai 2,5.
ADVERTISEMENT
***
Kamis (10/10/2019) dini hari WIB, Loew mengabulkan keinginan Ter Stegen. Ia diturunkan sebagai starter saat Jerman menjamu Argentina di laga uji tanding.
Hasilnya? Silakan nilai sendiri. Gawang Ter Stegen kebobolan dua kali. Kemenangan Serge Gnabry dan kawan-kawan pun musnah.
Parahnya lagi, Argentina cuma mencatatakan tiga tembakan tepat sasaran sepanjang laga yang dua di antaranya berbuah gol. Dengan kata lain, Ter Stegen cuma mampu mencatatkan sebiji penyelamatan.
Wajah baru Timnas Jerman. Foto: REUTERS/Leon Kuegeler
Ter Stegen mungkin belum siap untuk menggantikan Neuer. Bisa jadi ia butuh menit bermain lebih demi mengasah mentalnya. Toh, bukan perkara enteng untuk menggantikan sosok Neuer yang sudah sembilan tahun nangkring di bawah mistar Jerman.
Sementara, Neuer tak bisa diragukan lagi kredibilitasnya. Ia memenuhi kriteria Loew, dari tipikal permainan serta pengalaman.
ADVERTISEMENT
Jens Lehmann turut berkomentar soal persaingan Neuer dan Ter Stegen. Perlu diingat, mantan palang pintu Arsenal itu pernah menjadi saingan Oliver Kahn nyaris sedekade.
Lehmann baru benar-benar menjadi kiper pertama Jerman saat Kahn telah sampai di pengujung kariernya, pada Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008.
Menurut Lehmann, persaingan semacam ini adalah hal yang lumrah. Lagipula, kompetisi untuk berebut posisi bisa meningkatkan kualitas tim itu sendiri.
"Persaingan seperti itu bermanfaat bagi semua orang. Saat ini saya percaya Manuel Neuer ada di depan, tetapi dia harus meningkatkan performanya lagi. Sementara Marc-Andre ter Stegen adalah penantang yang kuat," kata Lehmann seperti dilansir Bulinews.
ADVERTISEMENT
So, siapa yang seharusnya jadi kiper nomor satu di Timnas Jerman?