Notula di Wembley, dari Titik Lemah Spurs hingga Gol Wijnaldum

16 September 2018 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol pemain Liverpool. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain Liverpool. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
ADVERTISEMENT
Tren kemenangan Liverpool di Premier League 2018/19 belum terhenti. Laga di Wembley Stadium pada Sabtu (15/9/2018) dituntaskan anak-anak didik Juergen Klopp dengan kemenangan 2-1 atas Tottenham Hotspur.
ADVERTISEMENT
Sepasang gol Liverpool dalam laga ini dilesakkan oleh Georginio Wijnaldum pada menit ke-38 dan Roberto Firmino pada menit ke-53. Gol balasan Spurs dicetak oleh Erik Lamela pada menit ke-90(+2). Atas hasil ini, 'The Reds' menduduki posisi dua klasemen sementara setelah mengemas 15 poin, sedangkan Spurs bertengger di peringkat enam dengan koleksi sembilan angka.
Laga ini tak hanya berkisah tentang lima kemenangan beruntun Liverpool ataupun kegagalan Spurs mengulang raihan manis di musim 2017/18. Mulai dari kelemahan Spurs hingga pesta gol, kumparanBOLA merangkumnya di sini.
1. Duel udara, kelemahan Spurs
Dalam lima laga pembuka Premier League 2018/19, lima dari enam gol yang bersarang di gawang Spurs hadir melalui sundulan. Setidaknya, hal ini menunjukkan bahwa Spurs memang punya masalah untuk memenangi duel udara. Satu-satunya gol yang tidak lahir dari sundulan di lima laga tadi adalah gol Firmino saat Liverpool bertandang ke Wembley.
ADVERTISEMENT
Menilik statistik Whoscored, Spurs ada di peringkat keempat menyoal kekalahan dalam duel udara di Premier League musim ini. Sampai pekan kelima, rataan kemenangan duel udara Spurs per laganya hanya ada di angka 15,6. Sementara, tim yang paling jarang memenangi duel udara adalah Fulham, dengan rataan 10,6 kemenangan duel udara per laga.
2. Roberto Firmino, tulang punggung produktivitas Liverpool
Di era kepelatihan Klopp, Firmino menjelma menjadi sosok krusial. Ia tak cuma piawai mencetak gol, tapi berkontribusi memberikan assist kepada kawan-kawannya. Selama Klopp duduk di kursi kepelatihan, Firmino sudah berkontribusi langsung di 61 gol Liverpool di ajang Premier League. Bila dirinci, angka itu akan menjadi 38 gol dan 23 assist.
Kecederasan Firmino adalah aset penting bagi tim. Ia kerap tampil sebagai pemain yang mampu menerjemahkan instruksi pelatih lewat penampilannya di atas lapangan, termasuk urusan menciptakan ruang bagi rekan-rekannya. Sederhananya, pergerakan Firmino mampu menjadi umpan bagi lawan-lawannya. Begitu lawan terfokus padanya, maka muncul ruang untuk mencetak gol bagi Liverpool. Atas segala kemampuannya ini, Firmino pantas untuk disebut sebagai penyerang komplet.
ADVERTISEMENT
3. Liverpool mengulang sejarah
Ini menjadi ketiga kalinya Liverpool memenangi lima laga pembuka Premier League secara beruntun. Keberhasilan pertama direngkuh Liverpool di era kepelatihan Bob Paisley, pada musim 1978/79. Lima kemenangan beruntun itu lantas disempurnakan dengan keberhasilan Liverpool menutup musim sebagai juara liga.
Keberhasilan kedua diraih The Reds pada musim 1990/91. Sayangnya, musim itu ditutup Liverpool sebagai runner up. Mereka kalah tujuh poin dari sang juara, Arsenal, yang berhasil menutup musim tanpa satu kekalahan pun.
Musim ini juga menjadi salah satu musim tersibuk bagi manajemen Liverpool, yang ditandai dengan dua kali pergantian manajer. Tepat pada 22 Februari 1991, Kenny Dalglish mengundurkan diri sebagai manajer dengan alasan personal. Untuk sementara, jabatannya diisi oleh Ronnie Moran. Di lima laga terakhir kompetisi liga, Liverpool ditangani oleh Graeme Souness. Hasilnya, tiga laga terakhir ditutup dengan kemenangan, dan sisanya berakhir dengan kekalahan.
ADVERTISEMENT
4. Wijnaldum tak sekadar jago kandang
Gol Wijnaldum ke gawang Spurs tak sekadar memecah kebuntuan Liverpool, tapi juga menjadi pencapaian tersendiri di perjalanannya sebagai pelakon sepak bola. Ini menjadi pertama kalinya pemain asal Belanda itu mencetak gol tandang di gelaran Premier League. Keberhasilan mantan pemain Newcastle United ini direngkuh tepat di tembakan ke-55 yang ia lepaskan selama berkompetisi di ajang Premier League.
5. Football has been festive
Laga Liverpool melawan Spurs membuktikan bahwa dua tim tak perlu ada di kota yang sama untuk menampilkan laga sengit sarat gol. Di ranah Premier League, pertandingan antara Liverpool dan Spurs menjadi pertandingan yang paling banyak melahirkan gol. Total, sudah ada 152 gol yang tercipta. Angka ini mengalahkan jumlah gol yang terjadi di laga Arsenal melawan Everton yang sudah membukukan 151 gol.
ADVERTISEMENT