Nyatanya, Ramos Hanya Menjalankan Tugasnya sebagai Bek

27 Mei 2018 14:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah dijaga oleh Ramos. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Salah dijaga oleh Ramos. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
ADVERTISEMENT
Dua blunder yang dilakukan oleh Loris Karius membikin kiper asal Jerman itu menjadi salah satu pemain yang dijadikan 'kambing hitam' atas kegagalan Liverpool di final Liga Champions 2017/2018 melawan Real Madrid, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Bertarung di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, The Reds keok dengan skor 1-3. Malangnya, dua dari tiga gol Madrid dipercaya berasal dari blunder Karius. Namun, penonton punya opsi lain untuk mengkambinghitamkan pemain: Sergio Ramos menjadi sasaran.
Pemain berusia 32 tahun tersebut memang tidak mencetak gol, tetapi Ramos dianggap sebagai biang kerok utama Liverpool kehilangan tenaga Mohamed Salah yang keluar pada menit ke-30.
Ramos dan Salah berduel memperebutkan bola. Tekel Ramos berhasil mengenai bola meski tubuhnya dan Salah mengalami benturan. Salah tak hanya terjatuh. Posisi jatuhnya tidak tepat. Ia mendarat dengan hanya bertopang pada tangan kiri, sebelum terguling yang pada akhirnya membuat bahu kirinya membentur tanah dengan keras.
Salah meringis kesakitan dan tak lama setelah itu dengan berlinang air mata, ia harus rela mengakhiri pertandingan lebih cepat dan digantikan oleh Adam Lallana. Salah didiagnosis mengalami cedera bahu dan tak sedikit yang meyakini bahwa kegagalan Liverpool mencetak lebih dari satu gol disebabkan oleh ketidakhadiran Salah.
ADVERTISEMENT
Sementara Ramos menjadi target kritik penggemar Liverpool. Media sosial ramai dengan meme yang membandingkan aksi Ramos terhadap Salah dengan gerakan di ring gulat. Bahkan, sejumlah fakta dalam profil Ramos di Wikipedia diubah baik berbahasa Inggris maupun Indonesia untuk melampiaskan bentuk kekesalan.
Di tengah ketidakberuntungan Salah yang cedera setelah berduel dengan Ramos, ia memang dikenal punya riwayat sebagai bek yang lugas, tegas, sekaligus kotor. Itulah mengapa tak sedikit yang meyakini, eks pemain Sevilla itu sengaja mencederai Salah yang merupakan sosok vital di tubuh Liverpool.
Salah yang sudah mencetak gol dalam 52 penampilan bersama Liverpool di semua kompetisi musim ini, memang diharapkan bisa memberikan efek takut bagi lini pertahanan Madrid. Kehadirannya pun berdampak nyata, Liverpool mampu melepaskan 9 tembakan berbanding 2 milik Madrid ketika Salah ada di atas lapangan selama sekitar 30 menit.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi tugas utama Ramos untuk menghentikan pemain-pemain berbahaya macam Salah dan membuat si pemain berada sejauh mungkin dari kotak penalti. Terlepas dari duelnya dengan Salah yang dianggap 'kotor', Ramos pada kenyataannya tidak pernah dianggap melakukan pelanggaran selama babak pertama oleh wasit yang memimpin laga, Milorad Mazic.
Selain itu, Ramos bermain apik dalam bertahan dan membantu serangan selama jalannya pertandingan. Dari statistik yang dihimpun WhoScored, Ramos tercatat melakukan 2 tekel sukses (termasuk tekelnya kepada Salah), 98 sentuhan (terbanyak kedua setelah 100 sentuhan Toni Kroos), 86 operan sukses (terbanyak kedua setelah Kross; 91 operan) dengan akurasi 93%, dan memenangi 3 duel udara.
Tak salah jika kualitas Ramos yang mentereng ini membuat duetnya dengan Raphael Varane menjadi kunci kekokohan tembok pertahanan Madrid. Sial buat Liverpool, mereka tidak memberikan respons yang tepat ketika kehilangan Salah. Meski memasukkan Lallana, dampaknya malah tak banyak. Pemain asal Inggris ini hanya menyentuh bola sebanyak 21 kali dan tidak banyak berkontribusi dalam serangan.
Mohamed salah (Foto: Reuters/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Mohamed salah (Foto: Reuters/Phil Noble)
Selain 'ketidakbecusan' Lallana menggantikan peran Salah, respons Liverpool secara permainan tim pun tidak bagus. Setelah melepas 9 tembakan saat Salah bermain selama 30 menit, The Reds hanya melepaskan 4 tembakan di sisa 60 menit.
ADVERTISEMENT
Melempemnya lini serang Liverpool akhirnya menguntungkan Madrid, sehingga skuat Zinedine Zidane bisa kian gencar menyerang dan melakukan pressing. Hasilnya nyata lewat tiga gol yang mereka sarangkan dan hanya bisa dibalas satu gol oleh Liverpool.
Lucunya, sejumlah mantan pemain justru menilai bahwa tak ada yang salah dengan aksi bertahan Ramos, termasuk terkait dengan cederanya Salah. Mantan penggawa Chelsea, Frank Lampard memberikan komentarnya seusai laga. Menurut sosok asal Inggris itu yang menjadi permasalahan bukan cara Ramos, tapi ketidakberuntungan Salah.
"Ramos melakukan apa yang sebenarnya harus dilakukan seorang bek, termasuk saat tangannya terkait (terkunci -red) dengan lengannya Salah. Salah tidak beruntung karena ia terjatuh dalam posisi yang tidak tepat."
Setali tiga uang dengan Lampard, mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand, juga menilai aksi bertahan Ramos bersih. Dari kacamatanya, aksi bertahan Ramos tidak menunjukkan bahwa dia sengaja mencederai Salah demi mencuri keuntungan. Katanya, "Ramos, menurut saya, bertahan dengan baik. Keputusannya itu diambil untuk mencederai Salah."
ADVERTISEMENT
****
Pada dasarnya, yang tertimpa sial bukan hanya Salah, tapi juga Ramos. Sang kapten hanya menjalankan tugasnya sebagai bek yang bertugas 'mematahkan' pergerakan pemain lawan.
Kebetulan, label 'pemain kotor' yang menempel padanya harus bertumbukan dengan cederanya Salah. Terlebih, Salah sedang naik daun dan menjadi pemain yang begitu dicintai banyak orang. Akibatnya, banyak juga yang menilai bahwa kekalahan Liverpool disebabkan oleh aksi Ramos yang (sengaja) mencederai Salah.
Namun demikian, sepak bola memang selalu berakhir dengan menyenangkan satu pihak dan menyisakan pilu untuk pihak lainnya. Untuk pertandingan final Liga Champions 2017/2018, Liverpool menjadi pihak yang pepat dengan pilu.