Pada Akhirnya, Korea Selatan Dipuja Suporter Meksiko

28 Juni 2018 6:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter rayakan lolosnya Meksiko. (Foto:  REUTERS/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter rayakan lolosnya Meksiko. (Foto: REUTERS/Andrew Couldridge)
ADVERTISEMENT
Pertandingan terakhir babak Grup F Piala Dunia 2018 dipenuhi dengan beberapa skenario. Meksiko memang memasuki laga sebagai pemuncak sementara. Tapi, seiring dengan berjalannya laga, peluang mereka untuk lolos ke babak 16 besar meredup. Sebabnya, Meksiko tertinggal 0-3 dari Swedia.
ADVERTISEMENT
Di lain pihak, Jerman masih memiliki peluang. Jika menang 1-0 saja atas Korea Selatan, tiket fase gugur akan menjadi miliki Swedia dan Jerman. Setidaknya, pikiran macam itulah yang menghantui suporter Meksiko saat laga memasuki menit 74.
Namun, gol di menit 90+1 yang dicetak oleh Young-Gwon Kim menghidupkan kembali asa mereka. Hantu yang gentayangan di alam pikiran suporter Meksiko itu benar-benar pergi lima menit kemudian, bertepatan dengan gol kedua Korea Selatan yang dicetak oleh Son Heung-Min. Seketika, suporter Meksiko bersorak. Riuh mereka begitu hebat di seantero Yekaterinburg, terutama di Ekaterinburg Arena, stadion tempat laga Meksiko melawan Swedia dihelat.
Perjalanan Meksiko di sepanjang Piala Dunia 2018 adalah perjalanan magis. Datang sebagai tim non-unggulan, mereka berhasil memenangi dua laga fase grup. Jerman, sang juara bertahan itu pun menjadi salah satu korbannya.
ADVERTISEMENT
Seusai laga melawan Swedia berakhir, suporter Meksiko tak langsung bersorak. Mereka memang bertepuk-tangan, melantunkan chant, dan mengibarkan bendera. Namun, itu bukan perayaan. Sebabnya, mereka masih harus menunggu laga Jerman melawan Korea Selatan benar-benar berakhir.
Begitu laga yang digelar di Kazan Arena itu selesai, suporter Meksiko meledak. Elu-elu kepada para jagoannya menjadi hal yang paling santer terdengar. Namun, di antara elu-elu kepada tim, seruan "Korea! Korea!" juga terdengar nyaring.
Tak bisa dimungkiri, keberhasilan mereka lolos ke babak 16 besar juga bergantung pada kemenangan Korea Selatan. Bila Jerman menang padahal mereka tertinggal 0-3 dari Swedia, maka kandaslah harapan mereka untuk menyaksikan Meksiko melangkah lebih jauh dari babak grup.
Lucunya, elu-elu ini tak hanya terjadi di Yekaterinburg, tapi juga Meksiko. Para suporter yang tak bisa berangkat ke Rusia juga mendatangi Kantor Konsulat Republik Korea Selatan dan merayakan keberhasilan ini dengan menyerukan "Korean brother, sekarang kamu juga orang Meksiko!"
ADVERTISEMENT
Barisan suporter ini bahkan menggendong Konsul Jenderal Korea Selatan untuk Meksiko, Byoung-Jin Han, sebagai ekspresi kegembiraan. Tingkah para suporter ini layaknya tim yang mengelu-elukan pelatih dan pemain kunci di akhir laga penentu gelar juara.
Bila para suporter menenggelamkan diri mereka dalam euforia, tidak demikian dengan para pemain Meksiko. Ketimbang menunjukkan suasana ekstravaganza, mereka cenderung lebih hening. Bukan karena tak senang dengan raihan ini ataupun takut dengan lawan di babak selanjutnya, tapi karena emosi yang campur aduk.
Perasaan seperti ini dapat dimengerti. Sebabnya, Meksiko terpuruk di laga terakhir. Bukan raihan yang membanggakan karena hasil ini membuat keberhasilan mereka ke 16 besar justru terasa seperti pemberian dari tim lain.
ADVERTISEMENT
"Rasanya aneh sekali karena kami begitu menginginkan untuk bertanding dengan baik dan memenangi laga. Raihan sembilan poin menjadi cita-cita yang kami bawa ke dalam pertandingan. Namun, akhir yang seperti ini justru memberikan perasaan yang campur aduk. Senang dan sedih sekaligus," jelas penggawa Meksiko, Miguel Layun, yang ternyata baru mengetahui bahwa Korea Selatan berhasil mengungguli Jerman lewat chant suporter di stadion.
Di babak 16 besar nanti, Meksiko akan berhadapan dengan juara Grup E, Brasil. Sesuai jadwal, pertandingan ini akan digelar di Samara Arena pada Senin (2/7/2018). Brasil tak pernah menjadi lawan yang mudah bagi siapa pun. Tim yang hingga kini tercatat sebagai pemegang gelar juara Piala Dunia terbanyak itu kerap dipandang sebagai lawan yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
"Kami harus menjernihkan kepala kami dan sadar bahwa kami sudah bermain dengan baik di fase grup. Jadi, kami harus memasuki pertandingan dengan satu pengertian bahwa perjuangan kamilah yang meloloskan kami ke babak 16 besar," pungkas Layun, mengutip ESPN.