Paul Pogba, sang Pemimpin Tanpa Ban Kapten

10 Oktober 2018 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba merayakan gol ke gawang Kroasia. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Pogba merayakan gol ke gawang Kroasia. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
ADVERTISEMENT
Ban kapten di timnas menjadi dambaan kebanyakan pemain, tetapi tidak demikian dengan Paul Pogba.
ADVERTISEMENT
Pogba sendiri dikenal sebagai sosok vokal di ruang ganti. Terlihat dari bagaimana aksinya menjelang pertandingan final Piala Dunia 2018, 15 Juli lalu. Dalam durasi satu menit, Pogba membakar spirit para pemain Les Bleus untuk mengobati luka akibat kegagalan di final Piala Eropa dua tahun sebelumnya.
"Saya ingin agar sore ini menjadi memori penting untuk orang-orang Prancis, bahkan sampai anak-anak dan cucu-cucu mereka. Hari ini menyediakan 90 menit buat kita menuliskan sejarah. Saya mau melihat air mata. Bukan air mata kesedihan, melainkan sukacita," tutur Pogba saat itu.
Begitu ampuh kata-kata Pogba. Anak-anak asuh Didier Deschamps akhirnya menggilas Kroasia dengan skor 4-2 dan salah satu golnya dicetak oleh Pogba di babak kedua. Prancis pun pulang dengan gelar juara Piala Dunia kedua sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kiprah Pogba di Rusia, banyak pihak mewacanakan agar Pogba diangkat menjadi salah satu kapten Timnas Prancis. Deschamps tak lantas tergiring opini publik. Setelah Hugo Lloris sebagai kapten utama, Raphael Varane tetaplah deputi yang ditetapkan Deschamps.
Selebrasi Raphael Varane. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Raphael Varane. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Kendati demikian, Pogba tak lantas berkecil hati. Bagi eks pemain Juventus ini, ban kapten bukanlah atribut mutlak untuk menjadi seorang pemimpin di tim.
"Ban kapten tidak pernah menjadi target saya. Karena Anda tak perlu menjadi kapten untuk berbicara. Seorang pemimpin tak melulu memiliki ban kapten di lengannya," tutur Pogba kepada L'Equipe.
"Sebagai kapten, Anda memang bisa berbicara di lapangan. Namun, saya melihat sejumlah pemimpin yang justru tidak berbicara dengan mulut. Ambil contoh Andrea Pirlo yang merupakan pemimpin (saat masih membela Juventus, red), tetapi tak banyak bicara di ruang ganti. Dia hadir di lapangan dan menunjukkan permainannya," ujarnya mengimbuhkan.
ADVERTISEMENT
Selebrasi Paul Labile Pogba usai mencetak gol ke gawang Kroasia. (Foto: Reuters/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Paul Labile Pogba usai mencetak gol ke gawang Kroasia. (Foto: Reuters/Christian Hartmann)
Ya, lewat pidato inspiratifnya menjelang final Piala Dunia, Pogba telah membuktikan bahwa dirinya bisa memimpin para pemain Prancis tanpa mengemban jabatan kapten.
Lagi pula, ban kapten sempat menghadirkan memori kurang menyenangkan untuk Pogba. Dia terpilih sebagai salah satu wakil kapten Manchester United pada awal musim 2018/19, kemudian dicopot di pertengahan kompetisi karena dirinya terlalu vokal mengkritik pelatih Jose Mourinho.
Gara-gara kasus dengan Mourinho pula, Pogba dilarang berbicara kepada jurnalis. Namun, larangan tersebut tidak berlaku di Timnas Prancis. Menjelang uji tanding melawan Islandia, Jumat (12/10), Pogba mendapatkan kebebasan bersuara.
"Deschamps menyarankan kepada saya agar tak membatasi hubungan dengan jurnalis dan suporter. Maka itu, saya bersikap sedikit lebih terbuka. Saya tak pernah terganggu ketika bicara ke jurnalis," ucap Pogba.
ADVERTISEMENT