Pelatih Jepang: Timnas U-19 adalah Tim Kuat

29 Oktober 2018 1:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kekalahan Timnas Indonesia saat melawan Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kekalahan Timnas Indonesia saat melawan Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelatih Jepang U-19, Kageyama Masanaga, tak menyangkal bahwa kemenangan 2-0 atas Timnas U-19 Indonesia diraih dengan susah payah. Skuat 'Samurai Biru Muda', lanjut Masanaga, dilanda persoalan non-teknis, salah satunya dukungan suporter 'Garuda Nusantara'.
ADVERTISEMENT
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (28/10/2018) malam WIB itu, suporter yang mengisi tribune stadion mencapai 60.154. Dukungan yang kelewat besar itu bertransformasi menjadi tekanan bagi Mitsuki Saito dan kolega.
"Kami merasakan tekanan dari penonton, tetapi pemain sangat tenang. Itu yang paling penting karena semua pesepak bola mesti memiliki itu (mental yang kuat, red). Tadi, di babak kedua, kami sangat terganggu dengan hujan dan petir," ucap Masanaga dalam jumpa pers pascalaga.
Kesulitan Jepang tak cuma menyoal dukungan suporter Timnas U-19, tetapi juga perihal respons strategi pelatih Indra Sjafri. Pada pertandingan perempat final Piala Asia U-19 2018 ini, eks juru taktik Bali United itu memakai formasi 5-4-1 di awal laga.
ADVERTISEMENT
Dengan menumpuk banyak pemain di sekitar kotak penalti, Jepang kesulitan menciptakan peluang, apalagi mencetak gol. Padahal, sepanjang babak pertama, Jepang tampil begitu dominan. Dominasinya bisa dilihat dari penguasaan bola yang menyentuh 63% dan 6 upaya tembakan.
Namun pertahanan Timnas U-19 yang begitu rapat dan kokoh menjadi persoalan. Tangguhnya pertahanan 'Garuda Nusantara' di 45 menit pertama bisa dilihat dari catatan aksi defensif. Rachmat Irianto cs. mencatatkan 16 tekel, 3 intersep, dan 16 sapuan.
"Mereka (Timnas U-19) sudah memainkan lima bek, empat gelandang, dan satu penyerang. Pada pertandingan sebelumnya, saya mengalami hal tersebut (lawan bertahan dengan baik). Lawan tak mau kebobolan lebih dulu, tetapi saat sudah kebobolan, lawan akan bermain menyerang di babak kedua," katanya.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola Indonesia Hanis Saghara Putra (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Jepang Daiki Hashioka (kiri) dalam babak perempat final Piala Asia U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama)
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola Indonesia Hanis Saghara Putra (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Jepang Daiki Hashioka (kiri) dalam babak perempat final Piala Asia U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama)
"Indonesia adalah tim kuat. Pada 2008 saya pernah melatih Singapura dan sedikitnya saya mengetahui gambaran permainan Timnas yang agresif dan mengandalkan kecepatan. Dan saya yakin Timnas Indonesia bisa lebih baik lagi," lanjutnya.
Maka, Masanaga tak ragu untuk memberikan sanjungan kepada skuatnya. Sebab, dalam penaksiran Masanaga, kemenangan Jepang adalah keberhasilan Takefusa Kubo dan rekan-rekan dalam membaca permainan.
"Laga tadi sangat menentukan. Dalam sepak bola, apa pun bisa terjadi. Waktu itu menang 4-1, sekarang 2-0, bisa saja di laga berikutnya kami kalah. Di sepak bola ada banyak kemungkinan. Maka dari itu, saya bangga dengan pemain karena bisa membaca permainan dan menang," tutup Masanaga.
Atas kemenangan tersebut, Jepang mengunci satu tiket menuju Piala Dunia U-20 2019 di Polandia sekaligus menjaga asa untuk mempertahankan status sebagai juara bertahan Piala Asia U-19.
ADVERTISEMENT