Pelatih Liechtenstein Merasa Terhormat Bisa Menghadapi Italia

26 Maret 2019 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Liechtenstein, Helgi Kolvidsson, saat masih menjabat asisten pelatih Timnas Islandia. Foto: AFP/Jonathan Nackstrand
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Liechtenstein, Helgi Kolvidsson, saat masih menjabat asisten pelatih Timnas Islandia. Foto: AFP/Jonathan Nackstrand
ADVERTISEMENT
Tahun lalu Helgi Kolvidsson turut serta berangkat ke Rusia sebagai bagian dari skuat Islandia di Piala Dunia 2018. Di turnamen itu Islandia adalah debutan. Kolvidsson yang bertugas sebagai asisten pelatih Heimir Halgrimsson itu pun mampu membantu Islandia tampil cukup baik. Meski akhirnya harus finis sebagai juru kunci grup akibat menelan dua kekalahan, setidaknya Gylfi Sigurdsson cs. mampu meninggalkan kesan mendalam dengan menahan imbang Argentina.
ADVERTISEMENT
Setelah Piala Dunia, Halgrimsson dan Kolvidsson meninggalkan timnas negaranya. Jika Halgrimsson memilih menerima pinangan klub Qatar, Al-Arabi, Kolvidsson memilih untuk bertahan di kancah sepak bola antarnegara. Pada Desember 2018 Kolvidsson menerima tawaran dari Asosiasi Sepak Bola Liechtenstein untuk melatih 'Si Merah-Biru'.
Kualifikasi Piala Eropa 2020 jadi ajang kompetitif pertama Kolvidsson bersama Timnas Liechtenstein. Pada pertandingan pertama menghadapi Yunani, timnas negara berperingkat 171 dunia itu tak mampu berbuat banyak. Mereka cuma sanggup melepas 3 tembakan yang semuanya meleset dan harus menghadapi 31 tembakan dari juara Piala Eropa 2004 itu. Beruntung, Liechtenstein hanya kalah 0-2.
Setelah Yunani, di hadapan Liechtenstein ada Italia. Pada pertemuan terakhir kedua negara di Kualifikasi Piala Dunia 2018, Italia mampu menang 5-0 atas Liechtenstein. Italia akhirnya memang gagal lolos ke Piala Dunia karena tak mampu melewati adangan Swedia di babak penentuan. Meski begitu, dalam hemat Kolvidsson, Gli Azzurri tetap merupakan salah satu tim terbaik dunia. Pria 47 tahun itu pun merasa terhormat bisa bertanding menghadapi Italia.
ADVERTISEMENT
"Adalah sebuah kehormatan bisa menghadapi tim sesukses Azzurri. Jika situasi seperti ini, menghadapi juara dunia empat kali, tidak membuat jantungmu berdegup kencang, lalu apa yang bisa? Aku sendiri merupakan penggemar Italia sampai taraf tertentu. Menurutku mereka adalah satu dari sepuluh tim terbaik dunia. Sementara, ambisi kami adalah menembus 100 besar," kata Kolvidsson, dilansir Football-Italia.
Timnas Liechtenstein sebelum bermain melawan Yunani. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
Liechtenstein memang negara anak bawang di sepak bola. Mereka baru mulai mengikuti kualifikasi untuk Piala Eropa jelang edisi 1996. Setelah itu, kualifikasi untuk Piala Dunia edisi 1998 menyusul. Hasilnya, mereka sama sekali belum pernah lolos. Timnas dari negara berpenduduk 38 ribu jiwa ini bahkan tak jarang jadi lumbung gol lawan. Sebagai contoh, pada 1996, mereka pernah menelan kekalahan 1-11 dari Makedonia (sekarang Makedonia Utara, red).
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Kolvidsson pun tidak punya target muluk-muluk di Kualifikasi Piala Eropa 2020 ini. Apalagi, Liechtenstein belum pernah menang di laga kualifikasi dalam lima tahun terakhir. "Tujuan utama kami di sini adalah mendapatkan poin, tidak masalah apakah kami bisa mencetak gol atau tidak. Ada beberapa pemain muda berbakat di skuat kami dan sudah ada regenerasi di tim," jelas mantan bek Timnas Islandia tersebut.
Adapun, menurut laporan La Gazzetta dello Sport, Liechtenstein akan bermain dalam balutan formasi 4-1-4-1 pada laga melawan Italia yang akan digelar di Stadio Ennio Tardini, Rabu (27/3/2019) dini hari WIB. Setelah itu mereka bakal melanjutkan perjalanan di Kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan menghadapi Armenia, Finlandia, dan Bosnia-Herzegovina, Juni 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT