Pelatih Rennes Pertanyakan Potongan Hukuman Lacazette

14 Maret 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexandre Lacazette menerima kartu merah dalam laga BATE Borisov vs Arsenal. Foto: Vasily Fedosenko/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Alexandre Lacazette menerima kartu merah dalam laga BATE Borisov vs Arsenal. Foto: Vasily Fedosenko/Reuters
ADVERTISEMENT
Pelatih Rennes, Julien Stephan, mempertanyakan keputusan UEFA yang memotong larangan bertanding striker Arsenal, Alexandre Lacazette. Keputusan UEFA ini membuat Lacazette dapat membela Arsenal pada pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Europa, Jumat (15/3/2019) dini hari WIB, melawan Rennes.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Lacazette mendapatkan hukuman larangan bertanding dalam tiga pertandingan di tingkat Eropa. Hukuman ini merupakan buntut dari kartu merah langsung yang diterima striker asal Prancis ini setelah menyikut Aleksandar Filipovic, pemain BATE Borisov, di pertandingan leg pertama babak 32 besar Liga Europa, Februari 2019 lalu. Namun, hari Selasa (12/3) lalu, hukuman Lacazette dikurangi UEFA menjadi hanya dua laga saja setelah banding yang diajukan Arsenal diterima.
Berkat keputusan tersebut, Lacazette diperbolehkan untuk turun di pertandingan leg kedua karena telah menuntaskan hukumannya di dua pertandingan sebelumnya, termasuk ketika Arsenal kalah dari Rennes dengan skor 1-3 di leg pertama. Nah, menurut Stephan, keputusan UEFA ini aneh karena waktunya yang memang mepet dengan pertandingan leg kedua.
ADVERTISEMENT
Ekspresi Alexandre Lacazette saat Arsenal melawan BATE Borisov. Foto: Vasily Fedosenko/Reuters
“Waktu dari pemberian keputusan ini mengejutkan bagi semua pihak yang terlibat. Kami tak tahu kalau Lacazette bisa bermain sampai keputusan itu diberikan hari Selasa lalu,” ujar Stephan, dikutip dari Telegraph.
“Kami tak sadar mereka (Arsenal) mengajukan banding. Hukuman terhadap Lacazette diberikan sebulan yang lalu, jadi aneh rasanya keputusan ini UEFA keluarkan hanya 48 jam sebelum pertandingan. Namun, ini sudah terjadi.”
Bagi Arsenal, tentu saja, kembalinya Lacazette disyukuri. Selain karena kehadiran Lacazette dapat memberikan variasi bagi Arsenal, mantan penggawa Olympique Lyonnais ini juga tengah berada dalam performa yang impresif, utamanya ketika bermain di Stadion Emirates, tempat pertandingan leg kedua melawan Rennes berlangsung.
Dalam lima laga Premier League terakhir di Emirates, Lacazette berhasil mencetak empat gol plus satu assist. Secara keseluruhan, ia telah menyumbangkan 12 gol dan tujuh assist bagi Arsenal di Premier League musim ini.
ADVERTISEMENT
Kembalinya Lacazette disambut gembira oleh rekan setimnya, Lucas Torreira. Menurut gelandang bertahan asal Uruguay ini, Lacazette adalah pemain penting yang mampu membuat serangan Arsenal semakin berbahaya.
Lucas Torreira, pahlawan baru Arsenal. Foto: Reuters/Matthew Childs
“Kami tahu seberapa penting Lacazette bagi kami. Semakin banyak pemain depan yang tersedia, semakin baik. Kami memiliki banyak pemain berkualitas, terutama di tengah dan di depan. Saya harap, kami mampu memaksimalkan kualitas yang kami miliki dan mencetak gol,” ucap Torreira.
Bagi Stephan dan Rennes, yang terjadi sudah pasti adalah kebalikan dari apa yang dirasakan Arsenal. Menurut Stephan, kehadiran Lacazette merusak persiapan timnya. Tersedianya Lacazette membuat Arsenal mampu bermain dengan dua striker, dan ini tidak diantisipasi oleh Stephan dan Rennais sebelumnya.
“Kehadiran Lacazette mengubah banyak hal. Arsenal bisa memainkan banyak formasi dengan Lacazette, termasuk skema 3-5-2 yang mereka gunakan ketika mengalahkan Manchester United. Tentu saja, keberadaan Lacazette mengganggu persiapan kami,” ungkap Stephan.
ADVERTISEMENT
Menariknya, keputusan UEFA menyoal Lacazette ini tak hanya menjadi satu-satunya keputusan yang merugikan Rennes. Sebelumnya, hasil undian babak 16 besar membuat Rennais menjadi tuan rumah leg kedua di partai melawan Arsenal.
Namun, UEFA mengubah hasil undian ini dan membuat Rennes mesti memainkan leg pertama di kandang sendiri, demi menghindari bentrokan dengan pertandingan leg pertama antara Chelsea dan Dynamo Kiev yang berlangsung di London.
Gawang Petr Cech kebobolan. Foto: Reuters/Paul Childs
“Hal pertama yang aneh bagi kami adalah pergantian tempat leg pertama dan kedua. Keputusan Lacazette ini menjadi yang kedua bagi kami. Saya harap, kami tak mendapatkan kejutan lagi, dan wasit di pertandingan leg kedua nanti bertugas dengan baik. Kami tak memiliki waktu untuk berurusan dengan UEFA, kami akan fokus ke pertandingan," tutup Stephan.
ADVERTISEMENT