Pemain Malaysia Dilempari Botol, PSSI Kritik Suporter

13 Juli 2018 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malaysia U-19 sukses kalahkan Timnas U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Malaysia U-19 sukses kalahkan Timnas U-19. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Laga semifinal Piala AFF U-19 2018 yang mempertemukan Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 dengan Malaysia memang sudah berakhir. Dalam laga yang dilangsungkan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (12/7/2018) lalu itu, Malaysia keluar sebagai pemenang lewat adu penalti.
ADVERTISEMENT
Meski menang, Malaysia justru mengalami insiden kurang menyenangkan. Suporter tuan rumah menghujani anak-anak asuh Bojan Hodak dengan botol setelah pertandingan berakhir. Tidak cuma itu, cerawat tampak menyala di tribune barat.
Terkait kejadian tersebut, Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Ratu Tisha Destria, buka suara. Tisha yang menyaksikan langsung laga tersebut amat menyayangkan aksi suporter.
"Kalau untuk penonton saya punya pesan, kita harus bisa menerima kekalahan. Dan kalau kalah, terus kenapa? Ini bukan akhir dari segalanya, ini awal dari evaluasi kita yang mendalam akan kebaikan Timnas U-19 juga ke depannya," ujar Tisha.
"Karena kelompok sepak bola usia muda bukan begitu fungsinya. Untuk jadi juara prosesnya 2x 45 menit. Jika ditarik mundur prosesnya sangat panjang. Penonton mungkin belum tahu itu, tetapi kami tidak beralasan tentang itu. Perlu diingat, di usia muda, Timnas U-19 ini, ekspektasi untuk merebut juara boleh, tetapi kesadaran sportivitas di masyarakat juga penting," kata dia menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Timnas  U-19 di Stadion Delta Sidoarjo (Foto:  ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-19 di Stadion Delta Sidoarjo (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Selain aksi pelemparan, ada satu persoalan lain yang disampaikan oleh Tisha. Kejadiannya menyangkut nada sumbang suporter ketika lagu kebangsaan Malaysia diputarkan sebelum pertandingan.
"Kita bangsa besar, negara besar, janganlah bertindak seperti itu jika tidak ingin diperlakukan dengan cara yang sama. Bayangkan saja misalnya kita ada di posisi itu. Kalau sekadar menghormati orang lain saja kita masih sulit terus, bagaimana mau juara. Kalau tidak bisa menerima kekalahan, bagaimana kita bisa menang," pungkasnya.