Pemain yang Layak Diperhatikan di Premier League 2019/20

7 Agustus 2019 13:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain yang layak diperhatikan di Premier League 2019/20: Adam Lallana, Willian, Victor Lindeloef, Rodrigo Hernandez, dan Pablo Fornals. Foto: Composite/AFP & Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain yang layak diperhatikan di Premier League 2019/20: Adam Lallana, Willian, Victor Lindeloef, Rodrigo Hernandez, dan Pablo Fornals. Foto: Composite/AFP & Reuters
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp secara terang-terangan sudah mengkritik keputusan Premier League untuk memulai kompetisi lebih awal dibanding liga-liga top Eropa lainnya, tetapi selama antusiasme pasar masih menjadi raja, apa mau dikata?
ADVERTISEMENT
Premier League musim 2019/20 akan mulai digelar pada Sabtu (10/8/2019) dini hari WIB dengan pertandingan antara Liverpool dan tim promosi Norwich City. Dengan mencuri start, Premier League berhasil mencuri perhatian pula dari para penggemar sepak bola yang sudah tak sabar menyaksikan kompetisi antarklub kembali bergulir.
Dimulainya Premier League pada Sabtu dini hari atau Jumat malam waktu setempat itu berarti satu hal. Yakni, skuat tim-tim peserta sudah hampir siap sepenuhnya karena mulai musim ini jendela transfer Premier League resmi ditutup sebelum kompetisi dimulai.
Dengan demikian, prediksi pun sudah mulai bisa diberikan, termasuk soal siapa-siapa pemain yang sekiranya dapat memberi impak besar musim ini. kumparanBOLA pun punya versinya sendiri soal pemain-pemain tersebut.
ADVERTISEMENT
1) Adam Lallana (Liverpool)
Adam Lallana beraksi di laga Community Shield 2019. Foto: Reuters/David Klein
Adam Lallana? Yang benar saja? Bukankah dia sekarang sudah menjadi pemain pinggiran di skuat Liverpool?
Well, kenyataannya memang begitu. Dalam dua musim terakhir Lallana kerapkali dijangkiti cedera sehingga menit bermainnya pun amat terbatas. Akan tetapi, pada masa pramusim pemain keturunan Spanyol itu tampak sudah bugar. Dia pun banyak terlibat dalam laga-laga yang dilakoni oleh Liverpool.
Pada bursa transfer kali ini Liverpool tidak banyak bergerak. Sejauh ini mereka cuma mendatangkan dua pemain muda yang langsung dipinjamkan ke klub lain serta satu kiper cadangan yang direkrut secara gratis. Dengan kata lain, komposisi skuat mereka praktis tidak berubah.
Di sinilah Lallana berpotensi untuk memberikan kontribusi besar. Saat ini, dia terasa seperti pemain baru karena pada pramusim pun dia telah menjalankan peran baru. Jika sebelumnya dia beroperasi sebagai gelandang serang, penyerang sayap, atau gelandang box-to-box, kali ini dia punya peran anyar sebagai regista alias gelandang bertahan yang jadi distributor bola.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki banyak gelandang tengah, tak ada satu pun pemain Liverpool yang bisa benar-benar bermain sebagai seorang regista. Fabinho Tavares yang biasa bermain sebagai gelandang bertahan itu pun 'hanya' jangkar biasa yang lebih menonjol kemampuan bertahannya.
Lallana adalah kebalikan dari Fabinho. Sejak dulu dia dikenal karena kemampuan olah bola yang apik dan kelihaian bergerak di area sempit. Tidak selamanya Liverpool bisa mengandalkan Fabinho di pos gelandang bertahan dan Lallana punya peluang untuk bersinar lewat peran barunya tersebut.
2) Willian Borges (Chelsea)
Willian memimpin Chelsea dalam laga Liga Europa 2018/19 menghadapi PAOK Thessaloniki. Foto: AFP/Sakis Mitrolidis
Ini adalah masa-masa sulit bagi Chelsea. Sudah sejak era kepelatihan Antonio Conte mereka kesulitan untuk membangun kembali skuat yang sudah medioker dan kini The Blues dilarang untuk membeli pemain. Mereka pun telah kehilangan Eden Hazard yang memilih hengkang ke Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Di situasi seperti ini Willian Borges punya peluang untuk mencuat. Pasalnya, dialah kini pemain depan paling senior, paling bisa diandalkan, dan paling konsisten. Tak heran jika kostum nomor sepuluh yang sebelumnya dikenakan Hazard kini menjadi miliknya.
Sebenarnya, meskipun mendapat larangan transfer, Chelsea tetap kedatangan pemain baru dalam diri Christian Pulisic. Transfer ini tetap dianggap sah karena sudah dilakukan pada Januari silam. Kedatangan Pulisic sedikit banyak bisa mengurangi rasa pening Chelsea akibat kehilangan Hazard.
Pulisic sendiri diharapkan dapat langsung bermain sebagai pemain inti dengan beroperasi di sisi kanan, sisi yang sebelumnya jadi area beroperasi Willian. Sementara itu, Willian sendiri bakal berpindah ke kiri yang dulunya jadi wilayah kekuasaan Hazard.
Dengan beroperasi di sayap kiri, Willian yang punya teknik bagus itu bakal diharuskan mengubah cara bermainnya. Namun, seharusnya itu bukan masalah baginya karena di Shakhtar Donetsk dulu dia sudah pernah bermain di area tersebut. Yang jelas, Willian harus lebih mengandalkan presisi untuk bisa sukses di tempat barunya.
ADVERTISEMENT
3) Victor Lindeloef (Manchester United)
Victor Llindeloef dalam konferensi pers jelang laga Liga Champions 2018/19 menghadapi Paris Saint-Germain. Foto: AFP/Anne-Christine Poujoulat
Mengapa Victor Lindeloef? Mengapa bukan Harry Maguire atau Aaron Wan-Bissaka? Ya, karena kedatangan Maguire dan Wan-Bissaka itulah yang bakal membuat Lindeloef jadi lebih baik lagi.
Sempat kesulitan pada musim perdananya, Lindeloef perlahan mampu memperbaiki penampilan pada musim kedua, terutama setelah Manchester United dibesut oleh Ole Gunnar Solskjaer. Hanya, kontribusi pemain asal Swedia itu memang terasa belum optimal karena dia tidak ditemani orang-orang kompeten dalam menjalankan tugas.
Pada musim 2019/20, dengan kehadiran Maguire, Lindeloef akan mendapatkan tandem, mentor, sekaligus pemimpin di lini belakang. Sementara, kedatangan Wan-Bissaka yang begitu tangguh dan ulet dalam bertahan itu bakal membuat jantung pertahanan Manchester United tidak akan terlalu terekspos seperti sebelum-sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Lindeloef pun bakal lebih fokus dalam menjalankan tugasnya. Selain bertahan, dia juga punya tanggung jawab menginisiasi serangan Manchester United bersama Maguire. Pemain yang pas akan membuat sistem permainan United jadi berjalan lancar. Di dalam sistem yang berjalan lancar, sinar Lindeloef akan terpancar.
4) Rodrigo Hernandez (Manchester City)
Rodri merayakan kemenangan Manchester City atas Liverpool di Community Shield. Foto: David Klein/Reuters
Rodrigo Hernandez Cascante alias Rodri datang ke Manchester City dengan tanggung jawab besar. Selain berstatus sebagai rekrutan termahal dalam sejarah klub, dia juga punya tugas untuk menjadi pelapis sekaligus suksesor Fernandinho, salah satu pemain terbaik dalam sejarah City.
Fernandinho sudah tua dan rentan cedera. Kontraknya juga bakal segera habis. Itulah mengapa, Pep Guardiola bergerak cepat mencari pengganti dan pilihannya jatuh pada Rodri. Pertimbangannya, gaya bermain Rodri mirip dengan Sergio Busquets dan itu masih dia padukan lagi dengan kemauan serta kemampuan untuk beradu fisik.
ADVERTISEMENT
Pendek kata, Rodri sejatinya adalah perpaduan sempurna antara Fernandinho dan Busquets. Di Premier League, di mana kekuatan fisik masih kerap jadi modal paling berharga untuk memetik angka, pemain seperti Rodri bakal sangat dibutuhkan oleh tim mana pun, tak cuma City.
Rencananya, pada musim perdananya ini Rodri masih akan menjadi deputi bagi Fernandinho yang merupakan salah satu pemimpin tim. Namun, apabila waktu sudah tak lagi bersahabat dengan Fernandinho, bisa jadi Rodri bakal mendapat kesempatan lebih banyak dari yang diperkirakan. Itu akan membuatnya lebih cepat melejit.
5) Pablo Fornals (West Ham United)
Pablo Fornals memperkuat Spanyol U-21 dalam Kejuaraan Eropa 2019 di Italia. Foto: AFP/Miguel Medina
Keberhasilan West Ham United mendaratkan Pablo Fornals dari Villarreal patut membuat tim mana pun merasa iri. Sebab, dalam diri Fornals, West Ham mendapat seorang pemain yang tak cuma mampu menjadi kreator tetapi juga berani dan mau berjibaku memperebutkan bola. Plus, pemain asli Spanyol itu dibeli dengan harga relatif murah, hanya 28 juta euro.
ADVERTISEMENT
Sebelum mendapatkan Fornals, West Ham hanya memiliki Manuel Lanzini yang layak disebut sebagai kreator permainan. Akan tetapi, Lanzini punya area operasional terbatas. Kalau tidak di belakang penyerang, ya, di sektor sayap. Sementara itu, Fornals lebih serbabisa. Kemampuan kompletnya sebagai gelandang membuat pemain 23 tahun itu bisa dimainkan di banyak posisi.
Besar kemungkinan pelatih Manuel Pellegrini bakal memainkan pakem dasar 4-2-3-1 nantinya. Dengan pakem ini, Fornals bisa bermain sebagai gelandang serang di depan Declan Rice dan Mark Noble, dengan diapit oleh Lanzini serta Felipe Anderson.
Ditambah dengan kedatangan Sebastien Haller di lini depan, West Ham pun kini memiliki lini tengah dan serang yang tangguh. Masalah memang masih ada di belakang dengan ketiadaan nama besar. Akan tetapi, boleh jadi injeksi di lini tengah dan depan tadi sudah cukup untuk mengangkat prestasi mereka.
ADVERTISEMENT
Fornals akan memegang peran kunci di sini. Jika dia bersinar, West Ham pun akan sangat terbantu.
Honorable Mentions: Scott McTominay (Manchester United), Moise Kean (Everton), Fabian Delph (Everton), Tanguy Ndombele (Tottenham Hotspur), dan Dani Ceballos (Arsenal).