Penampilan Loyo Swiss Bikin Roger Federer Kecewa Berat

5 Juli 2018 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manuel Akanji menutupi wajahnya usai Swiss dikalahkan Swedia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. (Foto: Reuters/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Manuel Akanji menutupi wajahnya usai Swiss dikalahkan Swedia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. (Foto: Reuters/Darren Staples)
ADVERTISEMENT
Untuk mereka yang punya hajatan, Wimbledon masih lebih penting ketimbang Piala Dunia. Pada Selasa (3/7/2018) lalu, misalnya, panitia turnamen tenis tertua di dunia itu secara tegas melarang diselenggarakannya hal-hal berbau Piala Dunia di lingkungan All England Cup. Orang-orang Inggris yang sudah kadung datang ke venue tidak diperbolehkan untuk mengadakan nonton bareng pertandingan Tim Nasional (Timnas)-nya menghadapi Kolombia.
ADVERTISEMENT
Nah, kendati hal-hal berbau Piala Dunia sudah dilarang di lingkungan All England Club, bukan berarti orang-orang yang ada di sana lantas berhenti memedulikan sepak bola. Bahkan, unggulan teratas tunggal putra, Roger Federer, di sela-sela turnamen masih sempat-sempatnya berbicara panjang lebar soal Timnas Swiss. Dalam jumpa pers yang digelar Rabu (4/7), Federer mengungkapkan rasa kecewanya kepada Die Nati.
Pada babak 16 besar, Swiss tersingkir. Menghadapi Swedia yang lolos lewat jalur play-off, anak-anak asuh Vladimir Petkovic dipaksa menyerah 0-1. Gol Swedia itu lahir setelah bola hasil sepakan keras Emil Forsberg membentur kaki Manuel Akanji, berbelok arah, dan mengecoh kiper Yann Sommer.
Swiss sendiri, jika ditilik dari statistik, tampil lebih dominan ketimbang Swedia. Mereka mencatatkan penguasaan bola 68% dan menciptakan upaya mencetak gol lebih banyak (18 berbanding 12). Namun, bagi Federer, itu semua tidak cukup.
ADVERTISEMENT
"Aku sangat kecewa kemarin karena aku mengharapkan lebih dari tim ini," tutur petenis 36 tahun itu seperti dikutip dari Reuters.
"Ya, begitulah pertandingan di fase gugur. Di setiap pertandingannya, Anda harus bermain layaknya final. Sebelas pemain yang ada harus bermain bersama untuk tujuan yang sama. Kalau yang bermain cuma tiga atau delapan orang, ya, tidak bisa. Semuanya harus berperan."
"Kupikir itu adalah kesempatan yang terbuang. Kami tak mampu menghasilkan cukup banyak peluang dan kami pantas tersingkir," lanjut Federer.
Hmm, Swiss tidak menghasilkan cukup banyak peluang? Bukankah jumlah tembakan mereka lebih banyak? Well, memang betul bahwa tembakan mereka lebih banyak. Namun, dari 18 upaya itu hanya 4 yang mengarah ke gawang Robin Olsen. Sedangkan, Swedia mampu menghasilkan 3 tembakan tepat sasaran dari 12 upayanya tadi.
ADVERTISEMENT
Federer dengan piala Wimbledon. (Foto: REUTERS/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Federer dengan piala Wimbledon. (Foto: REUTERS/Andrew Couldridge)
Adapun, Swiss sendiri sebetulnya memiliki catatan apik sebelum Piala Dunia. Sejak Euro 2016 lalu, mereka hanya kalah satu kali. Selain itu, di Rusia kali ini mereka juga mampu menahan imbang Brasil dan bangkit dari ketertinggalan untuk menundukkan Serbia. Akan tetapi, di hadapan Swedia itu semua seperti menguap begitu saja.
"Ketika Anda masuk lapangan, entah di sepak bola maupun tenis, di latihan maupun di pertandingan, Anda harus berusaha untuk tampil sebagus mungkin. Kalau sudah begitu, pertandingan seperti kemarin tidak akan jadi masalah besar," kata Federer lagi.
"Yang kutahu, selama perjalanan karierku, di pertandingan sistem gugur, Anda tidak boleh tampil loyo. Anda tidak boleh berharap bahwa kemenangan akan datang sendiri hanya karena di pertandingan sebelumnya Anda tampil bagus. Sebagus apa Anda, itu diukur dari bagaimana Anda bermain di pertandingan selanjutnya," pungkas juara Wimbledon delapan kali itu.
ADVERTISEMENT