Pengamat: Status Joko Driyono Jadi Pukulan Telak untuk PSSI

16 Februari 2019 0:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Driyono, Wakil Ketua Umum PSSI. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Joko Driyono, Wakil Ketua Umum PSSI. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Plt Tugas Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pengaturan skor. Belum dipastikan apakah sosok asal Ngawi ini bakal ditahan atau tidak, tetapi yang pasti Joko dicekal untuk pergi ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Penetapan tersebut tentu menuai sorotan besar dari publik, apalagi mengingat fakta bahwa Joko telah mengabdi buat sepak bola Indonesia lebih dari dua dekade dan baru naik ke kursi Ketua Umum pada 20 Januari 2019 lalu.
Salah satunya yang buka suara adalah Mohamad Kusnaeni. Pengamat sepak bola yang kini menjabat sebagai Ketua I di Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) ini bersimpati kepada PSSI atas status Joko.
''Pertama saya sedih dan prihatin. Saat ini Joko adalah orang nomor satu di PSSI. Kalau orang nomor satu ditetapkan sebagai tersangka, itu merupakan pukulan bagi sepak bola nasional,'' ujar Kusnaeni ketika dihubungi lewat sambungan telepon, Jumat (15/2/2019).
Joko Driyono dan sederet kontroversinya. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan
''Tetapi yang kedua, ini merupakan bagian dari sebuah proses hukum. Jadi kita harus melihat sebagai praduga tak bersalah dan itu yang mesti dipegang teguh selama belum ditetapkan sebagai orang yang salah, ya, mengingat statusnya masih tersangka.'
ADVERTISEMENT
''Ketiga, kita juga berharap penyelesaian persoalan ini memang tidak tanggung-tanggung dan harus tuntas dan kalau sampai ke Ketua Umum artinya ini sesuatu yang menggambarkan orang-orang yang ada di pucuknya PSSI, hierarkinya PSSI-nya saja sudah terpapar. Artinya, ini harus serius pembenahan,'' ujarnya menjelaskan.
Terkait pembenahan, pria yang karib disapa Bung Kus ini menambahkan, memang tak segampang membalikkan telapak tangan. Sebab, PSSI merupakan organisasi yang memiliki aturan tersendiri dan baku. Adapun untuk mencari pengganti Joko juga mesti dilakukan merujuk pada Statuta PSSI. Satu yang bisa diusulkan adalah menggelar Kongres Luar Biasa.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyerahkan bendera organisasi sepak bola Indonesia kepada Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono seusai menyatakan pengunduran diri dalam pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Di sisi lain, keinginan untuk melakukan pembenahan juga mesti didukung oleh anggota PSSI itu sendiri. Mereka yang dimaksudkan oleh Bung Kus adalah para pemilik hak suara atau voters.
ADVERTISEMENT
"Para voters jangan menutup mata dan telinga karena mereka juga harus mendengar aspirasi untuk langkah yang lebih besar dan berani melakukan perubahan. Kita tunggu voters bagaimana setelah ini,'' tutup Bung Kus.