Perilaku Vandalisme Warnai Kemenangan Inggris

4 Juli 2018 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Inggris. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Inggris. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
ADVERTISEMENT
Kemenangan Inggris atas Kolombia di ajang Piala Dunia 2018 tidak semuanya menyisakan kebahagiaan. Ada sebuah tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh oknum suporter.
ADVERTISEMENT
Timnas Kolombia bersua Inggris dalam laga babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Spartak, Rabu (4/7/2018) dini hari WIB. Setelah bertarung sengit di babak normal dan perpanjangan waktu, Inggris akhirnya keluar sebagai pemenang melalui adu penalti yang berakhir dengan skor 4-3.
Kemenangan Inggris agak ternoda. Bukan karena tindakan para pemainnya, melainkan dari salah seorang suporter. Suporter tersebut kedapatan berulah dengan mencoret patung Fyodor Cherenkov, pemain kenamaan Uni Soviet dan Spartak Moskow, dengan tulisan berbunyi 'England'.
Aksi tersebut tentu melecehkan Rusia. Sebab, patung Fyodor Cherenkov, yang meninggal pada 4 Oktober 2014 silam, didirikan sebagai bentuk dedikasi dan rasa cinta terhadap eks pemain Spartak Moskow tersebut. Lokasi patung berada di dekat gerbang masuk stadion.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa momen, mantan pemain Spartak serta pemain yang belajar di Akademi Spartak kerap menaruh bunga di patung tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada Cherenkov. Maka, ketika tersebar berita bahwa patung ini menjadi target vandalisme suporter, orang-orang Rusia, terkhusus para suporter Spartak, merasa marah.
Pihak Kepolisian Moskow tak tinggal diam. Menyikapi kejadian ini, mereka langsung mencari suporter yang diduga sebagai pelaku. Dilansir oleh Reuters, pihak kepolisian sudah menangkap pelaku vandalisme tersebut, tetapi belum mau membuka identitasnya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada juga komentar resmi yang keluar dari Kedutaan Besar Inggris di Moskow perihal apakah memang orang Inggris yang jadi pelakunya atau bukan. Departemen Luar Negeri Inggris juga baru sebatas mencari tahu tentang insiden tersebut dan apakah pelakunya dari Inggris atau bukan.
ADVERTISEMENT