news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Persebaya vs Persinga: Tabrak Regulasi demi Kemaslahatan Bersama

12 Februari 2019 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persebaya Surabaya merayakan gol. Foto: M Risyal Hidayat/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persebaya Surabaya merayakan gol. Foto: M Risyal Hidayat/Antara
ADVERTISEMENT
Laga babak 32 besar di Piala Indonesia 2018 antara Persebaya Surabaya versus Persinga Ngawi masih hangat diperbincangkan. Wajar saja, partai itu sudah empat kali mengalami penundaan.
ADVERTISEMENT
Pertama, Persinga yang menjadi tuan rumah leg pertama di Stadion Ketonggo, Ngawi, pada 22 Januari lalu, urung mendapat izin dari pihak keamanan. PSSI selaku operator kemudian berusaha mencarikan alternatif.
Nama Lapangan Bumimoro Akademi Angkatan Laut, Surabaya, pun muncul sebagai opsi laga tunda yang rencananya digelar pada 30 Januari. Hanya saja, alasan sama kembali menerpa. Izin menyelenggarakan pertandingan tetap tak keluar.
Federasi tak tinggal diam. Menurut penuturan Direktur Media dan Digital PSSI, Gatot Widakdo, pihaknya ikut turun mencari stadion yang diizinkan menggelar laga Persebaya kontra Persinga. Sayang, upaya tersebut tak berbuah hasil. Dua tanggal yang direncanakan, yaitu pada 5 dan 9 Februari, juga tak berujung mendapatkan izin.
“Sepertinya hampir semua di Pulau Jawa tak memberikan izin menggelar pertandingan. Terakhir, kami mencoba bermain di Stadion Benteng Taruna, Tangerang. Alasan sama juga muncul,” tutur Gatot kepada kumparanBOLA, Selasa (12/2/2019).
ADVERTISEMENT
Person In Charge (PIC) Piala Indonesia, Dessy Arfianto saat drawing babak 16 besar Piala Indonesia. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Titik terang akhirnya muncul pada Senin (11/2/2019). PSSI menetapkan laga Persebaya versus Persinga bisa digelar pada 16 Februari di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Akan tetapi, suporter kedua tim juga diizinkan menonton partai tersebut.
Hanya saja, akhirnya pertandingan babak 32 besar dua tim asal Jawa Timur itu digelar satu leg saja. Menilik regulasi Piala Indonesia Pasal 12, sejatinya babak 32 besar digelar dua leg. PSSI beralasan keputusan itu lantaran waktu pertandingan mepet dengan babak 16 besar.
“Keputusan ini win-win solution bagi kedua tim. Waktunya juga sudah mepet dengan pertandingan babak 16 besar. Kedua tim setuju untuk digelar satu leg saja. Kedua tim sama-sama saling menghargai kondisi dan situasi. Mereka juga ingin menggelar pertandingan secara fair play,’’ ujar Gatot.
ADVERTISEMENT
Di lain pihak, manajer Persinga Ngawi, Didik Purwanto, pun mengakui hal tersebut. Ia menyebut keputusan mengubah regulasi itu demi kebaikan bersama.
“Keamanan tidak memberi izin. Kami sudah mencoba cari alternatif seperti di Jember, Lumajang, Banyuwangi, dan Bojonegoro. Hasilnya sama, izin keamanan tidak kami dapat. Akhirnya kami mengembalikan ke PSSI. Kami bilang ke federasi sudah tidak bisa,” kata Didik.
Didik sempat menyampaikan keinginannya tetap menggelar dua leg. Namun, ia menilai bakal ada kesulitan lagi jika tetap bersikeras.
Konvoi Bonek di Surabaya Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
“Kami ingin jadi tuan rumah karena sistemnya memang kandang dan tandang. Misalnya, satu laga lain tanpa penonton dan dua-duanya digelar di Stadion Gelora Bung Tomo. Namun, itu tidak efisien kalau dua kali di sana. Sementara, yang dapat izin cuma di sana. Satu leg sudah yang paling baik,” tutur Didik.
ADVERTISEMENT
Pemenang laga Persebaya kontra Persinga akan ditunggu Persidago Gorontalo di babak 16 besar. Stadion Gelora Bung Tomo, ujar Gatot, akan dijadikan venue leg kedua. Dengan kata lain, kalau Persinga menang, mereka tetap menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo sebagai kandang.