Persipura: Menolak Sogok Wasit demi Harga Diri Papua

21 Februari 2019 15:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persib vs Persipura. Foto: PT. LIB
zoom-in-whitePerbesar
Persib vs Persipura. Foto: PT. LIB
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan pengaturan skor semakin ramai saja setelah kini mulai merembet ke Liga 1. Telah disinggung oleh whistle blower dalam program Mata Najwa, Rabu (20/2/2019), bahwa klub-klub di kompetisi teratas Tanah Air itu berani membayar wasit untuk meraih kemenangan.
ADVERTISEMENT
Menurut sosok yang merupakan perangkat pertandingan itu, Bali United mengguyur wasit dengan nominal Rp 40 juta untuk setiap laga kandang. Adapun, Borneo FC memasang tarif antara Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.
Meski demikian, praktik serupa tak dilakukan semua klub Liga 1. Wakil Satgas Antimafia Bola, Brigjen Pol Krishna Murti, turut menyebut tiga klub yang bersih dari pengaturan skor pada kompetisi Liga 1 2018. Salah satunya adalah Persipura Jayapura.
"Menurut salah satu wasit yang diperiksa, klub ini juga merupakan salah satu klub yang 'Pelit tidak pernah kasih wasit'. Pertahankan terus Pace Pace Jayapura," demikian tulis Krishna sambil mengunggah foto Persipura di akun Instagram pribadinya, Kamis (20/2).
Apa yang diungkapkan Krishna diamini oleh Asisten Manajer Persipura, Bento Madubun. Kepada kumparanBOLA, Bento mengaku pihaknya tak pernah tergoda untuk menyogok sang pengadil.
ADVERTISEMENT
Peryaan gol para pemain Persipura Jayapura. Foto: Dok. PT LIB
Menurutnya, Persipura bukannya tak mau meraih kemenangan dan membahagiakan suporternya. Akan tetapi, ada pertimbangan yang lebih prinsipil yakni menyangkut harga diri masyarakat lokal di sana.
"Ya, itu tadi bahwa dari apa yang terpapar di media dalam beberapa hari ini, saya jadi merasa kasihan dengan pemain. Jadi, usaha mereka sampai berdarah-darah di pertandingan, ada hal seperti ini di belakangnya. Saya mau menangis," ucap Bento.
"Kami protes berulang kali, ya, rupanya ada ini. Pantas saja. Sementara, kami tidak bisa melakukannya. Karena ada harga diri orang Papua yang kami pikul. Itu yang jadi beban kami. Kalau dari Ketua Umum Persipura (Benhur Tomi Mano), kalah dengan harga diri. Kalau menang, ya, harus benar-benar memenangi pertandingan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Nah, gara-gara menjaga harga diri, Persipura harus menanggung konsekuensi berupa prestasi minor. Tim yang memenangi empat gelar juara liga (Liga Indonesia dan Indonesia Super League) ini hanya finis di posisi ke-12 klasemen akhir Liga 1 2018.
Jika dirinci, 'Mutiara Hitam' hanya mengoleksi 12 kemenangan dan delapan hasil imbang dalam 34 pertandingan. Dan menurut Bento, Persipura sempat dirugikan oleh kepemimpinan wasit dalam banyak laga musim lalu. Bahkan, mereka melayangkan protes lebih dari 10 kali kepada Komite Wasit PSSI.
Persipura Jayapura Foto: Dok. Liga Indonesia
"Ada yang di babak pertama normal, kemudian wasit beraksi di babak kedua. Ada yang bermain-main dengan jarak tendangan bebas. Kalau kami yang dapat, langkahnya jauh. Sebaliknya kalau lawan yang dapat," ucap Bento.
ADVERTISEMENT
"Itulah yang kami alami dan laporkan ke Komite Wasit. Namun, laporan kami tidak ada respons. Malah ada wasit yang memimpin kami, kemudian kami laporkan. Kami bermain tandang dan melihat wasit tidak berlaku baik. Kami dengar bahwa wasit itu dihukum tiga minggu. Setelah tiga minggu, wasit ini kembali memimpin pertandingan tandang Persipura," katanya.
Bento sendiri enggan menyebut pertandingan yang dimaksud. Sebab, dia tidak ingin membuat koleganya di klub lain dan wasit yang memimpin tersinggung. "Akan ada yang terluka nanti," tandasnya.