Peter Bosz, Borussia Dortmund, dan Harakiri

20 November 2017 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dortmund pada sebuah laga di Liga Champions. (Foto: Patrik Stollarz/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Dortmund pada sebuah laga di Liga Champions. (Foto: Patrik Stollarz/AFP)
ADVERTISEMENT
Borussia Dortmund, di bawah arahan Peter Bosz, boleh tampak meyakinkan di awal. Mulanya, Dortmund berhasil memenangi tujuh dari delapan laga mereka di Bundesliga secara berturut-turut. Catatan gol dan kebobolan mereka juga luar biasa: 21 berbanding 2.
ADVERTISEMENT
Namun, Bosz harus menyadari bahwa menggantikan peran Thomas Tuchel tak semudah yang dikiranya. Pasca-kekalahan 1-2 melawan VfB Stuttgart, tekanan di pundak Bosz makin menggila. Kelahan itu, ngomong-ngomong, adalah kekalahan ketiga Dortmund secara berturut-turut di Bundesliga. Dan kalau hendak melihat ke seluruh kompetisi, Dortmund hanya menang sekali dari lima laga terakhir. Itupun melawan tim yang mungkin asing di telinga Anda –Magdenburg, tim divisi tiga liga Jerman.
Proses kekalahan Dortmund dari Stuttgart itu juga menggambarkan carut-marutnya skuat mereka saat ini. Dortmund harus kebobolan gol konyol di lima menit pertama. Marc Bartra melakukan back-pass ke Roman Buerki, lalu di sanalah Chadrac Akol menyambar bola yang hendak diterima Burki dan mengubahnya menjadi gol.
Lalu, Dortmund harus bekerja keras untuk menebus gol tersebut —dan berhasil melakukannya pada menit 45+3 berkat Maximilian Phillip. Andre Schuerrle gagal mengeksekusi penalti, dan Phillip menyambar bola muntahan tersebut. Sialnya, mereka kebobolan lagi di saat babak kedua baru berlangsung enam menit.
ADVERTISEMENT
Josep Brekalo dibiarkan lepas dan empat bek Dortmund seakan pasrah jika timnya kebobolan. Meski Dortmund mendominasi penguasaan bola, mereka tidak betul-betul mendominasi permainan. Stuttgart secara efektif sukses memanfaatkan dua (dari empat) attempts on target menjadi gol. Sementara, Dortmund cuma menghasilkan satu gol dari 7 attempts on target.
Stuttgart pada akhirnya berhasil membukukan kemenangan ke-500 mereka di kandang sepanjang sejarah Bundesliga.
“Kekalahan ini jelas menyakitkan,” jelas Bosz, sebagaimana dilansir ESPN. “Kami ke sini untuk menang, jadi kami kecewa. Ketika kamu melihat bagaimana kami kebobolan, itu jelas kelewwat konyol. Itu menyakitkan karena performa kami cukup baik di babak pertama. Kami bermain baik setelah kebobolan di babak perdana, namun di sepertiga akhir lapangan kami memang lemah. Di babak kedua jelas performa kami buruk. Kami perlu tetap berjalan, kami tak boleh menyerah.”
ADVERTISEMENT
Pernyataan Bosz sendiri diperkuat oleh Andre Schuerrle. Sang pemain memiliki penggambaran yang unik: ia membandingkan kekalahan ini dengan harakiri (bunuh diri).
“Pertandingan seperti ini membuatku sungguh frustrasi. Setelah kami memberikan kesempatan kepada lawan secara cuma-cuma, kami bermain cukup baik di awal. Kami memiliki kontrol, bermain sepak bola yang baik, menggulirkan bola dan hampir mencetak gol. Sedih betul bahwa kami hanya mencetak satu gol,” ujar Schuerrle.
“Babak kedua menjadi kelewat buruk. Kami tak boleh mengulangi performa seperti ini lagi. Kami bikin banyak kesalahan dan kebobolan dari satu counter-attack ke counter-attack lainnya. Ini macam harakiri saja,” pungkas Schurrle.
Pada Rabu (22/11/2017) dini hari nanti, Borussia Dortmund akan menghadapi Tottenham Hotspur di ajang Liga Champions. Meski kedua tim sama-sama kalah pada akhir pekan lalu, Spurs jelas berada di posisi yang lebih aman karena mereka adalah pemuncak klasmen Grup H. Sementara saat ini, Borussia Dortmund berada di posisi ketiga dengan hanya mengoleksi dua poin.
ADVERTISEMENT
Akankan Dortmund bisa menang demi memupuk motivasi mereka kembali? Atau justru performa harakiri Dortmund akan kita saksikan kembali?