Philippe Coutinho: Dari Barcelona ke Barcelona

7 Januari 2018 16:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coutinho pada laga kontra Burnley. (Foto: Reuters/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho pada laga kontra Burnley. (Foto: Reuters/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Tan Malaka, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, pernah menuliskan sebuah buku yang berisikan tentang perjalanan; Perjalanan di mana ia mengarungi asam garam perjuangannya, dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pengasingan ke pengasingan lain.
ADVERTISEMENT
Buku itu berjudul Dari Penjara ke Penjara. Dan di tulisan ini nantinya, tak akan ada cerita tentang buku tersebut atau juga tentang Tan Malaka itu sendiri. Sebab, kami hanya ingin menukil judul buku itu, untuk menceritakan kisah yang lain.
***
Philippe Coutinho tidak lahir begitu saja sebagai bintang. Jauh sebelum dirinya menjadi pemain termahal kedua dunia seperti saat ini, Coutinho lebih dulu melalui jalan yang cukup panjang.
Di jalan panjang yang melelahkan itu, salah satunya ada masa di mana dia "diasingkan". Pada masa itu, kebetulan, Coutinho menjalani pengasingan di tempat yang sama dengan masa dirinya ingin meraih impian-impiannya saat ini: Barcelona.
Cerita itu bermula di tahun 2012. Kala itu, setelah dua tahun berada di Italia, Coutinho tak kunjung mendapat tempat di klubnya, Internazionale Milan.
ADVERTISEMENT
Dua tahun sebelumnya, pemuda Brasil itu didatangkan Inter dari Vasco da Gama setelah di usia 18 tahun dia berhasil menembus tim utama, bermain gemilang, dan menunjukkan jika dirinya memang memiliki bakat besar yang kelak akan membawanya menjadi pemain besar pula.
Ekspektasi Inter tinggi. Tapi sayangnya, dua tahun berlalu sejak kedatangannya, semua tak sesuai rencana. Bakat yang mereka lihat di Vasco da Gama itu tak bersinar di Italia. Inter dikecewakan ekspektasi.
Tak heran kemudian pada tahun 2012, Inter lebih memilih "menyekolahkan" anak muda itu dulu. Kala itu, di pengujung musim dingin, tawaran datang dari Spanyol. Espanyol, salah satu klub asal Barcelona, ingin menampung dan memberi Coutinho ilmu-ilmu lain yang mungkin bisa kembali membuat bakatnya berkilau.
Coutinho saat berseragam Espanyol. (Foto: JOSEP LAGO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho saat berseragam Espanyol. (Foto: JOSEP LAGO / AFP)
Di Barcelona sana, Coutinho tak dikecewakan Espanyol. Mereka memberi pemuda itu banyak kesempatan. Tercatat, ada 16 penampilan yang ditorehkan Coutinho hanya dalam setengah musim saja di Espanyol. Mauricio Pochettino, pelatih Espanyol kala itu, benar-benar percaya bahwa ada hal besar yang dimiliki Coutinho.
ADVERTISEMENT
Dari penampilannya itu, Coutinho memang hanya berhasil mencetak 5 gol dan 1 assist saja, tapi di sanalah dia berhasil menemukan titik balik dalam kariernya. Di sanalah dia akhirnya mengaku bisa beradaptasi dengan benar pada sepak bola Eropa yang selama dua tahun terakhir membuatnya jadi pesakitan.
"Karena begitu sulit di Italia, saya merasa lebih mudah beradaptasi di Spanyol selama masa peminjaman saya di Espanyol," kata Coutinho dalam sebuah wawancara seperti dilansir CNN.
Anak ketiga dari tiga bersaudara itu menunjukkan banyak hal di Espanyol. Coutinho menunjukkan jika dirinya memiliki magis seperti pemain Brasil kebanyakan. Kebetulan saat itu, dia juga berada di tim yang tepat; di tim yang benar-benar memberikannya ruang untuk berkreasi.
ADVERTISEMENT
Enam bulan diasingkan, Coutinho ditarik kembali oleh Inter. Tapi Inter benar-benar tak memberikannya kesempatan kedua. Ilmu yang digapai Coutinho di Spanyol tak pernah Inter gunakan di Italia. Satu musim setelahnya, sang pemain malah dilego ke klub Inggris, Liverpool.
Dan di sana, kita semua tahu, sisa ceritanya adalah sejarah sampai kemudian Coutinho memutuskan kembali ke Barcelona, pada musim dingin enam tahun setelah dia pertama kali menginjakkan kaki di sana.
Coutinho tengah panas-panasnya. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Coutinho tengah panas-panasnya. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Kali ini, Coutinho tidak lagi sedang diasingkan. Dia justru yang memilih jalannya sendiri kendati Liverpool sudah melakukan segala cara agar dirinya tak angkat kaki dari Merseyside. Dia dan keinginannya yang memilih Barcelona.
Sebab mungkin Coutinho merasa, sama seperti enam tahun silam, dengan kembali ke Barcelona, dia mungkin bisa kembali menjejak fase yang membuat kariernya akan terbang tinggi lagi. Sebab di usia emas seperti saat ini, impian-impiannya sebagai seorang pesepak bola mungkin cuma bisa dia gapai di sana.
ADVERTISEMENT
Karena tempat terbaik bagi Coutinho mungkin bukan di Merseyside atau Milan, tapi di Barcelona sana.