news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Piala Afrika: Nigeria Kalahkan Burundi, Guinea Ditahan Madagaskar

23 Juni 2019 5:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan Piala Afrika 2019 antara Nigeria dan Burundi. Foto: REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Piala Afrika 2019 antara Nigeria dan Burundi. Foto: REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
ADVERTISEMENT
Minggu (23/6/2019) dini hari WIB, dua pertandingan Grup B Piala Afrika 2019 bergulir. Nigeria sukses mengalahkan Burundi dengan skor 1-0 di pertandingan pertama. Sementara, Guinea imbang dengan Madagaskar dengan skor 2-2.
ADVERTISEMENT
Mari membahas pertandingan pertama terlebih dahulu. Sebelum sepak mula dilangsungkan, Nigeria jelas diunggulkan. Pasalnya, mereka merupakan salah satu tim terbaik di Afrika—tiga kali Nigeria sukses menjuarai Piala Afrika. Di satu sisi, Burundi merupakan tim dengan peringkat FIFA terendah (134) di gelaran Piala Afrika 2019 ini.
Kendati begitu, pertandingan tak berjalan satu arah bagi Nigeria seperti yang sebelumnya diprediksikan. Burundi sukses memberikan perlawanan yang ketat. Mereka bahkan nyaris mencetak gol di awal laga lewat sundulan sang pemain bertahan, Frederic Nsabiyumva.
Nigeria tentu saja tak mau dipermalukan oleh lawannya itu. Untungnya, mereka memiliki pemain-pemain dengan kemampuan individu yang oke seperti Wilfried Ndidi, Samuel Chukwueze, dan Alex Iwobi. Namun, tetap saja, membobol gawang Burundi bukan perkara mudah mengingat betapa rapatnya mereka bertahan.
ADVERTISEMENT
Masuknya Odion Ighalo di 20 menit terakhir pertandingan akhirnya mengubah nasib Nigeria. Penyerang Shanghai Shenhua yang sempat memperkuat Watford itu memecah kebuntuan ‘Elang Super’ lewat golnya di menit ke-77.
Gol Ighalo ini pun tercipta dengan sangat manis. Umpan back-heel bek kiri Nigeria, Ola Aina, sukses mengelabui pertahanan Burundi, dan kemudian membuka ruang bagi Ighalo. Penyerang berusia 30 tahun itu langsung melepaskan tembakan kencang ke gawang kiper Burundi, Jonathan Nahimana.
Pada akhirnya, Nigeria sukses merengkuh kemenangan. Namun, kredit tinggi mesti diberikan kepada Burundi. Tim yang diperkuat oleh penyerang Stoke City, Saido Berahino, itu berhasil menyulitkan lawannya yang lebih berpengalaman. Burundi bahkan mampu melepas tembakan mengarah ke gawang (6) ketimbang Nigeria (3).
ADVERTISEMENT
Kejutan dari Sang Debutan
Berpindah ke pertandingan lainnya, pertemuan antara Guinea dan Madagaskar juga disinyalir akan mudah bagi kubu yang disebutkan di awal.
Pasalnya, Guinea memiliki beberapa pemain jempolan yang merumput di Eropa seperti Francois Kamano, Amadou Diawara, Ibrahima Traore, dan tentu saja, Naby Keita.
Kualitas pemain Madagaskar tentu kalah jauh dari Guinea. Selain itu, Piala Afrika edisi tahun 2019 ini merupakan Piala Afrika pertama bagi Madagaskar.
Pertandingan Piala Afrika 2019 antara Guinea dan Madagaskar. Foto: REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Meskipun begitu, kenyataan yang terjadi di lapangan tak seperti apa yang diprediksikan. Guinea terbukti kesulitan menghadapi sang debutan.
Di menit ke-34, Guinea sebenarnya berhasil unggul. Penyerang Dijon FCO, Sory Kaba, mencetak gol setelah memanfaatkan umpan terobosan Diawara. Gol Kaba ini menjadi satu-satunya gol yang tercipta di babak pertama.
ADVERTISEMENT
Menariknya, babak kedua menjadi milik Madagaskar. Dari menit ke-49 hingga ke-53, Madagaskar sukses mencetak dua gol.
Gol pertama mereka diciptakan oleh sang gelandang, Anicet Andrianantenaina lewat sebuah sundulan hasil umpan silang Carolus Andriamahitsinoro . Sementara, gol kedua Madagaskar dicetak oleh sang pencipta assist gol pertama, Andriamahitsinoro.
Dua gol cepat Madagaskar ini berhasil menyentak Guinea. Serangan demi serangan mereka lancarkan. Mereka juga memasukkan Keita, yang mengawali pertandingan dari bangku cadangan.
Upaya Guinea tersebut akhirnya membuahkan hasil. Di menit ke-65, Guinea mendapatkan penalti setelah Traore dijatuhkan. Kamano yang maju sebagai eksekutor sukses menuntaskan tugasnya.
Guinea tentu tak puas dengan hasil imbang. Namun, determinasi Madagaskar, plus efisiensi Keita dkk. yang buruk—hanya tiga dari 15 tembakan yang mengarah ke gawang—membuat skor 2-2 tak berubah hingga akhir pertandingan.
ADVERTISEMENT