news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Piala Dunia 2018: Brasil Punya Rataan Gaji Tertinggi, Panama Terendah

10 Juni 2018 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol pemain Timnas Brasil (Foto: Andrew Yates/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain Timnas Brasil (Foto: Andrew Yates/Reuters)
ADVERTISEMENT
Secara tak kasatmata, sepak bola punya hubungan yang begitu erat dengan uang. Baru-baru ini, Nick Harris yang berakun Twitter @sportingintel merilis daftar gaji pemain yang bermain di Piala Dunia 2018. Gaji ini diukur Harris dari pendapatan rata-rata setiap pemain dari 32 negara peserta selama setahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Nah, besaran gaji pemain setiap kesebelasan ini ternyata melahirkan satu asumsi: Semakin besar gaji pemain setiap tim nasional, maka semakin apik prestasi tim nasional tersebut. Begitu pula sebaliknya.
Menggunakan hitung-hitungan dan asumsi seperti ini, maka sudah sepantasnya bila laga babak delapan besar akan dilakoni oleh negara-negara yang gaji para pemainnya menempati posisi delapan besar.
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Brasil adalah peserta yang memiliki rata-rata gaji pemain termahal. Dipimpin oleh Neymar, rata-rata gaji pemain Tim Samba mencapai 5,8 juta poundsterling per tahunnya.
Di bawah Brasil, ada raksasa Eropa, Spanyol. Mereka berada di urutan kedua setelah gaji satu pemainnya per tahun mencapai 5.47 juga poundsterling. Rataan gaji Spanyol sedikit lebih banyak ketimbang Belgia yang berada di urutan ketiga dengan 5.22 juta poundsterling per laga. Prancis menutup posisi empat besar dengan perhitungan gaji sebesar 5.21 juta poundsterling
ADVERTISEMENT
Argentina tak mau kalah. Dipimpin oleh Lionel Messi, Sergio Aguero, dan Gonzalo Higuain, bayaran setahun satu pemain mereka mencapai 5,04 juta poundsterling atau tercatat sebagai urutan kelima Timnas dengan gaji pemain tertinggi.
Di posisi enam, ada Jerman yang mencatat rataan gaji pemain dengan nilai selangit. Juara Piala Dunia 2016, memiliki rata-rata gaji hingga 4,87 juta poundsterling per tahun. Sementara posisi tujuh dan delapan menjadi milik Inggris dan Portugal.
Di sisi lain, Panama menjadi peserta dengan rata-rata gaji terkecil. Gaji rata-rata negara yang lolos dari zona CONCACAF tersebut hanya mencapai 150 ribu poundsterling. Di atas Panama, ada Iran yang rata-rata satu pemainnya dihargai 360 ribu poundsterling.
Sepintas, besarnya gaji berkorelasi positif dengan kualitas pemain dan skuat secara keseluruhan. Bila mempertimbangkan hal ini, maka asumsi Harris tadi menjadi masuk akal. Namun, tak jarang di atas lapangan bola, hitung-hitungan gaji menjadi ilusi. Dan yang namanya ilusi, keberadaannya kerap menyamarkan lubang-lubang teoritis yang menganga.
ADVERTISEMENT
Pada kenyataannya, besaran gaji tak selalu bisa menjadi patokan. Gelaran Piala Dunia 2014 menjadi buktinya. Kala itu, Spanyol yang datang dengan sekelompok pemain yang kualitasnya tak jauh berbeda dengan saat ini, justru gagal di fase grup.
Pun demikian dengan kenyataan bahwa pemain-pemain Kosta Rika tak punya rataan gaji yang wah. Dengan rata-rata gaji pemain yang tak mentereng, Keylor Navas dkk. bisa dengan mudah mengalahkan Uruguay dan Italia di Piala Eropa 2016.