Piala Dunia 2018: Demi Masa Depan Martial di United dan Timnas Prancis

28 Mei 2018 5:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Martial merayakan gol yang dicetaknya. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Martial merayakan gol yang dicetaknya. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
ADVERTISEMENT
Didier Deschamps sudah mengumumkan para pemain yang akan dibawanya ke Piala Dunia 2018 Juni mendatang. Dalam 23 nama tersebut, tak ada nama-nama beken macam Anthony Martial, Alexandre Lacazette, Karim Benzema, Dimitri Payet, dan Kingsley Coman.
ADVERTISEMENT
Dua nama yang disebut belakangan ditepikan dengan alasan jelas: cedera. Sementara Martial, Lacazette, dan Benzema memang kalah saing dibanding skuat yang ada saat ini.
Deschamps sendiri sudah mengungkapkan alasannya tidak mengikutsertakan Martial dan Lacazette. Pelatih yang sempat membesut Juventus itu beralasan jika Kylian Mbappe, Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan Nabil Fekir telah memenuhi kebutuhan tim.
Sementara itu, William Gallas, pemain yang membawa Prancis menjuarai Piala Konfederasi 2003 dan runner-up Piala Dunia 2006, turut mengomentari ditepikannya deretan pemain bintang tersebut. Sebagai mantan pemain Premier League, Gallas lebih menyoroti Martial dan Lacazette.
"Saya menyayangkan Lacazette, karena ia bermain bagus pada musim pertamanya di Inggris," kata Gallas kepada Goal.
ADVERTISEMENT
Lain Lacazette, lain pula Martial. Gallas mengatakan jika konsistensi jadi masalah Martial terlalu tidak konsisten. Meski dengan usianya yang masih muda, mantan pemain AS Monaco itu masih memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuannya.
“Martial? Saya tidak menyayangkan kehadirannya, karena (sebenarnya) dia memiliki kesempatan. Dia sering masuk skuat sebelumnya, saya pikir dia telah melewatkan kesempatannya tampil Piala Dunia," katanya.
Lantas apakah memang demikian?
Jika menilik jumlah gol, Lacazette memang lebih unggul dibanding Martial. Mantan penyerang Olympique Lyon itu sudah menghasilkan 14 gol untuk Arsenal di ajang Premier League. Jauh lebih banyak ketimbang Martial yang cuma mengemas 8 gol untuk Manchester United.
Oke, Lacazette memang memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa karena langsung nyetel dengan skuat Arsene Wenger. Akan tetapi perlu diingat juga bila Lacazette juga diberikan banyak porsi untuk melepaskan tembakan. Menurut Whoscored, ia mencatatkan rata-rata 2,1 tembakan per laga, terpaut tipis dari Pierre-Emerick Aubameyang --dengan 2,4-- yang direkrut Arsenal tengah musim lalu.
Lacazette cetak brace untuk Prancis. (Foto: REUTERS/Thilo Schmuelgen)
zoom-in-whitePerbesar
Lacazette cetak brace untuk Prancis. (Foto: REUTERS/Thilo Schmuelgen)
Akan tetapi, untuk menjustifikasi jika penampilan Martial lebih buruk ketimbang Lacazette bukan cuma berdasar pada kuantitas gol semata. Perlu digarisbawahi bila minimnya jam terbang adalah faktor utama peraih Golden Boy edisi 2015 tersebut. Kendati tampil 31 kali di Premier League, hanya 18 di antaranya ia turun sebagai starter. Lebih rincinya hanya 1584 menit, bandingkan dengan Lacazette yang menyentuh angka 2212.
ADVERTISEMENT
Selain itu peran Martial berbeda dengan Lacazette yang cenderung diplot sebagai algojo serangan. Sementara itu bukan rahasia lagi jika United amat mengandalkan Romelu Lukaku untuk mencetak gol.
Opsi alternatif Jose Mourinho dari lini kedua juga jatuh kepada Paul Pogba bukan Martial. Dalam sistem Mou, ia juga tak diberi keleluasaan lebih untuk melepaskan umpan kunci untuk menciptakan peluang, melainkan dengan kemampuan dribelnya. Itulah mengapa torehan gol Martial lebih sedikit dibanding Lacazette kompatriotnya tersebut.
Di sisi lain, Martial lebih unggul dari rata-rata kesuksesan take-ons dengan 2,39 jika dirata-rata di tiap pertandingan. Nyaris dua kali lipat dari capaian Lacazette sebanyak 1,36. Martial juga unggul tipis dibanding kompatriotnya jika menilik catatan assist. Satu assist lebih banyak satu ketimbang Lacazette yang cuma mengumpulkan empat.
ADVERTISEMENT
Konklusi dari pembelaan Martial di atas bukan cuma membuat dirinya tak lebih buruk bila dibandingkan Lacazette. Akan tetapi juga memunculkan asumsi, bahwa sudah seharusnya Martial meninggalkan United jika ingin menyelamatkan kariernya dan rutin tampil bersama Prancis di turnamen Piala Dunia dan Piala Eropa mendatang.