Piala Dunia 2018: Empat Pilar Timnas Jepang Putuskan Pensiun

4 Juli 2018 22:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keisuke Honda. (Foto: Martin Bureau/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Keisuke Honda. (Foto: Martin Bureau/AFP)
ADVERTISEMENT
Setelah tersingkir dari Piala Dunia 2018, Tim Nasional Jepang melepas beberapa pemain penting mereka, Keisuke Honda, Makoto Hasebe, Takashi Inui, dan Gotoku Sakai. Keempatnya memutuskan pensiun dari Tim Nasional.
ADVERTISEMENT
Bagi Jepang, Rusia 2018 adalah perjalanan yang serupa roller coaster. Dari awalnya tidak memasang ekspektasi tinggi hingga akhirnya memunculkan salah satu thriller paling menegangkan di Piala Dunia 2018.
Jepang memecat pelatih mereka, Vahid Halilhodzic, hanya dua bulan sebelum turnamen. Langkah ini terbilang berisiko mengingat dengan mepetnya waktu persiapan, The Samurai Blue boleh jadi bakal kesulitan menemukan pakem yang pas.
Pengganti Halilhodzic adalah Akira Nishino. Beruntung buat Jepang, Nishino adalah mantan direktur teknik JFA (federasi sepak bola Jepang) sehingga ia tidak buta-buta amat dengan kekuatan yang dimiliki timnya.
Kendati begitu, Nishino hanya punya satu uji tanding sebelum akhirnya memilih 23 pemain yang akan dibawanya ke Rusia. Ia pun harus berpusing-pusing menentukan formasi yang pas untuk skuatnya.
ADVERTISEMENT
Pada masa uji coba, Nishino sempat bergantian memainkan Takashi Inui dan Shinji Kagawa bergantiian sebagai starter. Namun, di putaran final, keduanya justru sering dimainkan bersamaan di starting XI.
Jepang angkat koper di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS/Marko Djurica)
zoom-in-whitePerbesar
Jepang angkat koper di Piala Dunia 2018. (Foto: REUTERS/Marko Djurica)
Dalam tiga pertandingan fase grup, Jepang tidak sekadar dikenal sebagai tim yang pendukungnya selalu bersih-bersih tribune sebelum pulang, tetapi juga tim Asia dengan penampilan paling baik.
Pemain-pemain Jepang tidak sekadar ulet, tetapi punya teknik operan bagus dan punya kecerdasan dalam membaca permainan. Oleh karena itu, mereka bisa menang 2-1 atas Kolombia (well, dengan sedikit ‘bantuan’ kartu merah Carlos Sanchez) dan bermain imbang 2-2 dengan Senegal.
Di babak 16 besar, Jepang membuat orang-orang tercengang. Bertanding melawan Belgia, yang punya skuat bertabur bintang, Hasebe dan teman-temannya justru berani melakukan tekanan sedari awal.
ADVERTISEMENT
Trio Hasebe-Kagawa-Gaku Shibasaki secara konstan melakukan pressing kepada para gelandang Belgia di lini tengah. Begitu mendapatkan bola, mereka akan langsung mengirimkan bola direct ke depan, entah lewat umpan terobosan atau umpan panjang.
Dengan cara seperti itu, Jepang sempat unggul 2-0 atas Belgia. Namun, The Red Devils merespons dengan cepat. Masuknya Marouane Fellaini dan Nacer Chadli terbukti bisa mengubah keadaan.
Lewat sundulannya, Fellaini mengubah kedudukan menjadi 2-2. Sementara itu, Chadli menyelesaikan sebuah serangan balik apik tepat sebelum babak kedua berakhir dan mengantarkan Belgia menang 3-2.
Para pemain Jepang tertunduk lesu. Kagawa merebahkan badannya, tidak percaya keunggulan dua gol itu lenyap begitu saja. Sementara itu, Gen Shoji bertengkurap seraya memukul-mukul tangan ke lapangan —ia sama tak percayanya.
ADVERTISEMENT
Hasebe di sesi latihan Jepang. (Foto: Benjamin Cremel/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Hasebe di sesi latihan Jepang. (Foto: Benjamin Cremel/AFP)
Hasebe, sang kapten, masih bisa memasang raut tenang. Dia masih bisa menjawab pertanyaan di pinggir lapangan dengan tenang dan tertata. Hasebe kecewa, tapi tidak sedikit pun emosinya terlihat bergolak pada wawancara itu.
Pernyataan soal hasil pertandingan itu tidak menjadi yang terakhir darinya. Rabu (4/7/2018), Hasebe mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Gelandang berusia 34 tahun tersebut memutuskan pensiun dari Timnas dan merasa bahwa tempatnya sudah harus digantikan pemain lain.
“Bermain untuk Tim Nasional berbeda dengan klub. Setiap pemain tidak tahu siapa yang akan dipilih dan dimainkan. Jadi, saya paham kalau saya agak sedikit egois ketika mengumumkan ini,” kata pemain yang menjadi kapten Jepang dalam tiga edisi Piala Dunia berbeda itu di Japan Today.
ADVERTISEMENT
Langkah Hasebe juga diikuti oleh Honda (32 tahun). Alasannya sama: Memberi jalan pada generasi yang lebih muda. “Mereka akan menorehkan sejarah baru untuk Jepang,” ucap Honda di BBC.
Honda memang lebih sering jadi pemain pengganti di Piala Dunia 2018. Kendati begitu, ia tetaplah ‘Sang Kaisar’. Tiap kali dimasukkan, pemain Pachuca tersebut selalu bisa memberikan perbedaan.
“Saya senang karena kami punya banyak pemain muda bagus. Sekarang adalah giliran mereka untuk menulis cerita baru,” ucap Honda.
Hasebe dan Honda tidak sendiri. Inui (30), yang menjadi salah satu penampil terbaik Jepang di Piala Dunia 2018, dan Sakai (27) juga memutuskan pensiun dari Timnas. Namun, alasan keduanya berbeda: Ingin fokus di level klub.
ADVERTISEMENT