Piala Dunia 2018: Mengapa Sane Dicoret dan Brandt Masuk Skuat Jerman?

4 Juni 2018 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Leroy Sane merayakan golnya. (Foto: Reuters/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Leroy Sane merayakan golnya. (Foto: Reuters/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Tak ada nama Leroy Sane saat daftar 23 pemain Tim Nasional Jerman dirilis. Pertanyaan kemudian diarahkan kepada Joachim Loew, selaku arsitek Die Mannschaft.
ADVERTISEMENT
Kurang bagaimana lagi, coba? Sane adalah bagian penting di balik keberhasilan Manchester City meraih titel Premier League musim lalu. Ia bahkan sukses mencetak 15 assist untuk The Citizens, hanya kalah dari maestro asal Belgia, Kevin De Bruyne.
Catatan itu masih ditambah dengan kontribusi 10 gol yang sudah dicetaknya di Premier League. Lalu, Jangan lupakan juga bila Sane telah meraih anugerah pemain mudah terbaik Premier League musim ini versi PFA.
Namun, apa kata Loew?
“Anda harus melihat gambaran besar sehingga kami memiliki tim yang seimbang yang siap untuk semua kemungkinan," kata pelatih berusia 58 tahun itu seperti dilansir The Guardian.
Keseimbangan memang jadi prioritas dalam skuat Loew. Menjadi hal yang logis mengingat Jerman mengandalkan kecairan di lini depan. Dengan konsep demikian, nilai agresivitas seorang individu yang tertuang dalam gol atau assist tak lagi penting.
ADVERTISEMENT
Alhasil, pemilihan pemain pun didasarkan pada kolektivitas. Alasan itu juga yang juga jadi latar belakang Loew mengikursertakan Sebastian Rudy sebagai pelapis Toni Kroos, Sami Khedira, dan Ilkay Guendogan. Padahal, Rudy cuma 16 kali diturunkan sebagai starter oleh Jupp Heynckes di Bayern Muenchen.
"Kami memiliki para pemain yang bagus di sisi sayap, Thomas Mueller dan Marco Reus. Julian Draxler juga tampil menawan di Piala Konfederasi dan membuat kemajuan di sana," kata Loew.
Loew sendiri mengandalkan format 4-2-3-1, yang hanya menyisakan dua tempat untuk pemain sayap. Sejauh ini, ia punya empat nama bagus untuk mengisi dua pos itu: Julian Brandt, Reus, Mueller, dan Draxler. Dua nama yang disebut belakangan tampil ciamik saat berhadapan dengan Spanyol akhir Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Mueller sukses mencetak sebiji gol, sementara Draxler mengukir tiga umpan kunci. Yang lebih penting lagi, keduanya aktif dalam aksi bertahan lewat enam tekel dan tiga kali unggul dalam duel udara.
Namun, jika ingin 'menyalahkan' satu nama yang membuat Sane tak turut serta ke Rusia, Brandt-lah orangnya.
"Leroy Sané dan Julian Brandt bersaing ketat. Keduanya memiliki kualitas yang besar, keduanya bagus dalam duel satu lawan satu," kata Loew.
Andai gol dan assist jadi tolok ukurnya, Brandt yang cuma mengemas 9 gol dan 3 assist untuk Bayer Leverkusen di Bundesliga tentu kalah jauh ketimbang Sane. Namun, kembali lagi bahwa prioritas Loew adalah keseimbangan dan Brandt adalah orang yang cocok.
ADVERTISEMENT
Pemain berusia 22 tahun itu lebih piawai dalam menjalankan aksi bertahan ketimbang Sane. Menurut Squawka, Brandt unggul ketimbang Sane dari rata-rata intersep dengan perbandingan 0,61 dan 0,41; duel udara 0,58 berbanding 0,47; serta sapuan, 0,32 berbanding 0,19.
Selain itu, Brandt juga tak kalah baik ketimbang Sane perihal menciptakan peluang. Ia mengukir 1,71 umpan kunci per laga. Bandingkan dengan Sane yang cuma menyentuh angka 1,31. So, Brandt lebih memenuhi kriteria Loew.
"Mungkin dia (Sane) belum tampil maksimal di pertandingan tim nasional. Dia melakukan pekerjaan yang baik melawan Austria, mencoba bekerja di pertahanan dan mencoba melakukan transisi. Tidak ada salahnya di sini. Dan perilakunya di luar lapangan juga apik," ucap Loew.
ADVERTISEMENT
Selain Sane, Loew juga mencoret Bernd Leno, Jonathan Tah, dan Nils Petersen. Padahal Petersen merupakan penyerang asli Jerman dengan jumah gol terbanyak di Bundesliga dengan 15 gol --hanya kalah dari Robert Lewandowski yang muncul sebagai pencetak gol terbanyak liga.
Loew bukannya tidak pernah memberikan kepercayaan kepada Sane. Laga uji tanding kontra Austria, Minggu (3/6/2018) jadi buktinya. Sayang, penampilannya masih belum memuaskan mantan asisten Juergen Klinsmann tersebut. Manuel Neuer dan kolega keok 1-2 dari tim besutan Franco Foda tersebut, sekaligus menggenapkan catatan kekalahan Jerman menjadi dua kali beruntun.