Piala Dunia 2018 Tak Boleh Menjadi Akhir bagi Timnas Inggris

8 September 2018 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Southgate pimpin sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Southgate pimpin sesi latihan Timnas Inggris. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
ADVERTISEMENT
Piala Dunia 2018 tidak boleh menjadi akhir bagi Timnas Inggris. Keberhasilan mereka menembus partai semifinal melahirkan ekspektasi sendiri bagi publik. Gareth Southgate menyadari betul fenomena ini. Lewat ajang UEFA Nations League, Inggris kembali mendapat kesempatan untuk membuktikan bahwa daya ledak dan kesolidan mereka bukan pencapaian sementara. Apalagi, di laga perdana Liga A Grup 4 yang akan dihelat di Stadion Wembley, Minggu (9/9/2018) pukul 01:45 WIB, mereka akan menghadapi Timnas Spanyol.
ADVERTISEMENT
"Walaupun kami belum mengalahkan tim-tim top, kami tetap harus memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda untuk mengasah keberanian mereka dan membangun mereka sebagai sebuah tim. Saya harus mendapatkan keseimbangan yang benar antara mempertahankan dan meningkatkan permainan," jelas Southgate, mengutip The Guardian.
"Hasil pertandingan yang kami raih adalah konsekuensi dari keputusan yang benar dan keteguhan untuk tetap memegang standar yang tinggi, termasuk komitmen kami untuk terus mengembangkan setiap detail permainan," ucap manajer kelahiran Watford itu.
Menghadapi gelaran UEFA Nations League sekaligus uji tanding melawan Swiss (11/9/2018), Southgate sudah memanggil 23 pemain. Kebanyakan mereka yang masuk daftar panggil merupakan bagian dari skuat Timnas Inggris di Piala Dunia 2018.
Perubahan yang dilakukan Southgate hanya terlihat dari lima nama tambahan. Kelimanya adalah Marcus Bettinelli (Fulham), Joe Gomez (Liverpool), Luke Shaw (Manchester United), James Tarkowski (Burnley), serta Alex McCarthy (Southampton). Yang menarik, Southgate bahkan berani menyisihkan tiga nama senior yang ikut ambil bagian di Rusia: Gary Cahill, Ashley Young, dan Jamie Vardy.
ADVERTISEMENT
Di Rusia sendiri, Inggris tampil mengesankan. Pencapaian mereka ke babak semifinal menjadi yang pertama kali sejak 28 tahun. Keberhasilan itu pulalah yang dinilai sanggup membungkam kritik yang kerap melanda Timnas Inggris. Kebanyakan, kritik itu berbicara soal penampilan Inggris yang hanya meledak-ledak di kualifikasi, tapi melempem di putaran final.
Timnas Inggris di sesi latihan UEFA Nations League.  (Foto:  Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Inggris di sesi latihan UEFA Nations League. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Terlebih, yang memanggul asa untuk menjadi tim yang lebih kuat dan solid tak hanya Inggris, tapi juga Spanyol yang bakal menjadi lawan mereka. Spanyol boleh terguncang di Piala Dunia 2018 karena pemecatan pelatih secara mendadak. Alhasil, pergantian pelatih itu memengaruhi penampilan di sepanjang pesta sepak bola empat tahunan itu. Walau mampu lolos dari fase grup, di babak 16 besar, mereka kalah menyakitkan dari tuan rumah, Rusia, lewat babak adu penalti.
ADVERTISEMENT
Menelan hasil buruk seperti itu, Spanyol tak berkubang dalam kekecewaan. Pelatih mereka, Luis Enrique, melakukan beberapa pembenahan. Ia memanggil sejumlah nama baru. Mulai dari Inigo Martinez, Marcos Alonso, Suso, dan Dani Ceballos, hingga Alvaro Morata yang notabene berarti pemanggilan kembali. Itu belum ditambah dengan inovasi Enrique menyoal pembenahan psike. Di aspek ini, ia menggunakan metode escape room dan memberlakukan aturan larangan penggunaan ponsel saat makan. Tujuannya, untuk memperat hubungan siapa-siapa yang menjadi bagian dari tim.
Mewaspadai kebangkitan Spanyol yang ditandai dengan pembenahan yang mereka lakukan, Inggris wajib menjaga daya ledak dan kesolidan seperti yang mereka bawa ke Rusia. Dengan performa seperti itu, mereka diharapkan dapat bersaing di Liga A UEFA Nations League.
ADVERTISEMENT
"Kami harus memastikan bahwa Rusia bukanlah akhir untuk tim ini. Itulah yang menjadi hal terpenting. Pencapaian di Rusia adalah momen tersendiri bagi kami, tidak ada yang bisa mengusirnya dari ingatan kami ataupun publik. Pencapaian itu selalu punya tempat di hati kami dan orang-orang Inggris. Tapi, bergerak maju dan menjawab ekspekstasi adalah dua persoalan lain yang tak kalah penting. Ekspektasi publik menyehatkan tim, sehingga harus kami jawab," ujar Southgate.