Piala Dunia 2018: VAR yang Masih Diiringi Keraguan

9 Mei 2018 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VAR sedang digunakan. (Foto: Valery Hache / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
VAR sedang digunakan. (Foto: Valery Hache / AFP)
ADVERTISEMENT
Video Assistant Referee (VAR) sudah dikonfirmasi penggunaannya di ajang Piala Dunia 2018. Walau sudah pasti bakal digunakan, pada akhirnya keraguan masih mengiringi VAR jelang penggunaannya di Piala Dunia 2018 kelak.
ADVERTISEMENT
Sekitar pertengahan Maret 2018 lalu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, resmi menyetujui penggunaan VAR untuk ajang Piala Dunia 2018. Lampu hijau ini didapat setelah Infantino, bersama dengan para anggota International Football Association Board (IFAB), menyimak hasil analisis independen yang dikeluarkan oleh Universitas KU Leuven, Belgia.
"Saya bisa mengatakan bahwa ini (VAR) memiliki dampak positif dalam pertandingan. Berdasarkan hasil percobaan dari 1.000 pertandingan, tingkat akurasi keputusan (wasit) meningkat dari 93% menjadi 99%, mendekati sempurna," ujar Infantino seperti dilansir BBC.
"Kami akan menggelar Piala Dunia pertama dengan wasit yang dibantu oleh video. Ini keputusan penting, sangat penting dan bersejarah," tambahnya.
Namun, meski sudah disetujui penggunaannya oleh FIFA di ajang Piala Dunia dan sudah melalui berbagai tahapan ujian, VAR tidak serta merta langsung diterima oleh berbagai khalayak. Mauricio Pochettino, Simone Inzaghi, Jose Mourinho, dan Juan Mata adalah pihak-pihak yang pernah protes soal penggunaan VAR di dalam pertandingan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja. Dalam beberapa momen, VAR memang kerap membuat jalan pertandingan jadi membingungkan. Di Bundesliga, pernah ada kejadian Mainz mendapatkan penalti setelah wasit meniupkan peluit pertanda babak pertama usai dan para pemain sedang berjalan keluar lapangan.
Di Belgia, pertandingan Club Brugge menghadapi Anderlecht harus tertunda sampai 15 menit karena sistem VAR yang belum siap. Di Australia, VAR malah mensahkan gol offside dalam penentuan gelar juara Liga Australia.
Semua situasi ini membuat Kepala Pengembangan Teknologi FIFA, Johannes Holzmueller, sedikit pusing. Dia malah belum yakin perihal penggunaan VAR di Piala Dunia ini, walau dia juga tahu bahwa yang terbaik harus tetap dilakukan.
Layar besar yang menampilkan VAR. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Layar besar yang menampilkan VAR. (Foto: Carl Recine/Reuters)
"Ada beberapa momen ketika kamera VAR malah tidak bergerak. Video tidak ada. Operator sudah berusaha sebisa mungkin mengatasi hal tersebut tapi tak ada satu kejadian pun yang berhasil direkam," ujar Holzmueller dilansir ESPNFC.
ADVERTISEMENT
"Setelah mempelajari banyak kejadian tersebut, kami mengakui bahwa masih ada kesalahan dalam sistem VAR. Kami banyak belajar dari kesalahan sistem VAR ini. Sekarang, kami akan bersiap menghadapi Piala Dunia dan memperbaiki sistem VAR yang sempat rusak ini," tambahnya.
Teknologi, pada dasarnya, bersifat memudahkan. Ia bisa menjadi solusi, asal penggunaannya diterapkan secara tepat. Namun, yang namanya teknologi, apalagi sebuah mesin, acap mengalami kerusakan. Oleh karena itu, banyak rencana harus disiapkan oleh FIFA, tidak hanya mengandalkan VAR saja. Hal ini disuarakan oleh Massimo Bussaca, Kepala Wasit FIFA.
"Saya selalu bilang bahwa kita harus siap dengan rencana B. Orang yang hanya mengandalkan rencana A lazimnya akan gagal. Selalu ada peristiwa tak terduga yang terjadi," ujar Busacca.
ADVERTISEMENT
"Di Piala Dunia nanti, menggunakan VAR adalah sesuatu yang baik. Tapi, tujuan VAR bukanlah semata untuk membuat keputusan dari wasit menjadi 100 persen akurat. Semua harus ingat bahwa VAR ini digunakan untuk menghindari skandal yang kerap terjadi di pertandingan Piala Dunia," imbuhnya.