Piala Dunia Wanita: Nyali, Modal Penting Inggris Hadapi 'Kekejaman' AS

30 Juni 2019 13:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Wanita Inggris merayakan kelolosan ke semifinal Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Damien MEYER / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Wanita Inggris merayakan kelolosan ke semifinal Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Damien MEYER / AFP
ADVERTISEMENT
Bagi Phil Neville, satu-satunya cara bagi Timnas Wanita Inggris untuk pulang adalah dengan membawa trofi Piala Dunia Wanita 2019.
ADVERTISEMENT
Inggris menjejak ke Lyon yang berarti mengamankan satu slot di partai semifinal. Kemenangan 3-0 atas Timnas Wanita Norwegia mempertemukan Inggris dengan sang juara bertahan, Timnas Wanita Amerika Serikat (AS), pada Rabu (3/7/2019).
Peluit tanda pertandingan dimulai belum dibunyikan saja publik sudah meyakini bahwa laga ini tidak akan berjalan mudah bagi Inggris. Bahkan Neville yakin benar bahwa AS adalah tim yang selalu paham bagaimana caranya untuk menang.
Jangan sampai partai ini menjadi partai recall belaka. Sejak jauh-jauh hari, Neville sudah mewanti-wanti tim didikannya. Berhitung mundur hingga Piala Dunia 2015, Inggris gagal ke puncak karena kalah 1-2 dari Timnas Wanita Jepang di semifinal. Beruntung, posisi ketiga masih bisa direngkuh oleh Inggris.
"Kami harus paham bahwa kekalahan di semifinal itu tidak oke. Kalah di sini pada Selasa (Rabu WIB) menggambarkan kegagalan," tegas Neville, dilansir The Guardian.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Wanita Inggris, Phil Neville. Foto: Damien MEYER / AFP
Siapa juga yang ingin turun arena hanya untuk mengulang kegagalan masa lalu? Tapi, kekalahan tak jarang menjadi jerat yang bersemayam dalam benak dan bukannya tak mungkin membuat mereka ciut nyali saat turun arena.
Padahal, Neville saja melabeli AS sebagai tim yang paling kejam di turnamen ini. Neville tidak berlebihan. AS yang dilatih oleh Jill Ellis itu berhasil mencetak gol sebelum 15 menit pertama di setiap laga mereka di Piala Dunia 2019.
Gol pertama saat laga melawan Thailand yang tuntas dengan kemenangan 13-0 itu muncul pada menit ke-12. Sementara, masing-masing gol pertama pada duel melawan Cile dan Swedia muncul pada menit 11 dan ketiga.
'Kebengisan' Lindsey Horan dan kawan-kawannya tidak berhenti di fase grup. Penampilan di babak gugur menunjukkan fragmen serupa. Melawan Spanyol di babak 16 besar, Megan Rapinoe membuka keunggulan AS lewat gol penalti pada menit ketujuh.
ADVERTISEMENT
Di pertandingan perempat final melawan tuan rumah, Prancis, Rapinoe kembali membuka keunggulan. Bahkan Rapinoe dan teman-temannya sudah bersorak-sorak merayakan gol pertama pada menit kelima.
Untuk melawan tim yang seperti ini, keberanian adalah faktor penting. Maka, Neville ingin Lionesses tak cuma mengaum di arena, tapi mencabik-cabik lawan.
Neville tidak kehilangan akal untuk mendongkrak keberanian tim didikannya. Sebelum berangkat ke Prancis, ia mengundang Katherine Grainger ke pusat pelatihan Inggris di St George's Park.
Grainger merupakan salah satu atlet tersukses di Inggris. Grainger adalah atlet dayung yang mengoleksi satu medali emas dan empat medali perak Olimpiade. Itu belum ditambah dengan enam medali emas serta masing-masing satu medali perak dan perunggu Kejuaraan Dunia yang tersimpan rapi di kabinetnya.
ADVERTISEMENT
Amalie Eikeland (Norwegia) berduel dengan Ellen White (Inggris) di perempat final Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Damien MEYER / AFP
Tak cuma sebelum berangkat ke Prancis, Grainger juga 'hadir' memberi injeksi morel kepada para penggawa Inggris jelang perempat final. Hanya, kali ini ia datang dalam rupa video.
"Anak-anak itu terinspirasi dengan pesan yang disampaikan Katherine (Grainger). Sebelum berlaga melawan Norwegia, saya ingin mereka mendengar lagi pesan atlet yang sudah merengkuh banyak pencapaian ini," ucap Neville.
"Ia berkata begini kepada mereka: 'Kita harus habis-habisan dan melampaui ekspektasi. Kita harus percaya akan segala rasa sakit yang kita alami dan pengorbanan yang kita buat. Kita harus menerima bahwa proses ini akan menyakitkan.' Ternyata pesan itu memiliki efek lebih hebat daripada segala hal yang bisa saya katakan," jelas Neville.